“You don’t write because you want to say something, you write because you have something to say.”
― F. Scott Fitzgerald
Manusia bisa bicara ribuan tahun yang lalu sebelum Masehi. Tapi saat bangsa Sumeria di Mesopotamia mencatat hasil panen mereka dalam sistem tulisan, nah disanalah sejarah peradaban mulai tercatat dan dimulai.
Tulisan merupakan penemuan yang bisa dikatakan paling penting dalam peradaban umat manusia. Dengan tulisan, buah pemikiran, pengetahuan, hukum, perjanjian, ajaran agama, dapat diturunkan dari generasi ke generasi, dari abad ke abad. Melampaui jarak dan waktu, melintasi berbagai kebudayaan dan bahasa manusia, merupakan warisan terbesar umat manusia dari jaman ke jaman.
Menulis itu terasa sulit, kalau tidak terbiasa. Lalu bagaimana agar kita bisa menulis? Pertama-tama, mulailah sekarang juga. Jangan nanti atau lusa atau penundaan lainnya. Menulislah saat kita ingin menulis. Menulis apa? Apa saja. Apapun bisa ditulis. Tulislah sesuatu yang ingin dikatakan dari pikiran kita.
Seringkali saat saya masuk ke Periplus dan melihat buku-buku disana, saya terkagum oleh banyaknya buku berbahasa Inggris, yang ditulis oleh orang asing, entah itu orang Inggris atau bukan, yang jelas dari namanya bukan orang Indonesia, menulis tentang Indonesia. Banyak sekali. Terutama tentang kebudayaan di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari ujung utara sampai selatan Indonesia. Arsitektur, batik, sejarah, gamelan, seni ukir, perhiasan, suku-suku di pedalaman, hutan, kota, bahkan tempat-tempat menarik di tiap pelosok. Betapa menariknya Indonesia sebagai bahan tulisan!
Berbagai kisah perjalanan baik berupa human interest ataupun penjelajahan alam ditulis oleh orang-orang asing dalam bahasa Inggris, dan buku-bukunya dicetak dengan sangat bagus. Harganya jangan tanya. Buku-buku dengan kualitas cetakan prima dan sampul keras itu sangat menguras kantong.
Adakah kita sebagai bangsa Indonesia dapat memulai untuk menuliskan keindahan dan keragaman ini dalam bentuk tulisan sebagai suatu kebiasaan sehari-hari? Rekaman dalam bentuk tulisan tentang budaya Indonesia yang sangat kaya, yang dapat kita wariskan kepada anak cucu kita nanti, baik berupa digital atau format buku klasik, masa kebanyakan bisa kita cari di penulis yang bukan bangsa Indonesia itu sendiri?
Terus gimana caranya agar bisa menulis? Yang lucu tentang menulis adalah bahwa menulis akan lebih mudah jika kita suka membaca. Benar apa yang pernah dikatakan Stephen King, “If you don’t have time to read, you don’t have the time (or the tools) to write”.
Jadi membaca sangat penting agar kita bisa menulis. Membaca janganlah diartikan secara harfiah hanya membaca buku atau tulisan, tapi ‘membaca’ dengan pikiran dan perasaan. Kita memiliki kepedulian terhadap lingkungan, itu membaca. Kita peduli terhadap penderitaan orang lain, itu membaca. Kita mengagumi keindahan alam ciptaan Allah SWT dengan segenap pikiran dan perasaan, itu juga membaca.
Bacalah, lalu tuliskan, dan selamat! Anda telah dapat mewariskan pemikiran Anda pada peradaban berikutnya.
#bikinkerenindonesia #nuliskreatiftsel
Leave a Reply