Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Ngeblog 31 Hari’ Category

Temporary Madness

Gila itu ada macam-macam. Pada kasus saya mungkin namanya terobsesi. Saya akui saya terobsesi oleh tanaman. Sekarang halaman rumah saya penuh oleh pot dan tanaman rambat. Tidak dalam artian bagus, karena semuanya berantakan. saya tidak tega mencerabut pohon nangka dan duren yang tumbuh sembarangan, pohon talas-talasan jenis sente berdaun sangat lebar yang tahu-tahu tumbuh dekat pagar, juga rimbunan bunga tapak dara yang bergerumbul disana-sini dengan liarnya. Semuanya berantakan. Lenyap sudah harapan akan kerapihan Japanese Garden yang saya cita-citakan semula.

Pagi ini saya melihat-lihat majalah IDEA dan membuka IKEA catalog online di internet. Pilihan yang salah, karena sekarang saya jadi terbengong-bengong. Padahal Rere sudah memberikan peringatan, jangan buka majalah dan katalog yang begituan kalau tidak mau gila. Dia mengakui sering gila sendiri sehabis melihat barang-barang dan interior maupun eksterior keren. Untung majalah IDEA terbit sebulan sekali. Jadi masih untung gila cuma kumat sebulan sekali juga.

Source:  gambar saya comot dari internet, tapi lupa darimana, bukan dari IKEA sih.

Read Full Post »

Anggota di rumah saya bertambah satu.

Seekor kucing kurus kerempeng dan terlihat menderita asupan makanan tidak sehat dan bergizi buruk. Wajahnya tirus. Belekan. Perut kembung. Warna bulunya kuning burik. Atau kuning buruk? Entah. Yang jelas warnanya kusam, tidak menarik, dan rupanya telah menjadi korban tendangan beberapa kali. Dia kotor. Bau. Dan kucing.

Saya beri nama Kremeng. Kependekan dari Kucing Kerempeng.

Anak saya yang laki-laki (Dimas umur sebelas, nakal, bengal, banyak akal, banyak omong, jahil, pemalas, dan sekarang sedang cemas akan berat badan padahal berat badannya normal-normal saja menurut kacamata ibunya) yang membawanya ke rumah.

Teriakannya sepulang sekolah adalah:

“Maaaaa…Dimas dikasih anak kucing sama bapaknya temen Dimas!!!!!”

Suaranya riang, gembira, dan seperti telah memenangkan undian berhadiah Kijang Innova. Sementara saya langsung mengurut dada.  Kami di rumah sudah memelihara ikan-ikan mas, seekor kucing Persia anggun bernama Mouwla. Seekor kelinci bernama Lexi (yang kepanjangannya adalah Lexiana Yusuf, menurut nama keluarga suami saya), beberapa ekor kucing liar yang suka datang nebeng makan, dan seekor tokek (yang kadang datang kadang pergi). Ditambah satu ekor anak kucing gering lagi tidak membuat saya bahagia. Karena anak-anak saya hanya senang melihat saja, tanpa ingat memberi makan, memberi minum, mengurus kotorannya, dan lain-lain.  Jaid selama ini urusan pelihara-memelihara adalah kembali pada tanggung jawab siapa lagi kalau bukan saya.

Tapi untuk membuang si Kremeng saya jelas tidak tega.

Dimas dan Drea memandikan kucing kecil itu, menyekanya dengan handuk mereka (ini juga membuat saya teriak-teriak kesal), lalu mengeringkannya sampai kering dengan hair dryer. Lalu memberi anak kucing itu susu dan makanan kucing milik Mouwla, yang rupanya jengkel dan kesal melihat anggota baru itu. Mouwla menggeram dan mencakar setiap kucing kecil itu lewat.  Mouwla terlihat cemberut, dia duduk diam dengan kepala terangkat tinggi. Seperti ingin menunjukkan bagaimana kucing bangsawan seharusnya bersikap. Sementara si Kremeng, rupanya senang dengan tempat tinggal barunya, berlari kesana kemari, endus sana endus sini, berguling di karpet, melonjak-lonjak girang, dan kemudian tertidur di sofa kelelahan.

Mouwla melenggang dan bermain-main dengan Lexi di taman belakang. Lexi sendiri tampak tidak terganggu dengan adanya Kremeng. Rupanya selama kangkung dan sayur lain makanan pasokan untuknya lancar, tidak ada hal yang bisa membuatnya jengkel.

Sampai beberapa hari ini rupanya Mouwla masih kesal. Ia mogok makan di tempat makan yang sama dengan Kremeng, tidak mau naik lagi ke pangkuan saya atau Drea, dan pura-pura tidak mendengar kalau kami panggil.

Saya baru tahu, kalau kucing bisa cemburu.

Read Full Post »

What? 31 hari selama bulan Mei? Satu bulan satu posting aja kadang bablas. Tapi ga ada salahnya mencoba. Lagian sekalian uji ketahanan. Ketahanan mental dimana apakah saya mampu memposting sesuatu konsisten setiap hari di blog yang tidak laku.

Baiklah, saya coba dengan apa yang saya lakukan hari ini. Tadi subuh saya bangun mengantar suami ke travel di Jl Terusan Pasteur. Lanjut datang ke rumah tidur lagi, dan dibangunkan anak saya jam 7.20 lewat dengan teriakan,

“Maaaa…sebenernya mau ke kantor gak siiih???!!”

Dan siang ini di kantor saya dengan gagahnya melewatkan makan siang. Uji ketahanan mental terhadap godaan nasi.  Berbekal satu botol Mama Roz dengan kandungan soya bean + green tea. Hasilnya? Jam ini pada saat mengetik blog ini, saya lemas, berkunang-kunang, tak bertenaga, dan lesu.

Jangan salahkan saya bila membuat postingan garing.

Read Full Post »

« Newer Posts