Saya baru saja membaca deck presentasi teman saya yang keren dan hebat, abangku Abdi Januar Putra, dan saya sangat tergerak membaca kalimat ini, “Understand how 8 step model Kotter more articulate for Transformation than ADKAR or 7S McKinsey Models”.
Kan jadi kepikiran, loh kenapa model Kotter ini lebih enak diterapkan? Otak saya yang gampang karatan ini jadi memikirkan, apa sih bedanya konsep Kotter ini dibanding Adkar dari pendiri Prosci Jeff Hiatt, dan 7S nya McKinsey. Apa karena 7S McKinsey yang dibesut oleh Tom Peters dan Robert Waterman tahun 1980-an ini sudah cukup jadul dan dunia manajemen sudah berubah cepat? Atau terlalu kaku? Atau singkat katanya, udah ga asik lagi? Dan bagaimana dengan ADKAR yang release di tahun 1998, ada apa dengan ADKAR?
Hal ini membuat saya ingin membandingkan walau secara awam, apa sih yang membuat dari sebagian kita memilih Kotter dalam Change Management atau Transformation ini?
Pertama saya tampilkan ADKAR model di bawah ini:

Sebagaimana semua tahapan dari problem solving tentunya hal awal yang dicanangkan adalah temu kenali masalah. Seperti kita ketemu teman kita yang dekil, kuyu kusut dan terlihat tidak semangat, tentunya kita tanya duluan, “hey Bro ada apa dengan kamu?”, tidak ujug-ujug menyediakan makan, karena siapa tahu problemnya adalah baru diputuskan pacar, yang mana yang ingin dia lakukan pertama kali adalah curhat, atau bahkan mandi, karena sudah tidak mandi tiga hari. Makan tentunya juga adalah suatu step yang akan dilakukan sambil curhat, walaupun dalam hal ini mandi lebih penting dilakukan duluan. Bau soalnya. First thing first tentu saja. Yang mana tahapan selanjutnya, sebagaimana juga pola manajemen, diakhiri dengan evaluasi. Learb frim early mistakes.
Ok, lalu bagaimana dengan 7S McKinsey? Kalau lihat sepintas rasanya kaku banget ya, model yang diperkenalkan oleh dua orang konsultan bernama Tom Peters dan Robert Waterman ini.

Leave a Reply