Siapa yang tidak suka mandi?. Mandi buat saya adalah ritual penting sebelum memulai hari dan mengakhiri hari. Tanpa mandi pasti serasa ada yang salah atau kurang. Walaupun saya menghindari mandi kalau tidak tidur semalaman. Soalnya suka jadi panas dingin. Tapi paling tidak, badan diseka dengan handuk panas. Kalau tidak ada, ya pakai tisu basah.
Mandi paling asik sih di kampung, di sungai yang berbatu-batu di belakang rumah nenek saya. Gosok badan memakai daun Ganyong (Canna Edulis Ker.) atau daun Petai Cina (Leucaena Leucocephala). Tapi awas hati-hati periksa dulu daun-daunan ini! Dulu saya pernah memakai daun yang ada ulatnya, huaaahh..penuh deh badan dengan bentol-bentol. O ya, di kampung tidak usah takut sama yang yang ngintip, karena orang di kampung mah engga hobi ngintip. Lagipula di kampung saya banyak pemandian outdoor yang disebut jarambah, terbuat dari bambu dan kayu yang memakai air pancuran dan berada diatas kolam ikan. Kalau ada yang lewat ya lewat saja, tanpa pernah menolehkan kepala sedikitpun (semoga sopan-santun ini dapat terus bertahan!).
Saat ini beberapa tempat spa, selain menyediakan mandi kembang ala putri-putri jaman baheula juga menyediakan pula mandi-mandi lain, seperti mandi rempah (kunyit, jahe, dan rupa-rupa bumbu dapur lainnya), mandi coklat, mandi lumpur, mandi susu (halah), mandi champagne, dan entah apa lagi pokoknya yang bisa dicampurkan ke dalam air mandi selain cairan desinfektan dan cairan Bubble Bath.
Selain mandi dengan rupa-rupa air, juga ada mandi matahari alias sunbathing yang jelas engga populer di Indonesia karena alasan budaya dan juga ngapain juga hot-hot under the sun?. Jangankan mandi matahari, produk kecantikan sekarang sih rame-rame mempromosikan pemutih wajahlah, pemutih badanlah, seakan-akan standar cantik itu artinya berkulit putih (untuk hal ini saya tidak setuju sama sekali, walaupun saya berkulit putih lho, dan tanpa harus memakai detergen pemutih). Eh bahkan katanya ada moonbathing segala. Walaupun saya belum nemu referensi tentang Mandi Bulan ini. Yang saya tau kalau mandi sinar bulan mah dilakukan sama orang-orang yang ngelmu, atau ngasih makan piaraan makhluk halusnya dengan cara semedi di bawah sinar bulan. Entahlah. Ini cuma cerita.
Menurut Om Wiki, kata Bath sendiri berasal dari kota Bath di Inggris dan terkenal oleh tiga tempat air panas muncratnya. Penduduknya dikenal dengan nama Bathonians. Di jaman Roman Empire yang terkenal penduduknya sebagai orang-orang yang rajin mandi dan gemar membangun tempat pemandian-pemandian yang indah (baca deh komik Asterix), sempat Attila the Hun, terkagum-kagum oleh tempat pemandian orang Romawi yang menurutnya merupakan bukti tingkat peradaban yang tinggi (Jadi Attila bingung bagaimana mengalahkan tentara Romawi yang tempat mandinya saja sudah sangat canggih menurutnya). Saya juga kagum melihat Gerard Butler yang main film sebagai Attila the Hun, cakep sih.


Kabarnya orang Inggris zaman dahulu males mandi.
mandi itu emang enaaaaaakkkk…
**BYUR!**
PERTAMA!
*belum baca*
*abis liat kopi aroma*
coba mami bikin posting khusus tentang atilla the hun.
aku lebih suak ceriat tentang cowok cakep daripada tentang ngasih makan piaraan memedi
cewek paling seksi itu ketika rambutnya masih basah sehabis mandi.
Mandi itu menyenangkan. Jangan terlalu sering, nanti habis waktu di kamar mandi.
mandi? penting ya?? *siyul2*
mandi bareng yuuuks…
hihih…>^^
mandi kucing?
dohh..kamar mandinya bagus..
Mandi di pancuran memang aseekk ….
aku demen mandi…
basah!
lepek!
wangi!
yoih mandi emang penting, cuman saya suka melakukan rapel kalo di kamar mandi(mandi+bab).
mandi itu nikmat….
Wakss kesasar ke negri antah berantah gara gara jarambah nge-search- sunda di gugel, trus terlena baca baca tulisan yang enak diucapin, dan gampang diresepin (hallah naon nya). Teh – pantesna saya panggil teteh ajah yah gpp khan- Tulisananna hararebat lah… tob lah… mangga atuh hatur nuhun..
aku suka mandi..tp lebih suka kalo mandi keringet.
teteh, jadi nginep mandi di jarambah di ciamis tercinta. mun ada yang ngelewat memang tidak menoleh, tapi sebalnya suka ngajak ngobrol. “Eh, ujang, tos lami sumping ti Bandung?” cenah. Geuleuh. Masa telanjang2 harus ngejawab. wakakak.
maksudna mah inget, salah ketig eh ketik.
Jarambah teh bukannya maen kamana wae unclung unclungan (hallah bahasa naon eta??) bukannya namina pancuran ari ibak diluhuruen balong teh?? – penting gak yah pertanyaan ini??
Jarambah bahasa Sunda kalau tidak salah memang punya dua arti, ulin ngaprak dan pancuran, mungkin jarambah dengan arti campuran adalah bahasa wewengkon Ciamis. Saya juga cuma dengar di Ciamis soalnya.
koq aer tempat mandinya warnanya ijo??? lumutan ya~~~`
mandi pake aer dingin….
mengencangkan kulit…
bbrrrrr…..
bagaimana cara mandi itu tidak penting yang penting bagaimana ngeliat lu mandi wekekekek