Seperti halnya minggu-minggu lalu, bulan, tahun dan saat yang sudah lewat, bahkan terakhir di hari dimana kau duduk di depanku adalah kau sibuk sendiri dengan perangkat selularmu.
Sampai aku pada bagian, bahwa sebenarnya untuk apa eksistensiku. Mematung di depanmu melihat kening, tanpa kontak mata bahkan aku juga tak tahu pikiranmu apa. Lalu untuk apa?
Jadi kamu jadikan aku hanya sebagai bagian dari potongan waktu tersisa saat kau punya, itu pun saat yang kau curi saja, saat tak ada kegiatan lain dan mati gaya. Tanpa bicara tanpa emosi. Untuk apa kau tawarkan meja berhadapan ini di sebuah restauran yang hiruk pikuk, kalau hanya untuk begini? Aku bicara sendiri dan kau sibuk sendiri.
Kita bercinta tapi hati terisolasi. Seperti rumah di tengah laut, kau beri tempat tapi tak beri kau jembatan untuk menjangkau seberang. Hanya kadang melihat ombak menyentuh bibir pantai, sambil berharap perahu itu akhirnya datang untuk samudera jiwa agar menjelang.
Hayang nyabok siah!
Admiring the dedication you put into your site and
in depoth information you offer. It’s awssome to comme across a blog
every once in a while that isn’t tthe sme unwanted rehashed information.
Excellent read! I’ve saved your site and I’m including your RSS feeds to my
Google account.
Hello Dear, are you truly visiting this web page regularly, if so afterward you will definitely obtain pleasant know-how.
Hello Dear, are you truly visiting this web page daily, if so then you will absolutely obtain pleasannt know-how.