Feeds:
Posts
Comments

Sebuah Ilustrasi

Pendek. Paling tingginya tidak mencapai 150 cm sekalipun. Badannya besar di tengah. Alias besar di lingkaran perut. Kakinya kecil sehingga posturnya seperti kodok. Ditambah leher yang jauh dari kata jenjang. Payudaranya sudah lama melorot rupanya sejak bertahun lalu. Sekilas terlihat behanya yang murahan tidak mampu menjaga agar isinya tidak luber keluar dari cup. Tentunya merosotnya membuat putingnya sudah meraih pinggang. Seperti cerita lama tentang setan kalong wewe. Seperti itulah kira-kira gambaran ilustrasinya.

Bibirnya yang bergincu tebal warna menyala ditarik ke bawah sudutnya oleh tarikan mulut yang menyiratkan meremehkan orang lain. Riasannya tebal rupanya berupaya membuat shading di hidung agar terlihat mancung. Highlightnya berlebihan menegaskan bahwa hidung pesek itu sulit disembunyikan dengan kontur gelap dan terang. Mata diberi sudut celak hitam yang mencuat ke atas yang belepotan tidak rapi. Ditambah tempelan stiker untuk membuat ilusi kelopak mata. Alisnya yang tadinya disulam dengan ala 6D rupanya sudah memerlukan touch up. Digambar lagi dengan pinsil alis yang sialnya kiri kanan tidak simetris.

Rambut sudah menipis dan terlihat botak di ubun-ubun namun diberi bubuk penghitam agar tidak terlihat tipis. Selera berpakaiannya terlalu biasa. Pakaian murah saja ternyata yang dipakainya dengan model sederhana. Ada baiknya tidak mengimbangi cara riasan wajahnya yang cenderung ‘bold’ dan menor. Sehingga tidak terlalu mirip ondel-ondel. Sepatu model wedges dengan ketinggian di atas 5cm adalah terlihat sebagai upaya untuk mendongkrak panjang kakinya agar tidak tenggelam. Kuku-kuku kaki dan tangan dicat warna terang. Adalah lebih baik makhluk ini tidak bersuara. Karena suaranya getas menyakitkan telinga. Lagipula luar biasa menjengkelkan orang yang mendengar bila dia membuka mulut dan mulai menghina orang lain seolah dia lebih hebat dan lebih segalanya.

Ingat Dolores Umbridge di Harry Potter? Nah kira-kira begitulah gambaran sosok ini.

Cerita Awan

Ada satu tempat dimana bila malamnya sehabis hujan, maka dari ketinggian kita bisa melihat perbukitan dengan awan-awan di waktu pagi hari hingga seolah kita berdiri di negeri di awan. Tentunya kudu mengejar tempat itu sebelum matahari terbit, karena bila cahaya sudah meruah melimpah, maka kabut dan awan-awan itu akan memudar dan melebur di udara mengubah bentuk menjadi tidak kasat mata.

Karena tempatnya indah dan aku denganmu senang mematri kenangan, maka saat fajar belum memerah, kita kejar kesana tidak mandipun tak mengapa. Namun saat itu kemarau, sepertinya kita tak bisa berharap banyak kabutnya mengendap karena hujan lama tak kunjung menerpa perbukitan.

Namun tak mengapa, karena pastinya di pagi dingin itu kita akan bisa menemui bunga-bunga rekah, dan sejuk udara tanpa polusi dari jeritan dan kepulan mesin-mesin buatan manusia.

Aku punya kutipan Sapardi puisi untuk kau untuk cerita di bukit itu,

ketika jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa: betapa sengit
cinta Kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya; di langit

menyisih awan hari ini; di bumi
meriap sepi yang purba;
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata, suatu pagi
di sayap kupu-kupu, di sayap warna

swara burung di ranting-ranting cuaca,
bulu-bulu cahaya; betapa parah
cinta Kita
mabuk berjalan, di antara jerit bunga-bunga rekah

menjadi kenangan yang tak pudar dari ingatan, saat kita duduk berdua dengan latar belakang pemandangan yang spektakular, kamu memegang kamera di tangan kirimu, dengan presisi waktu, bersamaan memanggil namaku dan saat aku menoleh, darah berdesir dan jantungku terasa melonjak, karena kau mencuri cium bibirku, dan memotret momen itu.

Masih bahas soal sidang Johnny Depp dan Amber Heard yang menyita perhatian banyak orang. Yang pernah mengikuti tentu mendengar bahwa salah satu analisa dari analisa ahli kejiwaan terkait Amber Heard bahwa dia memiliki gangguan kepribadian Histrionic dan Narcissistic. Sedangkan PTSD atau post traumatic stress disorder yang dinyatakan Amber Heard diidap olehnya, dianggap sebagai sesuatu yang dibesar-besarkan sendiri oleh Amber Heard.

Apa sih Histrionic Disorder?

Secara ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian ini menunjukkan perilaku sebagai berikut:

tidak nyaman dalam situasi di mana dia tidak menjadi pusat perhatian interaksi dengan orang lain sering ditandai dengan perilaku seksual yang menggoda atau provokatif yang tidak pantas (misalnya meminta-minta dipeluk sampai memaksa hubungan intim).

menampilkan ekspresi emosi yang berubah dengan cepat dan dangkal,suasana hatinya mudah berubah dengan mudah dan sering salah kaprah menanggapi sesuatu hal atau pembicaraan secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian pada diri sendiri, senang berdandan dan menonjolkan penampilan baik pakaian atau lainnya untuk mendapat pujian.

memiliki gaya bicara yang terlalu impresionistik dan kurang detail, bahkan melebih-lebihkan dalam bahasanya (hiperbola, bombastis) namun tidak bisa menjelaskan secara spesifik dan terstruktur terkait data atau referensinya. menunjukkan dramatisasi diri, sandiwara, dan ekspresi emosi yang berlebihan, sugestif, yaitu,

mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan,menganggap hubungan menjadi lebih intim daripada yang sebenarnya, mudah terprovokasi.

Punya tendensi mengancam bunuh diri agar keinginannya terpenuhi atau bila ingin mendapat perhatian

Cerita Lalu

Ini cerita tentang suatu jam dimana senja sudah tenggelam. Keramaian, orang lalu lalang, dan percakapan. Tangga berjalan dan juga toko-toko yang bergelimang cahaya benderang. Ini kota yang tak kenal lelah, dimana hingar semakin bingar bila malam semakin dalam. Suasana masih bergelora, lantai dasar penuh pameran. Ada buku, gulungan dan gelaran permadani, juga aneka busana dan alas kaki penuh warna, kulitnya tentu kebanyakan imitasi.

kita berjalan kaki kesini. Menikmati angin malam yang malas-malasan dan enggan hembus melenggang. Seperti biasa kita banyak bercerita, tentang rumah, tentang pohon, tentang kerja, tentang lagu, tentang apapun yang menarik minat kita, juga kenapa dan mengapa aku masih harus di tempat ini. Belajar, kataku. Dulu di kala kesendirian masih menjadi teman baikku, aku belajar untuk skill tambahan, menyibukkan pikiran, mencari lelah, agar tidurku tenteram.

Lalu di bawah tangga berjalan itu, di saat orang lalu lalang di hadapan kita, dan penjual burger dekat kita sedang membungkus pesanan, tanpa ada ucap dan kata-kata, tiba-tiba kau tatap aku mesra.

Repost my old article with edited version

Kadang ada orang yang cuma bisa membaca tanpa bisa mencerna, atau mengambil kesimpulan semena-mena tanpa bertanya. Atau bahkan orang cuma bisa ngomong tanpa pakai otak karena otaknya salah tempat ada di dengkul. Seperti kata Qui-Gon Jinn kepada Jar Jar Binks, “Just because you speak doesn’t make you intelligent.” He means that just because you can talk doesn’t mean you are intelligent. A lot of people talk, but they are stupid and say nothing of consequence.

Judul di atas ini bukan ngata-ngatain orang. Ini bukan sindiran, ini bukan fabel. Ini bukan saya yang bikin analogi. Ini kutipan yang saya ambil dari sebuah adagium yang saya ambil dari berbagai sumber. Kenapa berbagai sumber? Soalnya kalimat ini sudah sering dijadikan ungkapan, dan berseliweran di banyak artikel atau percakapan.  

Tapi sebenarnya asal mula kalimat ini, yang aslinya berbunyi “On the internet, nobody knows you’re a dog” adalah caption di kartun yang digambar Peter Steiner untuk majalah The New Yorker di tahun 1993. Kalau gak percaya cari saja sendiri di wikipedia. Tapi masalah yang ingin saya angkat disini bukan masalah penggunaan kata anjing. Anjing adalah binatang yang baik dan manis. Saya sangat cinta anjing.

Jadi bukan, bukan itu. Saya hanya mencermati betapa pasnya kalimat itu dengan kondisi dunia maya ini. Siapa sih yang tahu dibalik komputer di seberang sana? Apakah benar perempuan ataukah lelaki, ataukah mahluk jejadian. Who knows kan?. mengangkat bahu. Siapa sih yang tahu kalau foto saya yang mejeng di profil ini sebenarnya sudah saya edit habis-habisan sehingga muka bopeng saya terlihat mulus, dan sebenarnya saya ini sudah operasi ganti kelamin beberapa kali? Ini misalnya lho. Saya tidak pernah pergi ke Thailand atau Korea Selatan untuk operasi.

Ini cuma misal. Betapa banyaknya penipuan bermodus internet dengan social medianya saat ini. Orang pura-pura baik dan mencari simpati lewat tulisan dan kata-kata manis, orang tampak romantis dan baik hati, lalu memberikan foto yang ganteng atau cantik (padahal entah foto comot darimana) dilanjutkan dengan menguras habis-habisan para lelaki atau wanita yang sudah terjerat rayuannya.

Tidak sekali dua kali kita membaca tentang scammer ini. Atau sebaliknya, bisa jadi yang tulisannya gahar menakutkan, atau genit cetar membahana, aslinya santun dan nginyem saat bertemu. Lho kepribadian ganda jangan-jangan. Kadang berbeda memang antara tulisan dan kenyataan. Lalu apakah tulisan itu benar fakta, kisah nyata atau khayalan darimana kita bisa tahu dong? Tentunya hanya penulis yang tahu. Jenis tulisan sendiri berbeda-beda. Pembeda awal adalah fiksi dan non fiksi. Selanjutnya dibagi lagi ke berbagai genre. Lalu tulisan sendiri baik di blog atau kanal-kanal berita, apa tujuan penulis menulis itu? Ya suka-suka yang nulis dong. Bisa jadi orang menulis untuk cari uang, cari sensasi, beropini, berbagi cerita, kisah perjalanan, otobiografi, atau sekedar latihan menulis saja.

Untuk awal, jangan lah mudah percaya, pada apa yang kau lihat, kau dengar, kau baca. Gunakan nalar, akal, pikiran, logika. Jangan sembarang menelan hoax, jangan sembarang menyebarkan berita, jangan sembarang beropini, jangan asal cuap, dan kalau mau cari keributan, kudu tahu konsekwensinya dan memang punya basis data yang kuat dan relevan, dan yakin sepasukan militer buru sergap ada di belakang Anda.

Intinya kadang orang memberi kesan sebaliknya di dunia maya, berbeda dengan aslinya. Terkadang untuk sebagian orang tertentu, internet merupakan pelampiasan sisi lain dari diri yang di kehidupan sehari-hari yang tidak berani ditampakkan. Ada juga untuk berteman dan belajar. Sharing and caring. Menulis adalah karya, bila kita ingin baik hasilnya tentunya perlu latihan. Menulis juga ajang pertemanan.

Lalu bagaimana kita bisa tahu bahwa teman kita adalah orang beneran bukan jejadian? Tidak ada cara paten dan keren untuk membedakan hal ini. Intinya sih jangan mudah percaya, itu saja. Gunakan selalu logika, juga hormati orang lain, selalu berkomentar dan menjalin komunikasi  dalam koridor dengan etika sebagaimana di dunia nyata. Nanti orang beneran atau jejadian, biasanya lama-lama akan terungkap dengan sendirinya. Ada komentar yang saya kutip dari artikel di CNN yang bikin saya tersenyum: “Always remember and keep HOLY: This is the internet, where men are men, women are men, and children are FBI Agents….”

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Di Internet, Gak Ada yang Bakal Tahu Kalau Kau Seekor Anjing”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/miramarsellia/55280d7e6ea834071b8b4582/di-internet-gak-ada-yang-bakal-tahu-kalau-kau-seekor-anjing

Kreator: Mira Marsellia

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Cerita malam

Adalah ketika dimana gelap sudah tergelar ke setiap sudut di petak kecil kita yang sederhana. Sudut dengan kursi tua lungsuran keluarga yang bertahan didera jaman karena kualitas kayu jati yang tentu bukan seperti bubuk abal-abal yang dipress menjadi seolah papan.

Kursi yang mungkin bisa bercerita banyak tentang bokong-bokong yang mendudukinya sejak sebelum jaman pendudukan jepang. Buang angin maupun sekedar melepas penat, juga cerita tentang goresan tipis bekas seorang anak kecil yang berusaha menggergaji dengan pisau swiss punya bapaknya.

Dan di detak-detak jam menuju sepertiga malam, disana kadang kita tidur bersisian dengan jari terjalin menggenggam. Tidak ambil pusing dengan rintik hujan di luar yang mulai deras, karena bocor dan banjir sudah menjadi rutinitas.

Katamu yang penting kau bersamaku, kesayangan. Sampai nanti datang petang dan usai sudah jalan, kita akan kembali berbaring bersisian di malam yang tenang dalam keabadian.

Cerita hujan

Jelang senja hujan deras mendera. Awalnya seperti lembing-lembing tajam menusuk tanah hingga merekah, di sebagian tempat terserap tanpa menjadi cileuncang oleh tebalnya rerumputan dan ilalang. Sejenak angin menghembus tetiba dengan kencangnya menggebah derasnya hujan. Hujan menjadi lembut semanis kabut gula. Turun dengan damai mengalun seperti rincik-rincik kecil kaki peri di Sugar Plum Fairy gubahan Tchaikovsky.

Ah harum darah dewa yang mengawang di udara!

Aku pernah katakan kepadamu wangi tanah selepas hujan adalah berkah dari darah dewa. Petrichor kataku. Petra yang artinya batu dan Ichor, cairan gaib yang diyakini adalah darah dewa-dewa Yunani kuno.

Blood follow’d, but immortal ichor pure,
Such as the blest inhabitants of heav’n
May bleed, nectareous; for the Gods eat not
Man’s food, nor slake as he with sable wine
Their thirst, thence bloodless and from death exempt

Cerita kita, wangi hujan kita, dan sore milik kita. Cuma punya kita berdua.

Cerita sore

Sore itu langit biru cerah nyaris tak menyisakan awan, hanya sesaput awan cirrus menyemburat seperti selendang apsari.

Angin hangat sisa siang yang semarak dengan terik. Suara-suara putaran besi terdengar jauh dari taman ini. Kendaraan yang menyemburkan polusi tersaring oleh barisan pohon rindang bagai penjaga-penjaga hutan Fangorn di Lord of the Rings.

Kita duduk berdua saja.

Tak banyak pertukaran kata. Kita bermain dengan pikiran kita. Aku ingat senandung lagu payung teduh sekilas..tapi kemudian pikiranku kembali memutar ke lain arah. Kita disini hanya menikmati hening. Mungkin dirimu juga sedang menikmati Hypnos yang meniup-niup matamu agar pejam, meminjam belaian angin sore.

Adalah indah saja saat bersama. Lapar mendera. Dan tidak ada uang untuk menukar jadi makanan. Tak mengapa. Masih ada sisa teh susu yang kita bagi segelas berdua.

Yang kita bisa adalah menikmati impian, memintal kenangan. Mungkin suatu hari kita akan lihat juga untaian benang hidup kita di warna senja menjadi kain membentang seperti Gringsing Tenganan.

Tentunya di antara kita sering mendengar istilah Beauty is Pain, Cantik itu Sakit, atau Cantik itu Luka. Dalam dunia kecantikan artinya kalau mau glowing atau mau jadi cantik, harus mau sakit. Ya agak mirip lah dengan cerita di novel Eka Kurniawan, bahwa cantik itu meluka, pengorbanan dan kesakitan, dan bahkan membawa tragedi, walau dalam novel Eka, Cantik disana adalah nama tokohnya.

Cantik walau kata orang adalah hal yang relatif, karena standar kecantikan bagi tiap bangsa, daerah dan individu juga berbeda, namun jelek itu mutlak, hehehe maaf becanda. Bukan begitu maksudnya. Kecantikan adalah hal yang relatif. Contohnya, pasangan saya selalu bilang saya cantik, apalagi kalau lagi ada maunya. Padahal saya yakin seyakin-yakinnya, haqqul yaqin, bahwa di saat dia bilang saya cantik saya dalam kondisi amburadul. Bangun tidur, rambut berantakan, mata bengkak, kadang tersisa kotoran di sudut mata. Namun dia bilang saya cantik, pastinya karena ingin saya masak yang enak buat dia pagi itu.

Namun lepas dari hal relatif tadi, adalah keinginan dan harapan banyak wanita untuk memiliki kecantikan yang masuk di standar umum. Nah disinilah ada hal-hal yang dijadikan standar padahal itu adalah hal yang relatif. Contoh perempuan di Indonesia, cenderung menganggap kulit terang atau putih itu cantik. Berapa banyak produk whitening berupa krim, atau suntik atau infus atau sabun atau apapun yang dipasarkan untuk memenuhi ambisi perempuan menjadi putih. Padahal kata siapa putih itu cantik, yang berkulit gelap dan sangat menarik juga banyak. Yang penting kan kulit sehat, tidak burik, apalagi buduk. Bukan warna kulitnya.

Begitupun dengan anggota tubuh lainnya, standar kecantikan umum, anehnya menurut saya, adalah yang memiliki bulu mata tebal, alis melengkung bak busur Cupid, hidung mancung mencuat, dan bibir penuh mengembang seperti tersengat lebah. Ya memang sih, model kelas dunia misalnya Gigi Hadid atau Kendal Jennner masuk kriteria ini, dan memang terlihat cantik menarik, ya tapi seharusnya tidak juga dijadikan standar.

Standar kecantikan yang bias ini tentunya bermanfaat bagi siapa? bagi industri kecantikan tentunya. Saya juga punya salon kecantikan dan saya senang banyak pelanggan yang ingin memasang bulu mata, menghilangkan kerutan, tattoo alis dan sebagainya. Kenapa? tentu saja karena profit. Saya tidak menyalahkan orang ingin cantik dengan standarnya masing-masing. Sama sekali tidak. Saya mendukung malah. Karena penting bagi orang baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kepercayaan diri.

Kepercayaan diri dapat timbul dengan memiliki penampilan yang menarik dan memenuhi standar umum. Kalau pendapat saya pribadi, sebetulnya lebih baik cantik itu karena perilaku dan gaya hidup yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi pribadi, kulit yang sehat, pola hidup yang sehat, bekerja beristirahat cukup, gaya hidup yang baik, berkata dan berbuat baik, sehingga selain penampilan menarik, juga akan memancar keindahan dari dalam.

Ok itu basic fundamental untuk kecantikan secara fisik dan kepribadian, Pembahasan saya berikutnya adalah bagaimana menjadi cantik dengan perawatan di klinik-klinik kecantikan dan salon. Apakah memang perlu? Menurut saya perlu, sejauh tujuannya apa. Menjadi cantik dan menarik adalah terkait dengan kepercayaan diri. Apabila memang diperlukan untuk melakukan perawatan di klinik atau salon, ada hal-hal yang memang perlu dipikirkan terlebih dahulu. Kenapa? Kadang-kadang tujuan untuk menjadi cantik menarik tadi berujung menjadi addicted. Ga habis-habis rasanya ingin memperbaiki ini itu pada diri dan wajah.

Perlu disiapkan secara mental dan bahkan uang. Jangan sampai kecanduan untuk melakukan perawatan kecantikan yang sebenarnya tidak diperlukan. Perawatan kecantikan ini costly, mahal. Ya ukuran orang kaya ya murah lah. Tapi maksud saya disini adalah, ukurlah dengan kemampuan keuangan kita. Jangan jadikan tujuan awal ingin meningkatkan kepercayaan diri berujung habis-habisan dalam mempermak penampilan. Sebagai contoh, teman saya yang ingin memperbaiki rambutnya menjadi lebat habis uang puluhan juta seharga motor Ninja. Tidak apa kalau uangnya ada, kalau jadi tekor uang belanja itu masalah.

Sebagai contoh mahalnya biaya perawatan kecantikan silakan dicek di website-website klinik kecantikan. Memperbaiki hidung dengan metode thread lift, tarik benang atau tanam benang, bisa belasan jutaan, ini baru hidung yang pesek doang. Tanam benang wajah untuk smile line, ingin tirus, atau double chin, bisa belasan juta. Suntik botox untuk kerutan dahi sekian juta tergantung kliniknya, suntik dna salmon yang sedang trend itu, juga sama harganya berjuta-juta. Pengambilan lemak pipi dari dalam dengan operasi, saya bisa katakan 35 juta menurut info teman yang melakukannya di klinik dokter terkenal.

Jadi sebelum melakukan perawatan kecantikan agar tidak kecanduan, tentunya siapkan dulu mental. Mental yang sehat maksud saya disini, jangan terbawa emosi dan nafsu. Memang katanya dibalik glowingnya seseorang ada mantan yang menyesal. Tapi kalau iya menyesal, kalau bodo amat gimana? Jadikan tujuan perawatan kecantikan ini adalah cara menghargai diri sendiri dengan merawat dengan baik, bukan untuk gaya-gayaan agar dipuji orang. Kedua siapkan finansial dengan baik karena perawatan ataupun memodifikasi wajah ini perlu biaya yang tidak sedikit. Jangan sampai management keuangan rumah tangga terganggu karena addicted to be pretty. Ingat cantik itu luka, kadang tidak hanya sakit fisiknya saja saat menjalani namun juga mengeringkan keuangan yang bisa menjadi masalah apabila tidak direncanakan dengan baik.