Ini cerita tentang suatu jam dimana senja sudah tenggelam. Keramaian, orang lalu lalang, dan percakapan. Tangga berjalan dan juga toko-toko yang bergelimang cahaya benderang. Ini kota yang tak kenal lelah, dimana hingar semakin bingar bila malam semakin dalam. Suasana masih bergelora, lantai dasar penuh pameran. Ada buku, gulungan dan gelaran permadani, juga aneka busana dan alas kaki penuh warna, kulitnya tentu kebanyakan imitasi.
kita berjalan kaki kesini. Menikmati angin malam yang malas-malasan dan enggan hembus melenggang. Seperti biasa kita banyak bercerita, tentang rumah, tentang pohon, tentang kerja, tentang lagu, tentang apapun yang menarik minat kita, juga kenapa dan mengapa aku masih harus di tempat ini. Belajar, kataku. Dulu di kala kesendirian masih menjadi teman baikku, aku belajar untuk skill tambahan, menyibukkan pikiran, mencari lelah, agar tidurku tenteram.
Lalu di bawah tangga berjalan itu, di saat orang lalu lalang di hadapan kita, dan penjual burger dekat kita sedang membungkus pesanan, tanpa ada ucap dan kata-kata, tiba-tiba kau tatap aku mesra.
Leave a Reply