Adalah ketika dimana gelap sudah tergelar ke setiap sudut di petak kecil kita yang sederhana. Sudut dengan kursi tua lungsuran keluarga yang bertahan didera jaman karena kualitas kayu jati yang tentu bukan seperti bubuk abal-abal yang dipress menjadi seolah papan.
Kursi yang mungkin bisa bercerita banyak tentang bokong-bokong yang mendudukinya sejak sebelum jaman pendudukan jepang. Buang angin maupun sekedar melepas penat, juga cerita tentang goresan tipis bekas seorang anak kecil yang berusaha menggergaji dengan pisau swiss punya bapaknya.
Dan di detak-detak jam menuju sepertiga malam, disana kadang kita tidur bersisian dengan jari terjalin menggenggam. Tidak ambil pusing dengan rintik hujan di luar yang mulai deras, karena bocor dan banjir sudah menjadi rutinitas.
Katamu yang penting kau bersamaku, kesayangan. Sampai nanti datang petang dan usai sudah jalan, kita akan kembali berbaring bersisian di malam yang tenang dalam keabadian.
Leave a Reply