Tahun 2017 akan segera berlalu dan saya yang berubah menjadi pemalas dalam updating blog ini menjadi terlupa untuk sedikit bercerita. Padahal dari semua perjalanan saya di tahun 2017 ini, kota tua Edinburgh menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Engga gampang kalau ngemodal sendiri kesana soalnya. Belum lagi waktu untuk pergi. Susah bingits deh. #lirik bos besar di kantor.
Tanggal 19 Mei 2017 saya berangkat ke London. Tidak gampang juga menuju kesana. Soalnya waktunya kepepet abis untuk bikin visa. Belum lagi rekening yang setipis kulit bawang membuat saya degdegan untuk pengajuan kesana. Bayangkan, pokoknya bayangkan saja deh isi buku tabungan yang seuprit. Namun undangan perusahaan disana dan bantuan rekening koran perusahaan yang angkanya fantastis rupanya membuat pengajuan visa UK ini selancar jalan tol di waktu subuh tanpa ada truk gandeng.
Cerita persiapan ke UK ini bisa menjadi tulisan blog sendiri. Tapi saya skip dulu karena ingin cerita pengalaman ke Edinburgh. Tempat dimana JK Rowling dapat ide menulis Harry Potter di Elephant Cafe. Tempat dimana jaman dulu banyak cerita seram, dan wisata kuburan menjadi salah satu tujuan wisata yang ngehits disana
Kami, saya dan teman-teman satu kantor, berangkat ke Edinburgh setelah mampir semalam di Manchester. Kami naik kereta dari stasiun di Manchester yang jaraknya cuma sekoprol saja dari hotel Double Tree. Berangkat pagi jam 8, dan tiba di Edinburgh sekitar jam 12 siang. Perjalanan sangat menyenangkan di kereta, karena saya banyak melihat pemandangan ladang-ladang dan rumah-rumah model Inggris yang banyak diceritakan di buku-buku Enyd Blyton dan Harry Potter.
Begitu keluar dari stasiun Waverly Edinburgh, kami diterpa udara dingin sejuk, pemandangan langit yang biru sebiru-birunya, awan yang berarak putih dan pemandangan kota tua yang sangat indah. Kami menginap di hotel Mercure di Princess Street yang ramai, ramai oleh turis dan ramai dengan toko-toko.
Wisata kuburan dan bawah tanah yang ingin saya ceritakan ini sudah jauh hari saya pesan sebelum berangkat ke UK. Saya temukan rekomendasi ini setelah browsing di beberapa site tentang wisata di Edinburgh.
Bila beli tiket online lumayan dapat potongan harga. Dan ternyata saat saya di Edinburgh banyak wisatawan yang ingin ikut serta ditolak untuk buy on the spot karena slotnya sudah penuh.
Saya sengaja memilih Kamis malam untuk jalan-jalan ke vault atau ruang bawah tanah ini dan ke kuburan tua di Royal Mile yang katanya banyak hantu. Dari tiga teman sekantor saya yang pergi bareng hanya satu orang yang mau menemani saya untuk jalan malam ke kuburan ini. Itupun tiketnya saya yang bayarin. Harga tiketnya GBP 12 sekitar IDR 150.000 lah kira-kira pada saat itu.
Saya dan teman saya itu berdua paling kuat jalan kaki kemana-mana. Bukan soal kuat kuatan sih. Cuma mikirnya mumpung di negeri orang sedapat mungkin keluyuran sebanyaknya agar mendapat experience yang maksimal. Sebenernya lemes juga jalan kaki melulu. Dan bikin cepat lapar.
Siang hari sambil menunggu jam empat sore dimana kami menunggu sebuah restoran khas Kathmandu buka, dua teman saya yang lain balik ke hotel dulu untuk istirahat. Sementara saya dan teman saya yang jangkung dan bertattoo memilih untuk jalan-jalan seputaran Royal Mile dan Katedral St Giles.
Di sebelah restoran Bobby Friar dengan patung anjing di depannya ada jalan masuk ke kuburan. HAH KUBURAN! Pikir saya girang. Entah kenapa saya memang punya hobi untuk masuk jalan-jalan ke kuburan. Kuburan kuno sih. Kalau yang baru sih yah agak-agak males.
Saya ajak teman saya untuk masuk dan melihat-lihat. Suasana sepi dan menyenangkan. Lah kok? Iya memang menyenangkan. Di antara batu-batu nisan dan patung malaikat terhampar rumput hijau dengan bunga putih kecil-kecil yang cantik. Bulan Mei memang musim semi. Banyak orang tiduran di rumput sambil berjemur dan membaca buku.
Saya ikutan tiduran di rumput dekat sebuah batu nisan besar. Nyaman sekali menikmati angin yang sejuk dan sinar matahari yang hangat. Teman saya sih ikutan saja duduk-duduk sebelah saya sambil bengong. Suara burung berkicau di sebuah pohon dan saya bilang itu suara burung jalak bali. Teman saya protes…masa iya jauh-jauh dari Bali itu burung sampai ke Edinburgh. Menurutnya itu suara burung murai.
Oh ya di Edinburgh ini kami menemukan restoran khas makanan Nepal yang rasa nasi kambingnya bukan main enak. Satu porsinya besar sekali sehingga beberapa porsi yang kami pesan kami habiskan berempat. Teh susu dengan rempahnya pun sangat memuaskan. Enak diminum di udara Edinburgh yang dingin.
Jam enam sore sesuai petunjuk tiket yang saya beli online tersebut, kami menunggu di depan gereja. Di depan di jalanan berbatu ada Heart of Midhlothian. Suatu blok paving berbentuk hati. Banyak orang yang lewat di bentuk hati tersebut meludahinya. Ih jorok!. Saya keheranan dan langsung browsing mencari tahu kenapa.
Ternyata Heart of Midhlothian adalah spot dimana di jaman dulu penjahat dihukum mati disana. Orang meludahi spot tersebut agar mendapat keberuntungan. Setelah membaca itu apakah saya ikut meludah? Tentu tidak. Saya tidak suka meludah sembarangan. Walau di Edinburgh sekalipun.
Tour Kuburan yang saya ikuti berdua dengan teman saya ini adalah City Of the Dead Tour, tour guidenya pria tinggi besar dan memakai pakaian hitam serta jaket kulit hitam yang melebihi lutut. Orangnya sih ganteng dan baik hati, dan lucu pula. walaupun setengah mati mengartikan bahasa Inggris dengan logat Scottish tak urung saya bisa ikut tertawa juga.
Setelah menyusuri ruangan bawah tanah yang seram di bawah jalanan Royal Mile, kami naik menyusuri jalan berbatu untuk pergi ke …lah kuburan yang tadi siang saya tidur-tiduran di halaman rumputnya. Tapi dengan tour guide ini bisa melihat lebih jauh karena dia punya kunci pintu gerbang ke kuburan-kuburan dengan peti-peti batu dan ternyata ada penjara bawah tanah di dalamnya. Untung kami pergi jelang musim panas. Jam 8 malam masih terang. Kebayang di musim lain, tentunya gelap banget nih di kuburan.
Hi, extremely nice effort. everybody should scan this text. Thanks for sharing.
Apa serunya ya wisata ke kuburan.