Bila Anda masuk ke sebuah lift gedung perkantoran yang cukup mentereng dan berada satu lift dengan seorang wanita berumur 30-an, cantik (ehm), kulit putih bersinar, keren (uhuk), modis, dengan gaya cuek seeenaknya, tatapan mata agak kosong, dan wajahnya dipenuhi dengan jarum yang ditusukkan disana-sini sampai nyaris seperti manusia berwajah landak, apa yang akan Anda pikirkan? Apakah Anda berpikir perempuan cantik tersebut mengalami pergeseran kejiwaan atau hanya coba-coba berlatih debus?
Kejadian sebenarnya terjadi hari ini pada jam-jam selepas istirahat siang perkantoran. Saya mengendap-ngendap masuk lift barang dari tempat parkir. Dan tentu saja saya saya akui saya rada gila, atau mungkin hanya pergeseran kejiwaan yang tidak dapat langsung masuk kategori kegilaan. Namun saya yakin dari 1 sampai 44 kegilaan menurut Andrea Hirata, memasuki lift di siang bolong dengan wajah penuh jarum mungkin dapat digolongkan pada kasus kegilaan tertentu.
Saya bukan berlatih debus. Ataupun pengikut ajaran fakir India yang bisa duduk diatas hamparan paku tajam yang dipasang berdiri pada selembar papan. Saya mengikuti terapi akupunture atau acupuncture yang tadinya hanya paket pelangsingan pinggang perut malah terus merembet menjadi kiri kanan atas bawah termasuk wajah. Dan tadi saya kembali ke kantor dengan menyisakan beberapa puluh jarum di wajah yang sedianya akan saya cabut di closet sambil cuci muka. Demikian.
Dan sepertinya memang saya tidak ditakdirkan untuk bertemu makhluk yang disebut pria dalam kondisi menarik dan fantastik, namun selalu dalam kondisi yang tidak lazim. Ternyata walaupun saya sudah menggunakan lift barang tiba-tiba di lantai 6 masuk beberapa pria berpakaian rapi jali dan berdasi yang entah kenapa ikut-ikutan masuk ke lift barang. Apakah mereka ingin dikategorikan sebagai barang pecah belah, entahlah. Yang jelas mereka masuk lift, dan pembicaraan mereka berhenti. Suasana hening, beberapa dari mereka tampak mencuri pandang ke arah saya, yang menyurukkan badan semakin ke belakang (pikir-pikir kalo kesenggol ngeri juga) dan saya pasti terlihat canggung dengan segala jarum yang mencuat ke segala arah ini walaupun mencoba untuk bersiul-siul tak peduli. Mereka keluar di lantai sebelum lantai tujuan saya dan tampak tidak sabar untuk membicarakan pemandangan aneh yang barusan mereka lihat.
Namun terbukti di ruangan saya bekerja, tidak ada yang heran melihat saya masuk ruangan dengan segala macam jarum ini. Hanya mengangkat wajah sebentar dari layar PC dan kembali bekerja seperti biasa. Memang tampaknya pemandangan ini untuk mereka hanya menguatkan dugaan selama ini yang menujukan tuduhan tidak berdasar namun penuh kasih sayang pada saya dari misalnya obsesif kompulsif, autis, kegilaan sesaat, imbisil, dan lemot.
ps: kata Dodi dan Diki saya mirip poster ini
=))
buset…
NECROMANCER!!!!!
terus terang, anda memang beraaaaaaannniiiiiiiiiii…
( mau bilang gila nggak tega..hi hi )
preman cijerah juga kalo ngeliat mami seperti itu pasti pada mingir.. hihi
screenshot-nya mana nih?
#4 Ga apa-apa kok Mas Iman, saya udah biasa 😀
#6 lupa difoto euy 😦 keburu ada vendor datang.
bwakakakkakakaka, kayaknya setelah keluar dari lift para pria pecah belah tadi langsung pecah ketawanya 😀
SKRINSUTNYAH MANA, MAMI?!?!
#8 ngeliat wajahnya si iya, kayak gak pada tahan gitu
#9 Dibilangin lupa
Anak punk pun, yang biasanya banyak pake body-piercing, bakal menjura. Nanti didaulat jadi maskot.
#3 Bentar, bentar. Bi arti Necromancer apaan sih? bukannya Necormancer itu ras di Warbook yang mayat hidup itu kan?
ahueiahuieahuhuuiea ….. mamih mia emang belani.
cobak tolong tusuk-tusuk jalum lagi, telus disklinsut.
#3. necromancer yang pengguna dark magic? yang bisa ngidupin mayat gituh? wah… ternyata teteh…
–garuk-garuk
ah bukan mami yang gila, mereka yang gak normal.. terlanjur jaim huh!~~
hehe kalo gitu tusuk tusuk lagi lah, dan pastikan terfoto sebelum tercabut 😀
#15 setuju!
casting “Hellraiser” meureun yah…
ah baru jarum Teh, belum tombak (masih normal) wkwkwkw.. tapi bner kata dodi, jadi inget poster film hellraiser
#18 #19 Jrit beneran mirip euy *ngakak*
Tadinya saya mau ngomong hellraiser, tapi entah yg keluar malah necromancer, dan keburu terlambat untuk menyadarinya….
wekekeeke,,,,, ngeri….
emang biasanya klo kita ngindarin sesuatu, malah makin deket aja tuh “sesuatu” nya…. 😀
#21 wah Bi udah ga sinkron otak dan mulut itu mah
#23 otak dan tangan [red]
hihihi…
#22 & 23. Emang. tangan saya punya pikirannya masing2.
Otak lagi fokus sama mantra anti maling sendal sementara tangan lebih memilih untuk nyomotin rujak di meja sebelah. Tampaknya mereka lebih suka untuk kerja sama dengan mulut saya daripada dengan kepala saya.
hiyahahahaha… coba difoto Mih.. wah asik tuh.. bisa jadi best pict.. wakakak
sekrinsyut manah?
*ga baca komen2*
#27 Wah flooding komen Bundaaaa…kikikikikik ;))
hhmmmm…. menarik!!
gelooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo….
#29 Ceu, kalo udah punya Macbook Air mah atuh geura ngeblog
Memangnya jarum-jarum itu harus tertancap berapa lama, Mir?
Waktu diakupunktur sama bidan supaya aku bisa terus terlelap tak peduli yang di dalam perut lagi jingkrak-jingkrak, cukup nunggu 20 menit. Begitu juga dengan akupunktur untuk membuat rahim lebih lembut untuk proses melahirkan, cukup 20 menit.
#31 biasanya sih kalau buat wajah 1 jam-an
Kalau di jalan gimana The? Pakai mobil atau pakai mio tea?