Pagi tadi saya pergi ke toko Kopi Aroma di jalan Banceuy 51 Bandung. Berhubung pemiliknya ramah sekali, perasaan saya jadi enak, dan saya sampai di kantor dengan bahagia :). Eh ternyata terhadap semua orang yang datang dia selalu ramah. Selalu menyapa selamat pagi dan melayani dengan senyum dan obrolan ringan, setelah memberikan kopi hangat yang baru digiling berbungkus kertas dan plastik serta dikantongi kantong keresek biasa yang tipis, dia akan berkata " Terima kasih, hati-hati di jalan ya". Selalu, pada setiap orang, bahkan pada nenek-nenek yang membeli satu bungkus kecil kopi.
Sewaktu pembelian saya sebelumnya, melihat antusiasme saya yang tinggi pada perbedaan kopi Robusta dan Arabika, dia dengan senang hati mengajak saya ke gudang belakang, melihat-lihat kopi yang dia peram selama 8 tahun sebelum digiling (katanya untuk menurunkan kadar asam) lalu menaiki karung-karung kopi yang ternyata banyak sekali tersimpan di ruangan belakang tokonya yang kecil. Melihat kayu-kayu bakar yang digunakan, dan mesin-mesin lama yang masih terawat baik. Toples kacanya pun antik. Waktu saya tanya dijual apa tidak, dia tersenyum dan berkata toples itu sudah ada disana sejak tahun 1930, dan tidak ada yang memproduksi lagi.
Lucunya waktu saya mau membeli bungkusan 1/2 kg dia melarang. Sudahlah, beli saja yang 1/4 kg, katanya. Walaupun kopi ini terjaga kesegarannya selama 3 bulan dalam toples, tapi kan kalau sering lewat, mending beli sedikit-sedikit saja, katanya. Biar selalu dapat yang segar baru digiling. Oke deh. Akhirnya saya beli yang bungkus kecil-kecil saja. Toko kopi ini buka dari jam 6 pagi. "Saya orang lama" katanya. "Bangun pagi, buka toko, dan tutup jam 3 sore". Selain itu si Bapak ini mengajar di UNPAD sebagai dosen Corporate Management (kalau tidak salah).
O ya, selain itu, saya mendapat resep obat koreng, hihihihi, taburkan kopi Robusta di atas kulit yang borok dan korengan, maka akan cepat sembuh. Berhubung saya jerawatan, saya tanya, "Kalau untuk jerawat bagaimana Pak?"
"Oh itu sih ke dokter kulit aja, di RS Al Islam ada dokter kulit yang paten lho, namanya dokter……..", ujarnya.
Sayangnya pas saya ngetik blog ini saya lupa nama si dokter dan juga nama Bapak si pemilik toko. Lain kali kalau kesana akan saya tanyakan lagi.
Ini tulisan di bungkus kopi Aroma yang saya kutip:
Maoe minoem Koffie selamanja enak?
Aromanja dan rasanja tinggal tetep, kaloe ini Koffie soda di boeka dari kantongnja harep dipindahken si stopfles atawa di blik jang tertoetoep rapet.
Djangan tinggal di kantong!
Read Full Post »