Dalam hal tertentu saya bisa sangat keras kepala atau sekali waktu bisa sangat mudah terbawa arus. Istilah Sunda dalam hal ini adalah: kabawa sakaba-kaba (terbawa-bawa begitu saja) atau tuturut munding (terbawa-bawa oleh kerbau). Istilah yang terakhir lebih enak didengar rasanya. Paling tidak saya bisa mengatakan orang-orang yang menjadi penghasut saya tidak lebih tidak kurang adalah kerbau.
Misalnya dalam hal berbelanja. Suatu waktu saya sudah bersumpah dari awal pergi bahwa saya akan berfungsi sebagai supir saja bagi kelompok Nyonyah-nyonyah teman kerja saya sang pengunjung setia mall pada jam istirahat dan kalau perlu saya akan menggunting kartu kredit saya sebelum pergi, dan cukup puas diupahi teman-teman saya segelas teh hijau dingin tanpa whipped cream di Starbuck atau seporsi makan siang saja di Food Court. Itu teorinya. Prakteknya saat saya mengantar mereka nyeklok di counter ini itu kadang-kadang belanjaan saya malah lebih banyak dari mereka. Setan-setan perempuan itu selalu berbisik ” apa gunanya kartu kredit bila tidak digesek?” Dan saya akan pulang dengan rasa bersalah dan bertekad kembali untuk menggunting kartu kredit saya begitu menemukan benda tajam apapun yang pertama-tama saya lihat.
Dalam hal lain. Misalnya perawatan tubuh dan wajah. Saya sudah terhasut pindah dari kosmetik murahan menjadi perawatan rutin di klinik wajah, dan sampai sekarang saya sesali namun tetap belum bisa saya hindari. Contoh konsistensi untuk ketergantungan pada industri yang memanfaatkan obsesif perempuan pada ilusi kecantikan. Dan sialnya perlu saya katakan, tidak banyak perubahan pada wajah saya. Ya kalau jerawat sih rada berkurang lah jumlahnya. Hanya saja memang terlalu banyak effort untuk hal remeh temeh seperti ini. Harusnya saya menterapi diri dengan judul artikel di majalah Hai jaman dulu yaitu “Cintailah Jerawatmu”.
Tuturut munding saya baru-baru ini yaitu terapi akupuntur untuk kecantikan dan penurunan berat badan. Saya terkagum-kagum pada tetangga di meja sebelah yang menurunkan berat badan secara fantastis tanpa mengurangi selera makannya yang seperti kuda. Akhirnya saya mengambil paket seperti yang saya ceritakan di posting saya sebelumnya. Sebelumnya tentu saja saya mengadakan riset terlebih dahulu pada teman-teman saya. Terutama masalah sakit atau tidaknya. Walaupun teh Didah bilang menanyakan sakit tidak pada pemegang Dan 2 Taekwondo adalah salah alamat, karena menurut Teh Didah sudah pasti toleransi rasa sakit orang tersebut mendekati zero.
Beberapa kali berkunjung, tante akupunturis saya selalu menanamkan kepercayaan diri yang tinggi pada bentuk badan saya. Misalnya berkata “Wah lihat, pinggangnya sudah langsing seperti lebah” atau “sudah mulai membentuk seperti bodinya Barbie”. Padahal saya tahu kalau saya dibandingkan dengan Barbie, sama saja dengan membandingkan Munchkin Kids dengan Glinda the Good Witch di film The Wizard of Oz. Namun ini adalah terapi Man! Saya harus percaya. Terapi berhubungan erat dengan sugesti. Dan sugesti dalam bentuk positif akan saya terima dengan senang hati.
Asisten di tempat akupunturis yang saya kunjungi seminggu sekali sepulang kerja atau pada jam istirahat, sering bercerita. Salah satunya tentang tren yang sedang menjamur di kalangan artis Indonesia. Misalnya tentang tren mewaxing daerah berambut dibawah sana yang dibentuk menjadi bunga, atau bentuk heart, atau berjambul seperti bawang kucai dan sebagainya. Bahkan ada artis diva dangdut kondang yang areanya dibentuk seperti taman bunga. Yang saya tak habis pikir mungkinkah areanya seluas lapangan golf dan selebat hutan rimba pedalaman Kalimantan?
teteh gak akan ikut-ikutan yang paling bawah itu kan?? ya kan??? d’oh…
Ya engga atuh neng, huahahaha
#2: naha?
*intina ieu kan?*
3. Ah ya tidak. Saya tidak ikutan munding yang itu.
lapangan golf 1 hole? mang ada? palingan juga buat latihan mukul 😀
jangan bilang2 yak. sampai sekarang saya belum pernah dan belum berani punya kartu kridit.. 😀
salam kenal juga neng mira.. 🙂
Salam kenal mbak mira.. eh teh mira.
Memang mengikuti suatu program perawatan akupuntur kecantikan akan lebih berhasil bila yang melakukannya merasa nyaman & termotivasi dengan baik ya…, kalau abis di tusuk/akupunturis terus mikirin uang yaaa… jadi bete ya.
Demikian juga kalau abis gesek kartu kredit terus nyesel… yaaaa jadinya makan ati. Mendingan kartu kreditnya ditinggal aja dirumah. kan hanya untuk mempermudah transaksi & emergency he he
Sumpah, saya mah mendingan makan esgrim pd rasa daripada
akupuntur.. *serius*
#7 Iya, sekarang udah saya tinggalin di laci terkunci hihihi
#8 Euh rasanya enak juga kok Bi. serius. Cuma ya beda jenis dengan makan es krim. Kalau sambil akupuntur bisa sambil makan es krim sih kayaknya emang lebih enak
#8
yoih yoih! eskrim vanila dong!
*slaah fouks*
#10 eeeeeeerghh… pokoknya wewes utang traktir esgrim!!
mau doooong turun berat badaaannn.. akupunktur na dimana mih..?
#12 di tante Zizi Rosmala, antapani
Mi, sabuk getarnya gimana? Aku pinjem aja deh… Ato aku beli seken deh… hihihihiih…
hua ha ha…. masiiiihhhh.. aja usaha..??? …mau nyaingin mommy-nya irna ya…
(horee… no. celana jeansku sudah mau kepala 2.. huhuy..)
#15 Ra, inget Ora et Labora, juga Mens Sana in Corpore Sano. Saya mah menghayati pisan motto tersebut.
#16 aku mau diajakin akupuntur di tempat bunjems, teh… heuheuheuhe.. mudah-mudahan bu/pak dokternya gak pingsan ngeliat lemak saya… mudah-mudahan jarumnya cukup panjang untuk menembus lemak saya…
*pesimis*
#17 welcome to the club Neng, hihi
#18 kalo akupuntur bisa bikin item jadi mau ikutan?
MAU!
–pesimis
test poto hungkul kaluar teu nya
Salam kenal, Mira.
Saya adalah akupunkturis yang kebetulan doyan blasak-blusuk di internet dan kebetulan nemu blog Mira ini. Seneng rasanya, karena jarang nemu blog tentang akupunktur.
Meskipun penurunan berat badan belum terlihat nyata, jangan menyerah, karena setidaknya Mira pasti tambah sehat. Lagian, enak kan di-akupunktur? he..he..
Buat yg kebetulan baca komen ini dan pengen tahu informasi seputar akupunktur, silahkan baca disini nih: http://bandungacupuncture.wordpress.com
soal pedalamannya jangan bawa-bawa nama kampung saya dong hehe lagian area di kalimantan udeh udeh banyak ‘plontos’nya juga .. aya aya naon ye perempuan itu teh 😀
mbak saya mau tanya neh..akupunture yg paling cepet kliatan hasilnya atau banyak yg antri di jakarta dimana yah..kasih tau dong alamtnya..
Di jalan ciranjang no 29A , jakarta saja mbak he he 72789635
mba tw ga daerah akupuntur di daerah pd bambu ata daerah jaktim yg murah hehehe
mbak eka, coba dr fifi mutia di ruko dekat jalan tol jatiwaringin.
siapa tahu cocok
hello mba…. saya acupunturist juga , salah besar klo akupuntur bisa menurunkan berat badan , menurut saya klo mau menguruskan berat badan selain akupuntur , lakukan exercise dan pengaturan pola makan yang baik. dengan terapi akupuntur untuk melancarkan metabolisme dalam tubuh kita. Klo mba datang ke dokter juga dokter menyarankan exercise , cuman berhubung takut nga laku, biasanya dokter ngasih sugesti aja ke pasien dgn ngasih obat2an penurun bb. Kita bicara realistis aja lah…
*moli:mgkn mmg harus slg dimbangi ya antara lakukan terapi akupuntur dgn menjaga pola makan.setuju.
This is certainly accurate. I was researching on this issue and I concur with your ideas
zizi akupuntur yg dulu di jl elang skrg dimana yah? ada yg tau ga???? thx
Salam kenal,
Sy jg acupunturist, sy yang merasakan hasil’y. Dokter itu cocok dengan sy, syg’y dia adanya di daerah tmpt sy tinggal. Jd klo hrs bolak-lik, brt di ongkos. Sy mohon info’y untuk di daerh pondok gede, ada tidak ya. Lalu brp harga’y? Terima Kasih
Mia, tth kehilangan tante zizi setelah pindah. Katanya ke baladewa ya.. minta alamat tante zizi yang baru dong…