Suatu malam saya bermimpi. Mimpi ini sudah lama. Bertahun-tahun yang lalu. Seorang nenek tua yang wajahnya samar karena saya sulit mengingatnya lagi, namun gesit dan galak, mengajari saya tentang rempah.
Mangkuk-mangkuk penuh dengan aneka jenis rempah kering dengan aneka macam warna ada di meja di hadapan saya. Wangi dan harumnya berbeda namun segar dalam ingatan. Ada kunyit warna kuning terang, saffron warna oranye oker, bubuk cabe yang merah membara, berbagai macam rempah hijau, dedaunan dan aneka biji-biji rempah dan bumbu.
Saya dimarahi kalau tidak hapal. Dan si nenek mau saya tahu jenis rempah yang banyak ini baik nama, jenisnya dan manfaatnya.
Ini gara-gara saya baca buku novel Chitra Banarjee Divakaruni yang judulnya Mistress of Spices apa ya?
Entahlah. Tapi sejak itu sepertinya saya jatuh cinta pada tanaman rempah. Lagipula cuma tanamam rempah yang mau tumbuh baik di tangan saya.
Rosemary yang wangi daunnya runcing. Bila disentuh menguar wanginya menempel di tangan kita, wangi segar yang harum seakan mewakili keharuman hujan dan daun di hutan. Bila dicampur bawang putih secara ajaib wanginya berubah menjadi perpaduan wangi rempah yang gurih dan harum.
Thyme yang mentahnya terasa agak kesat luar biasa harumnya untuk bumbu berbagai masakan. Baik dipanggang maupun berupa sup. Perpaduanya dengan lemon seperti sebuah harmoni kesegaran musim semi dan keharuman buah di penghujung musim panas.
Ada puluhan lainnya tanaman rempah di kebun saya. Satu persatunya unik dan saya mencintai mereka semua. Setiap pertemuan di waktu pagi akan mengantar saya dengan keriangan dan nyanyian untuk menjalani hari.



Leave a comment