Sebelum saya lupa untuk posting lagi, sebelum tahun 2017 berganti jadi tahun 2018, sebelum saya males nulis lagi..sebelum..dan sebelum… entah apapun yang bikin blog ini blog bulukan karena jarang diisi.
September 2017. Ih udah kelewat 2 bulan. Parah nih. Saya dan teman-teman berangkat ke Bali untuk nonton Soundrenalin. HOREEE..!!. Ini terkait dengan keingintahuan saya untuk produksi sebuah acara gelar musik karena terkait dengan pekerjaan saya juga. Emang kerjaan saya menyenangkan. Engga jauh dari musik dan makanan. Makanya saya cakep dan awet muda.
Berangkat ke Bali hari Jumat. Tiba di Denpasar sudah malam lalu kita pergi makan dulu di Laota. Eh ketemu dengan Andra. And the Backbone. Tapi engga tau kemana bekbon yang lain sih. Karena teman-teman saya adalah para manusia yang sering bergelimang dengan acara dan para talent maka mereka langsung akrab menyapa.
Andra dan backbonenya ini memang salah satu pengisi acara Soundrenalin yang sering disingkat dengan Sondre saja. Besok malam adalag giliran Andra. Makan malam sampai jam 12 dan saya sudah teler mengantuk. Kembali ke Kuta kami menginap di The Stone Hotel by Mariott.
Ih kamar saya bagus banget. Ada bathtub di balkon yang menghadap pemandangan ke kolam renang. Sempat engga yah mandi berendam disitu? Kamarnya besar dan nyaman. Lebih nyaman dari Hardrock yang baru minggu kemarin saya menginap juga disitu.
Tidur nyenyak sampai kayak orang pingsan saking lelahnya. Bangun subuh seperti biasa untuk lanjut tidur lagi dong. Ternyata teman-teman pagi hari sudah siap sarapan karena ingin jalan-jalan ke pantai. Mau belajar surfing katanya. Saya sih mending surfing di kasur saja.
Jelang siang setelah sarapan kita berangkat ke Gelato. Nyoba es yang lagi heits itu. Dan saya kalap untuk coba 3 rasa dan kekenyangan. Untung ada Ariel teman saya yang senang hati membantu untuk menghabiskan. Dari Gelato karena menunggu sore masih lama, kami pergi ke Potato Head Seminyak. Minum cairan kuning dengan es dan ditabur bunga kemboja. Sebelumnya saya tidak pernah berpikir bunga bergetah tersebut bisa aman nyemplung di minuman. Ternyata bunga itu tidak merusak minuman dalam kerang besar berharga di atas hampir dua ratus ribu rupiah sebelum pajak itu.
Berangkat ke daerah GWK jelang sore. Matahari cerah ceria dan udara terasa hangat, Bali selalu dalam cuaca ramah penuh kehangatan setiap saya datang. Katakanlah saya geer tapi bagi saya Bali selalu hangat menyambut seperti kekasih yang lama tidak bertemu.
Di GWK kami berpisah dengan yang lainnya. Ada beberapa panggung disana, jadi menarik untuk pindah-pindah dari satu panggung ke panggung lain untuk menikmati performance band yang menjadi favorit kita masing-masing. Tema yang diusung kali ini adalah United we Loud dengan kombinasi warna-warni yang mengingatkan merk kosmetik jaman dulu, United Colour of Benetton.
Panggung dari A Stage, United We Loud Stage, Burst Stage, dan Slim Refined Stage tertata rapi dengan lighting yang ciamik. Ciamik bukan Ciamis, kalau Ciamis tempat asal orangtua saya. Saya banyak nongkrong di United We Loud, enak soalnya duduk di paving block yang hangat di bokong. Celingukan melihat yang datang menonton yang makin sore makin banyak. Angin berhembus kencang tapi hangat, membuat perut saya yang gampang lapar terasa kembung. Sementara tadi obat penangkal masuk angin saya sudah dibuang petugas karena tidak boleh bawa makanan. Emangnya jamu tolak angin itu jenis minuman apa ya? Aneh deh.
Beberapa video dan foto hasil jepretan saya tampilkan disini, karena visual lebih mudah dinikmati tentunya. .. Voila..
Wehh bisa ada yang ngintip tuh mandi di balkon,,