Feeds:
Posts
Comments

Abusive Relationship

gara-gara kasus Johnny Depp dan Amber Heard yang lagi hangat di media massa menyangkut persidangan mereka, saya jadi mencari tahu apa itu abusive relationship, bisa jadi di antara kita ini ada yang pernah mengalaminya. saya pernah tanya salah satu team saya kenapa putus dari pacarnya, yang saya tahu, adalah cantik, menarik, terlihat keren. dia jawab, hubungan mereka tidak sehat, toxic banget katanya. nah apa pula ini hubungan yang toxic itu.

ternyata abusive relationship ini punya ciri-ciri, tidak hanya kekerasan fisik, tapi juga ada hal-hal lain. dan ternyata jangan kira bahwa kekerasan fisik ini terjadi laki-laki ke perempuan, banyak juga perempuan tukang ngamuk yang memukuli dan mencakari pasangannya apabila emosi.

salah satu ciri abusive ini adalah perilaku posesif pasangan. dimana pasangannya harus selalu memberitahu pergi kemana dengan siapa dan dimana setiap saat, dan akan marah apabila tidak memberitahukan kemana pergi atau melapor istilahnya. jadi sikapnya adalah selalu ingin mengkontrol dan sangat posesif terhadap pasangannya. contoh, tidak suka pasangannya berteman dengan lawan jenis. apapun alasannya.

Cemburu berlebihan pun merupakan salah satu ciri abusive behavior. cemburu disini juga sering menuduh pasangannya selingkuh atau main mata. pasangan yang abusive ini juga selalu ingin memisahkan partnernya dari pergaulan dan keluarga, menjauhkan diri dari keluarga pasangannya, dan kadang bersikap tidak ramah juga terhadap rekan atau teman dari pasangannya.

Pasangan abusive pun sering melakukan dan mengatakan yang merendahkan baik itu penampilan, kemampuan, intelektual maupun mental, misalnya mengatakan “ngaco”, “payah”, “suami/istri tak ada guna” dan lain-lain. model ini pun sering membanding-bandingkan pasangannya dengan orang lain atau pasangan lain. dengan mengatakan bahwa pasangan lain lebih baik, lebih sayang, lebih perhatian, lebih menghargai, dan hal-hal semacam ini. orang ini pun menyalahkan pasangannya atas apa yang terjadi merupakan kesalahan atau akibat dari sikap pasangannya sehingga dia berlaku atau bersikap demikian. Misalnya, dia mengamuk atau marah-marah dan mengatakan ” ini gara-gara kamu”.

pasangan abusive juga cenderung merusak barang, merobek sesuatu, menendang, dan memukul dengan benda atau tangannya. kadang dia juga mengancam menyakiti anak-anak, atau siapapun yang dianggap merupakan orang yang berharga bagi pasangannya. pasangan abusive bisa mencakar, memukul, atau melakukan kekerasan fisik. kadang untuk mendapatkan hubungan seksual dia melakukan trik atau memaksa dengan mengatakan hal tersebut adalah kewajiban suami/istri.

pasangan yang abusive sering mengancam untuk melakukan hal-hal yang merusak dirinya sendiri, bunuh diri, atau mengancam pergi, atau yang kadang lucu menggunakan cara-cara aneh untuk membuat pasangannya tunduk, di Indonesia kerap terjadi pasangan abusive menggunakan jasa paranormal atau orang pintar untuk mencari tahu kegiatan pasangannya bahkan demi menundukkan pasangannya. segala cara dilakukan demi kepentingan dirinya dengan dalih demi kedamaian dalam hubungan.

nah bila pasanganmu berlaku demikian, sadarilah bahwa bukan kesalahan dari kita juga untuk mereka menjadi berperilaku negatif, segera tinggalkan pasangan model seperti ini sebelum kerusakan terjadi menjadi lebih parah.

You may begin to think that you’re to blame for your partner’s abusive behaviour. An abuser may excuse their behavior by saying something like, ‘It wouldn’t have happened if you hadn’t…’. The truth is that no matter what you do, another person’s abusive behavior is never your fault.

Unrequitted Love

kalau kata anak milenial sekarang, unrequitted love rasanya, ….hmm..anjing banget… gimana engga, rasanya kan menyiksa. coba bayangkan, have you ever been in this situation? kamu cuma bisa memandang seseorang yang kita suka, dan berharap, namun orang tersebut tidak aware, tidak peduli bahkan mungkin menolak karena tidak memiliki perasaan yang sama. nah mungkin di antara kita ada yang pernah mengalami, rasanya menanggung perasaan seperti itu. contohnya, kita setiap hari di tempat kerja yang sama, atau di kelas yang sama, atau di suatu komunitas yang sama, namun hanya bisa memandang dari ke hari, membayangkan dia menjadi pasangan kita, dan mengumpati siapapun pasangan dia sekarang. nah anjing banget kan rasanya?

kamus The Merriam Webster Online Dictionary mendefinisikan bahwa unrequited as “not reciprocated or returned in kind”. ihiks cinta tak berbalas. Filsuf Friedrich Nietzsche aja ikut-ikutan komen bahwa cinta tak terbalas ini adalah suatu kondisi dimana “tak tergantikan… bagi sang kekasih adalah cintanya yang tak terbalas, yang tidak akan dia lepaskan dengan harga apa pun untuk keadaan acuh tak acuh”. lu ngarti maksud Nietszche kagak? kalau gue? kagak..ahahahahaha.

Ada lagi pendapat bahwa cinta tak terbalas ini adalah akibat menginginkan seseorang yang secara posisi atau kualitas di atas diri kita, baik itu kecantikan atau ketampanan fisik, kecerdasan, status sosial, tingkat pendidikan, dan kekayaan. salah satunya demikian. atau misalnya ada hal lain dimana posisi orang yang ditaksir ini, memang out of league, misalnya sudah jadi milik orang lain, alias not available. kadang bahkan ini membuat semakin penasaran dan menginginkan lebih.

Setelah menonton film seri Virgin River di Netflix, saya punya saran buat orang yang cintanya tak terbalas, yaitu move on. Jangan pernah juga menjebak orang yang kita punya crush untuk menjadi pasangan kita dalam suatu ikatan, apabila pasangan kita dalam keadaan terpaksa untuk menikah atau bertanggung jawab, mungkin suatu saat cinta itu bisa datang, tapi kemungkinan lebih besar adalah tidak. Tidak ada hal yang bisa memaksakan cinta atau dicintai, hal itu terjadi dengan alami. Tidak dengan paksaan, tekanan, apalagi jebakan. Memang menyenangkan mencintai tapi lebih menyenangkan lagi mencintai dan dicintai.

Saya pernah bilang pada pasangan saya, menemukan orang yang tepat, yang mencintai kita dan kitapun mencintainya adalah suatu keberuntungan luar biasa dalam hidup ini. Dan untuk orang yang cintanya tak terbalas, camkan bahwa kecantikan, tubuh yang bagus, atau apapun terkait penampilan fisik, tidak akan menjamin pasangan mencintai kita. ada hal yang lebih personal dan mendalam dibanding personal appearance. yaitu, apakah kita mendapatkan “click” dengan pasangan kita? apakah ada saling mengerti dan memahami satu sama lain? apakah kita jujur satu sama lain? karena itu menjadi sebuah pondasi untuk hubungan yang equal dan resiprokal

Unrequited love bisa jadi bukan hal yang kontra produktif. Sebagai contoh, lagu abadi klasikal dan luar biasa indah Fur Elise yang digubah Ludwig Van Beethoven adalah tercipta karena unrequited love tadi, cinta yang tidak kesampaian, karena wanita idaman ini menikah dengan pria lain. Melodi pembuka Für Elise yang terkenal menjadi petunjuk inisial wanita yang dicintai Beethoven. Melodinya dimulai dengan nada E – D# – E, atau enharmoninya E – E♭ – E, dibaca E – Es – E, huruf yang menjadi nada lagu dari nama ThErESE atau bahkan EliSE.

Intinya bahwa cinta tak terbalas adalah bukan alasan untuk kontra produktif bahkan destruktif pada diri sendiri, move on dan pindahkan energi pada hal-hal yang lebih bermanfaat atau mencoba belajar mencintai orang lain yang sekiranya kita dapat mengerti dia, dan dia mengerti kita. Itu lebih baik daripada terus berharap kepada orang yang jauh di luar jangkauan. Walau tidak ada yang tidak mungkin tapi realistis dan terukur lebih baik daripada energi terbuang sia-sia.

Born too Late

Born too late for you to notice me
To you, I’m just a kid
That you won’t date
Why was I born too late?

Born too late to have a chance
To win your love
Oh, why, oh, why
Was it my fate
To be born too late?

I see you walk with another
I wish it could be me
I long to hold you and kiss you
But I know it never can be
For I was

Born too late for you to care
Now my heart cries
Because your heart
Just couldn’t wait
Why was I born too late?

Born too late for you to care
Now my heart cries
Because your heart
Just wouldn’t wait
Why was I born too late?

Why was I born too late?
Too late

engga cuma born too late, tapi salah tempat, salah profesi, salah negara, salah ras juga, salah semua. wait wait, kalau salah born too late kayaknya engga, masih pantas lah. jarak umur aku dan die, ciyee…masih deket. Nahh ini sebenernya bahas apa dan siapa sih? kayaknya getir banget tulisan di siang bolong ini.

Gini, gini.. sejak dulu aku tuh bener-bener crush sama yang namanya Johnny Depp. Sejak pertama dia muncul di majalah jaman dulu, ya iya lah dulu belum ada internet. Tau ada makhluk ganteng beginian ya dari majalah remaja saat itu. Kawanku atau Hai. Ini di gambar berikut dari majalah kawanku tahun 1991, gustiiiii…aku tuh masih SMA saat itu. Ganteng banget pacar dan suami orang ya.

Dulu jaman komputer di kantor masih dekstop. wallpaper aku ya Johny Depp dong ah. termasuk screen savernya. tentunya dapat download susah payah pakai modem jaman dulu itu lah, yang bunyinya berisik itu kalau mau konek. Keren banget rasanya di wallpaper pakai akang tamvan ini. kadang aku suka bengong aja menatap dan menatap. mikirin betapa patah hati aku dulu saat dia menikah dengan Vanessa Paradise. Pacaran sama Winona aja udah bikin hancur luluh lantak ya. tapi ga menghilangkan lah rasa cintaku padanya. Aku tetap konsisten!

Sekarang lagi kasus sama Amber Heard ini, apa ga bikin aku tambah sayang sama dia? kayaknya pengen banget meluk dan bilang, everything’s gonna be okay honey… gitu deh

Does he love me or not?

kadang banyak di antara perempuan kebanyakan over thinking tentang judul di atas, semua sikap tindak tanduk pasangannya jadi analisa. cinta engga sih, selingkuh engga sih. gitu aja bolak balik, nanya diri sendiri atau temannya, atau pasangannya sampai semua pada gila sendiri.

kalau anda kebetulan perempuan dan memiliki pertanyaan seperti di atas. ini jawabannya. tidak. dia tidak cinta. period. stop thinking beginian, serius. ini ngabisin energi. jadi duit juga kagak. mendingan pikirin hal lain, alihkan energi ke hal lain. bikin hal-hal atau kerjain sesuatu yang produktif. kecuali anda penulis artikel atau tukang bikin kuis, ya bolehlah analisa pertanyaan dengan judul di atas.

kalau bukan penulis aka tukang bikin kuis, mendingan daripada mikir begian, urus diri sendiri. love yourself. pasanganmu cinta kamu atau tidak, urusan dia. yang penting diri kita udah jalankan porsi kita. kalau over thinking dan mikirin hal begitu terus, lalu jawab jawab kuis atau ngetes2 pasangan, yang ada ntar ribut deh, apalagi kalau berpikir hasilnya tidak sesuai harapan. yakini aja salah satu, ya atau tidak. dia cinta kek, atau tidak kek, jangan buang energi memikirkan itu. kalau mau geer, ya anggap aja iya, kalau mau move on, anggap aja engga. mudah kan?

Work from Home

menurut saya salah satu solusi dalam mengatasi kemacetan dan polusi asap kendaraan adalah work from home. saya pendukung 100% kerja di rumah, selama memang pekerjaannya memungkinkan untuk itu. apalagi jaman penyakit menular begini. mau dijejerin pro dan con, tetap menurut saya solusi terbaik bagi kesehatan, kemacetan, kebahagiaan keluarga, dan penghematan, adalah yang ya work from home.

cara kerja dari mana saja ini adalah apa yang dicita-citakan dari sejak kapan jaman tahun dulu, mobile office, work from home, hybrid working place, semua itu sudah digadang-gadang sebagai solusi. berapa banyak kendaraan yang dapat dikurangi bila tidak diwajibkan ke kantor tiap hari? berapa banyak ongkos transportasi yang bisa dihemat? berapa banyak oksigen terselamatkan di paru-paru saya dengan tidak menghirup bau ketiak di moda transportasi kereta? amit-amit, cukup sekali saya kegencet hidup-hidup di KRL.

bila perlu ke kantor, ya tentu saja itu hal yang penting dipenuhi. bila memang perlu. misalnya apa sih yang perlu? ya bener-bener perlu tatap muka. misalnya pertemuan rahasia secret agent. lah tapi kan saya bukan agen CIA. atau KGB. btw emang masih ada itu organisasi? keperluan lainnya, misalnya benerin laptop kantor yang ga bisa diremote. hmm apa lagi ya? temu kangen atau makan bersama sesekali boleh lah. kali aja pengen tatap muka saking kangennya sama temen kantor.

tapiii.. selama semua berjalan dengan baik dengan wfh, ya kenapa harus wfo? saya sih orangnya nurut2 aja kalau emang sudah jadi aturan. tapi kan penasaran aja apa sih benefitnya. selama ini dengan wfh sejujurnya malah lebih banyak waktu untuk kerja dibanding jaman waktu wfo. dulu di jalan aja sampai ada istilah tua di jalan saking macetnya ibukota, belum lagi nunggu lift aja sampai kayak antri minyak goreng. ruang meeting juga antri. mau makan siang juga antri, banyak waktu buat ngantri dan macet-macetan.

jadi bila dengan wfh bisa dapat 12 jam kerja, kenapa harus wfo yang efektifnya paling cuma 6 jam? walau sih maunya saya ya wfh juga jam kerjanya normal seperti wfo. ada waktu dimana lewat jam kerja kita juga ingin istirahat, me time, atau meluangkan waktu bersama keluarga. dan itu hak sebagai pekerja, pegawai dan manusia.

Tentang Patah Hati

engga ada yang lucu dengan patah hati. apalagi kalau ngalamin sendiri. tapi kalau temen yang lagi patah hati, entah kenapa ada aja unsur geli gimana gitu ya, apalagi jaman kuliah dulu, hal gak lucu aje seringnya dianggap lucu. brutal kadang-kadang. apalagi becandanya.

di suatu hari yang tentunya saya sudah lupa hari apa dan kapan tepatnya, pokoknya jaman kuliah tingkat dua atau tiga lah, dimana di jaman itu punya duit ga punya duit rasanya happy aja selama tukang teh botol dan mie ayam di kampus masih mau diutangin. nah saat itu kayaknya pagi-pagi sebelum kuliah, saya mampir ke base camp, istilah gaya-gayaan buat rumah kontrakan yang isinya teman-teman kuliah saya yang semuanya laki-laki.

fyi, kampus saya emang mayoritas laki-laki. bahkan di jurusan saya yang notabene judulnya niaga aja kebanyakan juga laki-laki. apalagi di teknik mesin dan sekitarnya. sudahlah disana laki semua, mahluk-mahluk gondrong yang anehnya jarang mandi tapi rambutnya dirawat baik-baik, dengan maskeran lidah buaya atau bahkan merah telur, -serius. saya pernah nguping soalnya obrolan mereka.

nah di base camp yang ga jauh dari rumah yang saya kontrak (tingkat dua saya udah engga ngekost, saya ngontrak rumah kecil), duduklah teman sekelas saya yang bernama panggilan Atom. kenapa dipanggil atom? karena atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi. itu kata Dalton. tapi bukan Dalton bersaudara si cerita Lucky Luke ye. Atom duduk terpekur di ruang depan tempat dimana kita biasa main gaple, engga ada kursi disitu cuma ada karpet. banyak debu bekas rokok dan juga bolong-bolong. sudahlah jangan harap disini bersih sehat dan hygienis. jorok adalah kata singkat padat yang menjelaskan kondisi rumah yang dihuni pria semua ini.

“maneh kunaon tom?” sapa saya. yang artinya kamu kenapa. karena terlihat dia gemetar dengan tubuh kecilnya yang ringkih dan berjaket jeans favoritnya yang sejak sma sudah jadi jaket kebesaran dia. kebesaran dua arti, emang dia bangga dengan jaketnya dan emang kegedean ukurannya. atom teman sma saya juga, yang mana dulu dia juga anggota geng motor, serem lah pokoknya. kecil kecil cabe rawit. tapi saya lupa dulu geng motornya apa ya namanya.

“diputusin euy ku si rina”, jawabnya sedih banget sesedih-sedihnya. wajahnya pucat badan lemas tak bertenaga seperti orang yang sudah diare semalaman dan butuh oralit dan infus elektrolit di UGD sesegera mungkin. oh ya arti kalimat ucapan atom adalah diputuskan oleh pacarnya yang bernama rina. saya sih ga tau orangnya yang mana dan seperti apa. cuma setau saya dia emang udah pacaran lama banget, bahkan bahasannya selulus kuliah mau langsung merit.

“waduh” saya ikut jongkok. “gimana dong” bingung juga gimana ya menghibur cowok yang patah hati. kalau temen perempuan mah ya suka nangis-nangis gitu. ini sih nangis mah engga, cuma kayaknya shock berat. selagi saya ikut duduk terpekur di sebelah atom, datang lagi teman saya berikutnya, nana dan tupeh, nana sering disebut nana dalem, atau seonggok tahi oleh atom dan tupeh. dan tupeh dipanggil seonggok sampah. kita tidak pernah bisa paham apa ide yang mendasari panggilan-panggilan sayang mereka ini. mereka akan saling memanggil “haiii seonggok tahiiiii” dan dijawab lagi, “hoiiii seonggok sampah”, sungguh tidak lucu ya. tapi biarlah selama mereka bahagia.

trus kami semua duduk sebelah atom. lalu atom bercerita, intinya dia masih dalam kondisi kaget, tidak terima, tidak percaya, dan bingung menghadapi kondisi ini. kami hanya bisa manggut-manggut tanda simpati. sambil memesan gorengan dari warung sebelah. lapar juga pagi-pagi belum sarapan. ya bisa dibilang atom ini ada di tahapan denial kalau menurut Kubler Ross grieving cycle.

kami merasa perlu sekali menemani atom di tahap ini. dan kami selalu bisa menemukan alasan untuk tidak kuliah alias membolos. kewajiban kami tentunya adalah menghibur teman yang patah hati. jadi pagi sampai siang kami lanjutkan dengan main gaple. soal main gaple di base camp ini ada cerita lagi tersendiri. ya gitu deh cerita saya, lain kali dilanjut kembali.

Resolusi (again) 2022

sepertinya setelah mampu menata keuangan dengan baik memasuki 2022, karena telah memiliki tambahan asset, tabungan, side jobs, dan 25 tahun kerja di Telkomsel, ini saatnya untuk merapikan lagi apa yang bisa diraih dan ditata ulang kembali di tahun 2022. terkait tambahan asset dan saving tentunya telah dilaporkan pajaknya ya..

namun rupanya Mysa beauty salon yang 2 tahun ini sempat bertahan melalui masa-masa pandemik, rupanya harus pindah lokasi karena di lokasi yang ada sekarang bertambah pesaing yang juga membuka usaha yang sama.

hal lainnya saya akan memperbanyak nonton film lucu, kembali lagi membaca buku-buku, melukis dan menggambar yang dulu menjadi hobi namun sekarang terbengkalai, belajar fotografi dan videografi, menyelesaikan online course lagi, menulis lagi di blog dan mencoba kembali menulis artikel-artikel tentang travelling.

oh ya akan kembali bertanam hidroponik sebagai tambahan kesibukan di pagi hari. kalau masih saja saya kurang kerjaan. Juga cita-cita tahun ini adalah membeli rumah baru di Kotabaru Parahyangan, yang mana harus bisa tercapai di akhir tahun 2022 karena saya ingin membeli dengan cash, tentu saja butuh kerja keras dan menabung lagi, tapi saya yakin pasti bisa.

oh ya, akhirul kata, menjadi perempuan mandiri, cerdas, percaya diri, banyak uang, itu menyenangkan. caranya gimana? saran saya, kurangi lah nonton sinetron dan sering-sering lah nonton sitkom Big Bang Theory.

kalau aku sih, untuk saat ini adalah mother, loving, crazy, uncanny, tired.

Work from Home

Kerja jadi bisa dari mana saja.

Pandemik Covid ini selain tentunya membawa duka cita dan kesulitan besar bagi semua orang, namun tidak dapat dipungkiri di tempat saya bekerja, ternyata hanya pandemik ini yang berhasil membawa digital transformation khususnya dalam hal ini adalah mobile office, memungkinkan di waktu yang sangat singkat.

Saya flashback ke tanggal di pertengahan Maret 2020, di hari terakhir kami bekerja di kantor saat itu. Situasi sangat hectic, beberapa rekan kerja sibuk set up laptopnya agar bisa terkoneksi sebagaimana seharusnya untuk keperluan otorisasi dan akses saat bekerja di rumah nanti, juga membereskan apa-apa di locker yang sekiranya perlu dibawa.

Dari awalnya kami masih menggunakan banyak kertas kerja, dokumen tercetak, juga approval dengan tandatangan basah, semua harus pindah ke digital dalam waktu yang sangat-sangat singkat. Sudah seperti bunyi teks proklamasi. Pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Bulan-bulan pertama bekerja di rumah, oh sungguh luar biasa. Meeting koordinasi seperti tidak ada habis-habisnya. Mungkin banyak dari jajaran manajemen yang masih shock tidak lihat anak buahnya di depan mata. Bisa jadi mereka tidak yakin, ini pada kerja atau bobo siang ya?. Kenyataannya kerja di rumah banyak disampaikan sebagai aspirasi (saya tidak bilang mengeluh disini), bahwa memakan waktu kerja lebih banyak dibandingkan dengan bekerja di kantor. Jam kerja menjadi seolah tanpa memiliki batas yang jelas.

Eh tapi panjang-panjang saya memberikan prolog di atas, sebenarnya bukan mau bahas digital transformation. Oh tidak. Saya malah mau membahas bahwa setelah bekerja sekian lama di rumah dengan tempo atau pace yang lebih teratur dan terbiasa dengan segala meeting online dan sebagainya, saya menemukan bahwa, yang namanya WFH ya emang bisa bekerja dari mana saja. Sejauh ada koneksi internet tentunya. Dan selama kurun waktu WFH ini saya sudah 2 kali malah WFB, Work from Bali dalam waktu yang cukup lama dibanding dulu-dulu yang cuma bisa ke Bali kalau cuma ambil cuti saja.

Sebetulnya WFB ini ga cuma di Bali, ye kannnn? Di Bandung juga WFB, Work from Bandung. Cuma kan saya emang aslinya tinggal di Bandung, jadi ya ga seru aja kalau namanya orang Bandung mah. Sesekali sih emang saya pernah staycation di hotel biar ga bosan-bosan amat di rumah. Sekali di Trans Hotel Gatot Subroto, sekali waktu lainnya di Hotel Padma Ciumbuleuit. Kenapa di hotel tersebut? nanti saya akan review terpisah, kenapa hotel-hotel tersebut ok banget buat staycation.

%d bloggers like this: