Kegiatan saya kalau tidak jalan-jalan dan makan bersama teman-teman, dan bekerja membanting tulang, dan main dengan dua anak tengil di rumah, ya kadang-kadang berkebun. Seperti hari ini. Dengan berbekal linggis hasil pinjaman dari rumah ortu saya, dan cangkul dari tukang sampah kompleks perumahan saya, bangun pagi langsung usak-usek di halaman depan gali-gali tanah. Berhubung halaman depan saya ternyata banyak pipa-pipa yang kacau balau hasil kerja developer yang amburadul serta kondisi tanah dengan buangan berangkal yang tidak dirapikan kembali, akhirnya Bapak saya batal menanam pohon duren depan rumah saya (yang sebenarnya saya bersyukur karenanya. Duren, oh no, makannya sih oke, kalau ketimpa buahnya mah haturnuhun nu dihatur sahaja). Untuk itu saya menanam bunga mawar, alias kembang eros nu matak lucu tea. Nih ada pupuh Kinanti tentang bunga mawar:
KINANTI
Kembang ros ku matak lucu
nya alus rupa nya seungit
henteu aya papadana
ratuning kembang sajati
papaes di patamanan
seungit manis ngadalingding
Gali menggali tanah berbatu-batu itu cape memang. Tapi senang. Tangan saya sampai lecet karena tidak pake sarung tangan,
ada sih sarung tangan golf. Tapi ya tapi yah, kayaknya ada yang salah gali tanah dengan memakai sarung tangan golf. Ternyata walau tanahnya keras, dan berbatu-batu buangan saya menemukan banyak cacing-cacing gendut disitu. Mungkin karena halaman saya ditanami rumput. Coba yah kalau halaman difloor dengan semen, mau bernapas gimana tuh cacing? Mahluk berbodi licin itu kan pengurai alamiah yang baik. Untuk itu saya dengan hati-hati mengumpulkan cacing-cacing itu agar tidak terkena cangkul dan menyimpannya kembali ke tanah setelah proses tanam menanam ini selesai. Yang saya tanam hari ini adalah bunga mawar aneka warna, ada warna putih, putih dengan pinggiran merah, merah darah, merah maroon, kuning, dan oranye. Cantik sekali. Setelah tanah digali diberi tanah hitam dari Lembang yang subur itu, kemudian diberi pupuk kandang (dalam hal ini tahi kambing), selain kotoran kambing saya tidak mau dealing with another shit dah.
Konon dahulu waktu Bandung masih layak disebut Kota Kembang (semoga sekarang juga masih layak), halaman depan rumah di perkotaan selalu dipenuhi dengan bunga-bunga yang semarak, selain karena banyak bunga di halaman rumah dan taman, sebenarnya ada juga gosip bahwa sebutan kota kembang itu berasal dari mojang-mojang Priangan nu gareulis tea. Yah itu juga kan betul sih. Mungkin dulu di Bandung memang banyak kebun dan taman. Dari penamaan daerah saja bisa disimpulkan demikian kan, ada daerah Kebon anu dan Kebon anu (kebon=kebun), mungkin dulu memang penuh dengan bebungaan dan pepohonan. Kebon Kalapa, Kebon Kawung, Kebon Eros (ada engga sih kebon Eros?) Kebon Bibit, dan kebon-kebon lainnya. Halaman rumah saya juga kecil tidak bisa ditanami banyak-banyak. Tapi dengan bunga-bunga mawar, rumput jepang, dan cemara-cemara ini rasanya jadi layak dilihat setiap saat. Apalagi sambil ngopi depan rumah sore-sore.
Mira Marsellia
The Sundanese Tragedy 
Pertamax!!
*cuek*
Diantara semrawutnya lalu lintas di bandung, perlahan-lahan juga mulai terlihat area2 penghijauan yang mulai marak. di pertigaan2 makin banyak dibangun taman2 kecil, dan pohon2 makin banyak juga ditanam di taman2 kota. Yah mau gak mau area2 hijau di kota bandung memang harus dipertahankan sih, diperbanyak malah bila perlu. Soalnya kalo gak, yang nanggung akibat buruknya ya wilayah bandung selatan. Tapi bandung masih bisa disebut kota kembang lah, Kembang2 bercelana pendek maksudnya. coba aja main2 ke pvj. Dan kembang2 berkebaya, kalo melihat acara bukber kemarin di Rumah makan sari sunda mah. heuhuehue
#2 Kembang bercelana pendek memang fenomena baru dalam hal fashion.. :)) Uyuhan teu taraririseun.
jadi kangen ka lagu sagagang kembang ros..
salam, om. sekadar mampir.nice blog
#4 Abdi mah nuju milari kawih Bulan Dagoan 😦 teu acan mendak wae
Sae atuh, sing warna-warni halaman teh…
Ngan eta nomer 5 manggil om ka saha, nya?
#5 Tengkyu. Btw manggil saya Om bukan berarti Oma kan?
#7 Mungkin ke Abi?
Naha?
#11 Karena Abi lebih tepat disebut Om dibanding saya…*kabuuurr*
Wah………….bade janten florist?????
teh mia, jangan tanam pohon duren, bahaya…
bagaimana kalau pohon cereme atau belimbing saja…
lumayan bisa untuk bikin acara rujakan…
untung masalah sampahnya sudah teratasi 🙂 bandung?? wew… I love this town urghhhhh…
#13 Di Jepang sok ngarujak tara Kang?
#14 🙂 I love this town too
kebon…luluhur urang resep ngebon “eitz sanes ngebon diwarung ceu Enah tah” hehe 😀
[…] admin wrote an interesting post today onHere’s a quick excerpt […]
[…] admin wrote an interesting post today onHere’s a quick excerpt […]
#16 sumuhun , raresep ngebon
Teh.. aku punya pilakadar “Bulan Dagoan” mah, sok nyuuh ka sayah geura…
Maluruh di Google, aya nu kagungan degung “Bulan Dagoan”
http://nunoe.multiply.com/music/item/341
Dupi teks kawihna siga kumaha, nya?
#20 nya eta seuseueurna garaduheunana teh degung instrumentalia tea, pami aya nu ngawihna aya nu kagungan teu nya?
aduh yang ambisi rek bikin bisnis kembang sampe kamimpi2an hahahaa 😀 *ngacirrr
walah… neng mira teh resep kembang eros geuning…
menta euy, hiji… nu beureum euceuy… atawa pink.. bondon.. hihi..
Mir kalo suka berkebun harus suka juga “ngored”
teh,, gentos gambar na atuh. abdi mah rumaos borangan jadi masih keneh sok rareuwas pami ninggal gambar na.
oh ya,, aya nu apa keneh lagu ucang-ucang angge??
#26 wah foto eta teh sanes keren pisan pan…?hihihi
ucang ucang angge
mulung muncang di papangge
digogog ku anjing gede
ari gog, gog cungungung
cantik juga kau
malati ciptaning ati,kananga gambarna rasa,seungit wangi ngadalinding sumebar ngarambah raga mijalma jadi manusa.tuladan ka balarea ! putih…beresih…nyacas… bodas…miraga rasa…………………..! salam..!
naon??????????.
gmBAR_Na bbbbbbbbaaaaaaaGGGGGGuuuuuuuuuuSSSSSSSS” CUUUUUUUUUUUUUYYYYYYYYYYYYYYYY