Suatu siang entah di hari apa tanggal berapa. Sudah lama jadi lupa detailnya. Aku dan dia pergi berjalan-jalan dengan mobilku berdua saja. Dan dia menyetel lagu dari radio kencang, dan aku benci lagunya. Aku tidak ingat lagu apa, yang jelas lagu berisik jenis house music yang aku sangat tidak suka. Dia tidak mau mematikan radio dan aku kesal sampai menangis.
Oh ya aku tidak suka jenis musik seperti itu. Musik dugem kalau orang bilang. Aku suka berkeringat dingin dan resah bila mendengar nada-nada jenis yang seperti itu.
Berkeliling Bandung tanpa tujuan akhirnya kami pergi ke Lembang, sampai di Lembang kami lanjut ke Gunung Tangkuban Parahu. Duduk-duduk pinggir kawah dan kedinginan oleh kabut dan gerimis tipis.
Dia memanggil tukang foto keliling, dan kami berdua berfoto berpelukan. Tepatnya, aku duduk di depan dia dan dia memelukku dari belakang. Kami berdua tersenyum. Bahagia. Dan masih muda. Tidak tahu ke depan hidup kami akan seperti apa. Namun saat itu kami masih punya mimpi untuk masa depan berdua. Senyum kami tercetak disitu.
Fotonya hilang. Aku tidak bisa menemukannnya sekarang. Dulu sempat bertahun-tahun foto berbingkai kayu coklat tua itu ada di meja kerjaku.
Leave a Reply