Ada saat dimana aku ingin mengakhirinya saja. Seperti dulu saat kau termangu pulang di tengah hujan di stasiun kereta. Namun aku ingat saat kita nyatakan berakhir pun masih tidak lupa kau mencium kedua mataku, keningku dan kecupan di bibirku. Yang pertama sekarang sudah tidak pernah kau lakukan.. yang kedua masih sesekali, dan yang terakhir berubah metode. Menjadi jenis ciuman pro. Melibatkan banyak pilinan, gulungan, dan tarikan yang membuat aku tak habis pikir..ini ciuman atau pertarungan gulat. Bukan aku tidak menyukainya…tapi…
Entahlah.
Dan tidak lagi ada kata sayang, rindu apalagi cinta. Tapi kalau ini aku ajukan dalam bentuk pertanyaan, kau akan sergah aku dengan pernyataan,
“Emang tidak terasa ya?”
Ewww..
Mungkin dalam hati aku selalu ingin pernyataan. Dalam hati aku insecure. Dalam hati aku takut kehilangan. Pernyataan artinya penegasan. Seperti cap meterai di surat perjanjian. Seperti lem pada amplop. Seperti batu nisan pada kuburan. Loh kok yang ini serem.
Tapi di hari lalu saat kucuri satu jam bersamamu, di sofa itu menggenang warna merah dari masa periodku. Tak kau biarkan aku membersihkannya. Dengan sabar kau ambil sabun dan lainnya, kau bersihkan seksama. Lalu handuk putih itu kau cuci sendiri dan lagi tak kau biarkan aku yang mencucinya.
Aku termangu. Cintakah ini?
Dan aku masih belum juga tahu…



Leave a comment