Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Wisata Kuliner’ Category

Rujak Sotong

Ternyata Bangkok memiliki nama resmi untuk kota terpanjang yang saya tahu. Raja Rama I sewaktu menjadikan Bangkok ibu kota Thailand beliau meresmikannya dengan nama:

Krungthepmahanakhonamonrattanakosin mahintaraayutthayamahadilokpopnoppar atratchathaniburiromudomratchaniwetmahasathanamonpi manavatansathirsakkathatyityavisnukamprasiti.

Benar-benar nama yang panjang untuk nama tempat.

Terjemahannya adalah:

Great city of Angels, City of Immortals, Magnificent Jeweled City of the God Indra, Seat of the King of Ayyuthaya, Citty of Gleaming Temples, City of the King’s Most Excellent Palace and Dominions, Home of Vishnu and all the Gods.

Lumayan bikin lidah pabaliut dan melintir. Bahkan untuk orang Thailandnya sendiri.

Sewaktu saya ke Bangkok tahun lalu, pada saat teman-teman berbelanja di pasar Chatuchak, berhubung yang saya beli pun tidak banyak akhirnya saya bengong sendiri menunggu mereka di Food Stall yang banyak terdapat di dekat gerbang depan Mall sebelah flea market tersebut.

Aneka makanan meruap disini. Dari potongan babi goreng yang berlemak dan mendesis-desis saat diangkat dari penggorengan, kue yang tampak seperti kue apem (sepertinya memang apem) dengan taburan kelapa yang tampak gurih, gorengan dari macam-macam hasil laut; seperti udang, cumi, ikan dan lainnya, berbagai macam jus, terutama kelapa. Kelapa bakar rupanya komoditi yang ngetop disini. Ada berbagai macam minuman dari kelapa; es kelapa, es krim kelapa, jus kelapa, baik dengan batoknya maupun tidak. Rasanya segar di udara Bangkok yang menguras keringat ini.

Sambil menunggu saya membeli irisan sotong dengan saus pedas dari Nam Pla. Rasanya gurih, kenyal, dan tentu saja ditimpali rasa pedas dari irisan cabe rawit, kesegaran jeruk nipis yang masam, dan bawang merah yang berbau menyengat. Enak sekali.

Ingin mencoba resepnya?

Dua ekor sotong besar diiris kecil-kecil
Dibilas dengan air cuka, direbus sebentar.

Siapkan Nam Pla (kecap ikan Thailand)
irisan tipis memanjang daun jeruk purut
irisan halus sereh
irisan cabe rawit
irisan bawang putih
irisan bawang merah
perasan jeruk nipis
gula + air sedikit

campur kecap dan bumbu menjadi satu
tumis sotong sebentar (bila suka)
dan campurkan dengan saus pedas yang telah disiapkan sebelumnya

gambar diambil dari http://www.ivanhenares.com

Read Full Post »

Pikuniku @ Curug Bugbrug

timbel sisi sawahPikuniku atau picknique atau piknik atau botram pada hari Minggu kemarin, seperti halnya kebiasaan warga kampung Gajah Bandung seperti biasa dilaksanakan dengan tidak terencana dan terorganisir. Soalnya kalau direncanakan -anehnya- sering tidak jadi.  Di pagi hari cerah dan indah itu saya sedang mengetes kemampuan pendengaran saya pada tingkat maksimal dalam menikmati musik berisik, yang mana membuat Drea dan Dimas memilih main layangan di depan rumah daripada menjadi korban kebisingan yang dibuat oleh saya.

Hari itu saya berniat tidur seharian, untuk memulihkan tenaga dan pikiran ceritanya, yang mana walaupun terdengar kurang produktif masih tetap terdengar praktis.  Namun rupanya status saya di layanan pesan instan yang menampilkan masakan yang pagi itu saya buat, memancing Deden untuk kirim pesan “botram yuk?”. “hayu” jawab saya seketika.

Botram dalam bahasa Sunda atau MEOK -makan enak omong kosong- menurut istilah orang dulu di buku Haryoto Kunto, pada jaman Bandung masih betul-betul layak disebut sebagai Kota Kembang di pegunungan, kerap dilakukan orang-orang di taman-taman kota yang nyaman atau di  bahkan halaman rumah. Dulu mungkin masih banyak tempat-tempat area publik yang nyaman dengan pohon rindang, dimana orang bisa bawa rantang susun warna belang hijau putih dan ngampar samak mendong untuk kemudian makan-makan di bawah pohon dan tidur-tiduran. Bahkan ada Situ Aksan yang di tengah kota itu dimana orang bisa berlayar dengan perahu kecil.  Oh ya sampai sekarang saya tidak mengerti Situ Aksan itu mengering, dikeringkan, atau dibiarkan mengering. (more…)

Read Full Post »

Dari Cicaheum sampai Batujajar

…menjajar tukang bakso enak. Eh, enak atau tidak kan relatif sih ya, kumaha selera. Tapi berhubung penilaian saya cuma terkategori dengan enak dan enak sekali, ya maaf-maaf saja bila hasil survei saya ini tidak berkenan dengan selera teman-teman yang lain.  Pokoknya, ceuk saya mah enak deh. Boleh jadi memang di Bandung adalah tempatnya tukang bakso yang enak. Bahkan yang jualan di gerobak dorong pun bila Anda beruntung, biasanya enak (kalau dapat yang tidak enak, yah mungkin tergantung amal perbuatan Anda selama ini).

Nah mulai dari Cicaheum, tepatnya pertigaan Jalan Padasuka yang berujung di Jalan Ahmad Yani. Nama tukang baksonya apa ya? lupa euy. Baso Padasuka gitu ya? Biasanya tempatnya penuh sesak dan panas. Nah disitu nilai perjuangannya, kita harus berkutat dengan panas, keringat, dan debu dari Jl Ahmad Yani  dimana melintas bis-bis dari arah Cicaheum. Mungkin saya yang kurang normal, tapi makan bakso setelah capek jalan kaki dari Saung Udjo sampai tempat tersebut menambah enaknya rasa. Mungkin faktor lapar juga jadi penentu.

(more…)

Read Full Post »

« Newer Posts