Kota tua Edinburgh di Skotlandia, banyak mengatakan sebagai kota tua tercantik di seluruh Inggris Raya. Walaupun orang Skotlandia ternyata tidak sudi menyebut diri mereka sebagai British, mereka selalu menyebut diri mereka Scottish. Kata pemandu wisata kuburan yang saya dengar ceritanya, itu adalah masalah prinsip.
Menyusuri Edinburgh tidak cukup sehari. Bahkan saya tidak tahu harus berapa hari saking menyenangkannya menyusuri kota tersebut bagi saya, yang mana melihat tumpukan batu atau setangkai bunga saja bisa bikin saya terpesona. Apalagi kota cantik seperti Edinburgh.
Kota Edinburgh terbagi dua bagian yang mudah untuk pemetaan. Old Town dan New Town. Dari namanya saja ketahuan mana yang bangunan baru dan mana bagian dari kota tua peninggalan abad lalu. Kota ini pun dekat dengan teluk sehingga camar-camar banyak beterbangan di antara gedung-gedung melintasi jalan. Hinggap di patung-patung raja yang bercelana ketat itu dan tanpa dosa membuang kotoran di kepala patungnya.
Princess Street yang terbentang panjang dari stasiun kereta sampai terus melewati monumen Skotlandia, taman, dan museum, merupakan jalan yang ramai dengan wisatawan, hotel, dan toko-toko aneka jenis. Juga mall. Primark. Mall standar di UK yang menjual berbagai produk fashion murah meriah.
Banyak spot di Edinburgh dimana kita dapat menemukan pengamen jalanan dengan rok Skotlandia kotak-kotak yang disebut kilt itu dan memainkan alat musik bagpipe yang suaranya mirip terompet orang Baduy. Dimana-mana juga bisa berpapasan dengan sekelompok orang di jam berapapun yang entah pulang dari pesta apa, mabuk dan berteriak-teriak. Ada istilah yang saya temukan di kertas larangan di hotel yaitu ‘No stag and hen party’. Apaan tuh…pesta kijang jantan dan ayam betina? Oh ternyata istilah untuk bachelor dan bachelorette party.
Di bulan Mei yang agak sedikit basah tapi agak dingin dan agak hangat, Edinburgh penuh dengan turis. Harga hotel naik 2 sampai dengan 3 kali lipat untuk week end. Jadi kamar hotel kecil yang biasanya bertarif IDR 1 sd 1.5 juta menjadi hampir IDR 3 sd 4 juta. Ampun dije deh. Di jalan banyak lewat bis model hop and hop yang membawa kita sepuasnya berkeliling kota untuk turun di tempat mana kita suka dan naik lagi di jadwal bis berikutnya yang lewat. Jadi kalau mau naik turun bis seharian juga bisa.
Di siang hari pertama datang, tanpa banyak beristirahat lagi kami langsung berangkat untuk jalan-jalan setelah check in dan ganti pakaian. Karena sana sini pemandangan indah dan enak untuk berjalan kaki, kami berempat berjalan jauh sekali rasanya.

perut gede. lupa tahan napas
Dari Princess Street melewati taman lalu ke daerah Grass Market, St Giles Cathedral, Cowgate, dan tahu-tahu kami melewati sebuah cafe kecil bernama Elephant Cafe dimana banyak orang berfoto di depan kaca etalase. Saya pun sempat berfoto. Kafe kecil tempat JK Rowling menulis itu tampak menyenangkan. Kafe ini disebutkan sebagai tempat kelahiran Harry Potter. Setelah jauh berjalan kami sampai di University of Edinburgh dengan taman rumput yang luas dan hijau dimana banyak orang sedang berjemur, tiduran, duduk-duduk, bakar-bakar sesuatu mungkin barbeque, baca buku, dan aneka kegiatan lainnya yang bisa dilakukan di lahan luas berumput.
Castle Edinburgh yang berdiri kokoh di bukit karang juga sangat menarik untuk dikunjungi. Pawai pria meniup bagpipe dengan pakaian khas dan memakai rok itu tidak boleh dilewatkan! Rugi banget kalau tidak sempat lihat. Dimana-mana kalau ada bubaran pesta atau acara resmi selalu dapat dilihat para pria ganteng memakai rok ini. Kadang atasan pakaiannya model tradisional tapi untuk acara resmi atasannya adalah kemeja dan jas. Dan menurut pegawai toko yang saya tanya, menurutnya dilarang keras pakai celana dalam! Ih, beneran nih? Kan jadi penasaran.
Makanan khas Scotlandia adalah haggis. Ini adalah cacahan jeroan domba. Rasanya, ya gitu deh. Jangan sampai tidak mencicipinya ya. Robert Burn penyair terkenal bahkan membuat puisi tentang haggis ini. Selain haggis, Scotland adalah negara penghasil whiskey, jadi ada wisata khusus untuk tour ke tempat distilasi whiskey juga. Toko-toko yang menjual aneka jenis whiskey bertebaran di penjuru kota. Menyusuri Edinburgh sungguh tak cukup cuma seminggu.
Very attention-grabbing diary. lots of blogs I see recently do not extremely give something that attract others, however i am most positively fascinated by this one. simply thought that i’d post and allow you to apprehend.
Wisata alamnya keren gak mbak?