Aku menyimpan harapan dalam hati. Apakah dalam kehidupan sekarang atau nanti. Kapanpun itu. Untuk bisa bersama kamu. Dalam satu masa dimana aku dan kamu saja, sepasang sebagaimana siang dan malam, air dan api, tanpa ada yang lainnya.
Aku berdoa dalam diam, karena kata-kata ini tak terucapkan. Dan kuminta kepada pemilik semesta, karena hanya kepada dia aku berdoa dan meminta. Kepada siapa lagi? Aku hanya punya dia. Mengenai terkabul atau tidak pinta dari aku yang hina dina, tentu adalah urusannya.
Kugumamkan harapan dan keinginan, saat kulihat cahaya naik di pagi hari, saat gelap tersibak. Kadang saat kelam menjelang. Atau disaat kulihat hijau daun dan bunga mekar, di saat apapun saat kulihat segala yang indah, karena cinta itu indah, dan cinta itu kamu. Cuma kamu.
Pastinya kau diciptakan dengan sengaja untuk membuat hatiku mengarah padamu, seperti jarum kompas yang selalu menunjuk ke utara, walau kau jungkirbalikkan selalu saja di alur yang itu-itu saja. Pasti. Betul kan?
Iya aku menuduh.
Leave a Reply