Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Iseng’ Category

Saya suka bingung sendiri kalau sudah ngumpul sama beberapa teman, yang baru kenal ataupun sudah kenal lama, kalau sudah duduk bersama ngumpul yang dikeluarkan adalah handphone atau gadget lainnya. Lalu semua sibuk masing-masing dengan gadgetnya. Saya sih biasanya jadi bengong melihat sekitar. Lho kok tiba-tiba sepi, begitu pikir saya.

Bukannya saya engga seneng yah, orang-orang pada maen hape atau sms-an, atau ngapdet status di sosmed seperti twitter, facebook, friendster (eh masih musim gitu?), atau apa lah, for your information, saya kan kerja di perusahaan telekomunikasi bergerak selular. Setiap saya melihat orang-orang yang telponan atau sms-an, apalagi kalau tau orang itu pake nomor dari operator tempat saya bekerja, hati saya girang banget. Seperti orang jualan yang melihat dagangannya laku.

Tapi oh puhleaase… masa iya gara-gara gadget kita jadi tidak berinteraksi dengan orang di sekitar kita? kalau saya ditengah orang yang pada maen gadget, saya suka bingung dan mati gaya sendiri, mau ngajak ngomong juga ga enak. Serba salah. Ntar buntut-buntutnya saya juga ngeluarin gadget saya sendiri dong. Padahal sih sebenernya males maen gadget, mendingan keluarin tali spintrong terus lompat-lompat dekat mereka.

Apalagi kalau liat orang nyetir mobil atau bahkan menyetir motor, yang tetap maen telponan dan sms-an. Pengen banget ngempesin mobilnya atau motornya. Sebegitu pentingnya maenin hape gitu ya, sampai harus menantang bahaya buat nyawanya sendiri dan orang lain? kalau engga sayang nyawa sendiri sih terserah, tapi kalau ada orang lain yang kudu ikutan beresiko kehilangan nyawa gara-gara ketabrak orang yang apdet status facebook sambil nyetir, itu mah kebangetan.

Terus lagi kalau sudah di rumah, apa iya ibu bapak dan anak semua maen gadget? mana dong quality time buat keluarga? kalau saya sih sudah di rumah biasanya matiin handphone, atau membiarkan handphone saya silent atau kehabisan batre dengan sendirinya, sebelum diperlukan lagi buat nelepon. Sengaja, biar ga ditelepon soal kerjaan hihihi, lagian ga pernah ding, bos saya pengertian. Sepertinya di tempat kerja saya, sudah otomatis kalau hari libur tidak banyak yang membicarakan kerjaan, kecuali darurat perang.

Sayang banget dengan maraknya berbagai gadget saat ini, dari iphone, tab, ipad, ipod, note, bb dan sebagainya kok malah menyempitkan hubungan sosial antar mahluk yang sebelahan, dunia makin meluas dan ada di genggaman, tapi juga makin sempit karena interaksi sosial dengan sekitar yang makin berkurang. Saya malah pernah membaca di blog keren seorang pioneer woman di Amerika, anaknya minta coklat susu dari lantai atas dengan sms kepada ibunya. Praktis sih, tapi teu sopan, hehehe. Demikian lah pengaruh gadget dalam merubah wajah dunia, sudahkah juga berubah wajah Anda?

sumber gambar:http://businformation.blogspot.com/2011/06/pengenalan-dasar-tentang-komponen.html

 

Read Full Post »

Test instagram ke wordpress

http://instagr.am/p/OIp83/

Read Full Post »

Browsing Pagi

Abis liat poster pemilihan Duta Batik Jabar, hehehe lucu gambarnya ga batik sama sekali, tapi malah nampilin vintage woman model enampuluhan. Loh kok rada ga nyambung ya. Ini capture dari website http://dutabatikjabar.tumblr.com/… tuh kan ga batik sama sekali. Tapi, sehubungan dengan saya sendiri suka gambar-gambar vintage..hmm..nya bae we lah *mengangkat bahu*

Duta Batik Jabar

Read Full Post »

Kumis dan Trend Mode

Kumis apa Teralis?

Kumis seperti halnya bunga Tulip pernah menjadi wabah, kita pernah mendengar era Tulip Mania, tapi entahlah apa ada istilah Whiskers Mania. Yang jelas, di jaman dulu kumis pernah merajalela dan beberapa kali menjadi mode pada saat itu. Kumis rupanya memiliki motto: lebih besar lebih jantan lebih baik. Saya pernah mendengar teori bahwa suplai itu bertambah sesuai kebutuhan. Apakah pada jaman itu kaum perempuan menetapkan kumis sebagai standar kebutuhan mereka, saya tidak tahu.

Siapakah pencetus kumis sebagai mode? Apakah para penggiring sapi alias koboi Amerika? (bukan Cowboy in Paradise yang jelas mah; mereka gondrong dan anak pantai, tidak berkumis sama sekali). Ada sebuah quote yang saya comot sembarangan dari anggota Klub Kumis Amerika:

“I like the big and bushy, that’s what the cowboys had”

Wyatt Erp

Kumis bahkan ada klubnya! Luar biasa. Anggota klub pemilik kumis berdimensi besar lebar dan panjang itu dalam beberapa kurun waktu tertentu mengadakan kontes kumis. Di lain cerita, dari hasil menilik sejarah para koboi terkenal, ternyata memang banyak yang berkumis. Pantas maupun tidak pantas, yang penting kumis. Para penggemar film koboi tentu mengenal film legendaris Wyatt Erp dalam  Tombstone. Sebetulnya film tentang Wyatt Erp ada beberapa kali dibuat. Namun saya terutama menyukai film yang Val Kilmer berperan sebagai Doc Holliday (soalnya saya naksir Doc Holliday setengah mati, namun teman saya pernah ngeledek, penyakitan gitu kok ditaksir. Padahal biar penyakitan dia setia kawan, jago nembak dan pinter judi).  Nah rupanya karena kumis sedang menjadi mode, Wyatt Erp asli (bukan dalam film) memelihara kumis dari beberapa dekade, dari ukuran kecil sampai dengan menyamai ukuran dan bentuk tanduk bison.  Dapat disimpulkan www pada jaman itu adalah kependekan dari Wild West Whiskers.

Kalau di kantor saya, untuk ungkapan kekaguman (atau ledekan) kepada pemilik kumis, kami biasa bertanya dengan nada surprised, “wah itu kumis atau gagang telepon?” Namun, secara pribadi saya bukan pengagum kumis. Kalau dalam bahasa Sunda mah, saya cukup katakan “kumis?, ah meni bala” terhadap kumis tipis ala Kaisar Cina, atau kumis tebal seperti sikat WC, tanduk bison, maupun gagang telepon, atau kumis yang tidak niat seperti kumisnya Adolf Hitler. Terima kasih saya ucapkan kepada suami saya yang tidak memelihara kumis dalam dimensi apapun (tapi tempat bekas cukuran kumis yang baru tumbuh beberapa mili itu enak sekali)

Kontes Kumis dan Jenggot

Manusia mengenal berbagai macam tipe kumis memang, di kampung Gajah, kami mengenal ada Jeng Enda si Kumis Bawah, dan Koh Fahmi si Kumis Lele. Bimbo pun membuat lagu manis tentang kumis yang tidak kelimis dilantunkan dengan genit dan kenes oleh Iin Parlina:

“itu kumis itu kumis itu kumis..kumis lelaki….terdampar dengan indahnya antara hidung dengan bibir….”

kalau tidak salah liriknya ada yang seperti itu.

Sepulang kantor hari ini saya pulang lewat Maghrib. Dan jiwa saya terguncang sungguh melihat papan reklame di bando jalan Asia Afrika. Ukurannya? Tentu saja luar biasa besar.

“By all hairs on the whiskers of Kurvi Tasch!!! Seru saya.

Nun disana, terpampang dalam kampanye Partai Demokrat: kumis Andi Mallarangeng dalam skala 1:1000 dan bersinar oleh lampu neon di papan tersebut.

Read Full Post »

My Wishlist

CBRSebelum ngelamun itu dilarang berikut adalah barang-barang yang ga bakal saya tolak kalau ada orang yang hilang akal dan mau ngasi ke saya sebagai hadiah ulang tahun saya bulan depan. Jadi masih ada banyak waktu kan?

Honda CBR 150 ..cakep kan?

Yang ke dua, adalah Katana. Ya Katana. Si cantik yang keji. Yang asli ya kalau mau ngasih. Jangan replika.

hattori_hanzo_kill_bill_sw-320e-2

dan saya juga ga akan berkata tidak untuk Blackberry Bold, atau iPhone. Tapi Blackberry Bold juga engga apa-apa.  Dan sekaligus dibayarin langganan setahun juga ga apa-apa. (more…)

Read Full Post »

Training dan Pelajaran Moral

Seumur-umur saya ikutan yang namanya sekolah, kuliah, dan training, dan apapun yang diselenggarakan di kelas dan diharuskan duduk selama berjam-jam di kursi akan membuat saya berjuang dengan penuh ketidakberdayaan melawan kantuk.  Hanya materi yang sangat sangat menarik bagi saya atau pengajar yang super duper gak ketulungan charming dan gantengnya (yang sayangnya sangat sangat sangat sangat langka) yang mampu menahan leher  dan saya tetap berada pada posisi sebagaimana semestinya dan  membuat saya bertingkah laku selayaknya siswa yang baik.

Mending kalau posisi jatuh tertidurnya dalam keadaan elegan.  Jatuh tertelungkup di meja, atau tiba-tiba ambruk ke belakang, atau ngiler, sepertinya pernah saya alami. Tidak sesuai sekali dengan citra yang ingin saya bangun sebagai perempuan yang anggun, feminin, serius, dan terpelajar. Rupanya saya memang dikutuk.  Bila saya sendiri sedang serius entah mengapa selalu mendapat teman training yang tidak serius.  Pernah suatu waktu di jaman dahulu kala, pertama saya masuk kerja di perusahaan ini, kami diisolasi di Indosat Training Center di Purwakarta selama 2 minggu kalau tidak salah (cukup membuat beberapa orang terlibat cinta lokasi), ada manusia yang setiap harinya selalu dan selalu menimpuki saya dengan kertas yang dibentuk bola-bola. Menjengkelkan.

Kalau sedang iseng agar tidak mengantuk, dan trainingnya merupakan materi dengan banyak contoh kasus dan mengharuskan presentasi, saya akan dengan senang hati akan bolak-balik presentasi di depan kelas. Lumayan dapat reward jadi presenter terbaik.  Karena bolak-balik ke toilet ternyata tidak efektif untuk mendapatkan reward. Misalnya pengguna toilet terbaik di training 3 G for Non Teknik 2007. Percayalah,  saya mengalaminya soalnya.  Ya iyalah. Garing pisan ya?. Ah biarin, pagi ini memang saya lagi garing.

Kemarin saya baru ikutan training lagi. Lepas dari berhasil tidaknya materi itu masuk ke otak saya, saya memetik pelajaran berharga disini bahwa:

1. Bawalah pulpen dan alat tulis selama training, karena meminjam terus itu memalukan, dan akan mungkin akan mendapat pinjaman pulpen warna pink yang kalau dipake menulis pulpennya gemetar dan tintanya hampir habis.

2. Bawalah minyak kayu putih dan cairan penghangat lainnya karena duduk seharian dalam ruang ber-AC dengan kopi, teh dan snack yang mengalir, membuat badan kita terasa melar dan penuh angin yang menyebalkan. Angin dudukkah itu namanya?

3. Bila training di Gedung Cyber di dan Anda berjalan dari jalan Gatot Subroto dekat Wisma Mulia, tidak usah membawa ransel berat berisi Macbook dan Makeup dan peralatan lainnya. Apalagi bila kesiangan dan memakai sepatu hak tinggi.

Demikian.

Read Full Post »

Tentang Akupuntur

Dalam hal tertentu saya bisa sangat keras kepala atau sekali waktu bisa sangat mudah terbawa arus. Istilah Sunda dalam hal ini adalah: kabawa sakaba-kaba (terbawa-bawa begitu saja) atau tuturut munding (terbawa-bawa oleh kerbau).  Istilah yang terakhir lebih enak didengar rasanya. Paling tidak saya bisa mengatakan orang-orang yang menjadi penghasut saya tidak lebih tidak kurang adalah kerbau.

Misalnya dalam hal berbelanja.  Suatu waktu saya sudah bersumpah dari awal pergi bahwa saya akan berfungsi sebagai supir saja bagi kelompok Nyonyah-nyonyah teman kerja saya sang pengunjung setia mall pada jam istirahat dan kalau perlu saya akan menggunting kartu kredit saya sebelum pergi,  dan cukup puas diupahi teman-teman saya segelas teh hijau dingin tanpa whipped cream di Starbuck atau seporsi makan siang saja di Food Court. Itu teorinya. Prakteknya saat saya mengantar mereka nyeklok di counter ini itu kadang-kadang belanjaan saya malah lebih banyak dari mereka.  Setan-setan perempuan itu selalu berbisik ” apa gunanya kartu kredit bila tidak digesek?” Dan saya akan pulang dengan rasa bersalah dan bertekad kembali untuk  menggunting kartu kredit saya begitu menemukan benda tajam apapun yang pertama-tama saya lihat.  (more…)

Read Full Post »

Kegilaan Nomor Sekian

Bila Anda masuk ke sebuah lift gedung perkantoran yang cukup mentereng dan berada satu lift dengan seorang wanita berumur 30-an, cantik (ehm), kulit putih bersinar, keren (uhuk), modis, dengan gaya cuek seeenaknya, tatapan mata agak kosong, dan wajahnya dipenuhi dengan jarum yang ditusukkan disana-sini sampai nyaris seperti manusia berwajah landak, apa yang akan Anda pikirkan? Apakah Anda berpikir perempuan cantik tersebut mengalami pergeseran kejiwaan atau hanya coba-coba berlatih debus?

Kejadian sebenarnya terjadi hari ini pada jam-jam selepas istirahat siang perkantoran. Saya mengendap-ngendap masuk lift barang dari tempat parkir. Dan tentu saja saya saya akui saya rada gila, atau mungkin hanya pergeseran kejiwaan yang tidak dapat langsung masuk kategori kegilaan. Namun saya yakin dari 1 sampai 44 kegilaan menurut Andrea Hirata, memasuki lift di siang bolong dengan wajah penuh jarum mungkin dapat digolongkan pada kasus kegilaan tertentu. (more…)

Read Full Post »

Resolusi Again

Dapat timpukan dari Jeng Ina untuk membuat resolusi tahun 2008. Sejujurnya apa-apa yang saya canangkan di awal tahun setelah dievaluasi kebanyakan hasilnya gagal. Contohnya menurunkan berat badan dan bebas dari hutang. Rasanya teman-teman lama saya sejak tahun ’96 di kantor juga tahu (Ya ya kamu Neng Ira, dan juga kamu, Jeng Nining, dan tentu saja Teh Didah dan Mba Dayu), saya selalu berkata penuh semangat di akhir tahun “Tahun depan adalah tahun bebas hutang!”. Dan ternyata sampai sekarang pun toh saya tidak pernah terbebas dari kutukan kelebihan lemak di badan dan kreditan ke bank.

Lagipula apa yang saya niatkan tidak selalu berakhir dengan apa yang diharapkan. Contohnya saya berniat tahun 2007 saya akan belajar main biola dan gitar. Eh ternyata saya malah belajar lempar pisau dan menembak. Saya berniat memperbaiki nilai-nilai saya sebelum yudisium, eh ternyata ijazah malah keburu keluar (jadi we IPK saya jeblok). Saya berniat pergi ke Eropa, eh jadinya malah ke Hongkong. Saya berniat menambah satuuuu aja kemampuan yang bisa menunjukkan sisi feminin saya yang penuh kelembutan, misalnya menyulam atau membuat keramik (romantis banget kan menyok-menyokin tanah liat sambil dipeluk dari belakang kayak di pelem Ghost). Ternyata malah hobi tidur saya yang makin menjadi-jadi. (more…)

Read Full Post »

Older Posts »