Dari dulu memang saya jarang membaca atau bisa dikatakan hampir tidak pernah berlangganan majalah wanita. Majalah yang saya beli secara berlangganan cuma dua. National Geographic dan Reader Digest. Yang kedua sekarang sudah berhenti.
Majalah lainnya yang suka saya beli eceran adalah majalah tentang rumah dan kebun, dan majalah teknologi strategi militer (dulu karena suka ada poster pesawat tempur sebagai bonus), majalah film dan majalah fotografi, majalah IT, majalah masakan dan majalah golf. Trus beberapa majalah khusus pria. Nah loh..saya ini lelaki apa perempuan ya.
Mungkin karena saya tidak modis dan cara berpakaian saya sangat praktis. Tas yang saya punya hanya ransel. Ransel untuk laptop dan ransel untuk backpacker. Tas perempuan satu-satunya adalah tas kulit warna merah hasil dari seserahan sewaktu lelaki saya menikahi saya. Sepatu apalagi. Kalau tas saja cuma ransel pastilah saya tidak punya stilletto. Jelas saya bukan target bagi para pengiklan tas merk Hermes ataupun sepatu merk Louboutin.
Bukannya engga suka sih sama barang-barang perempuan. Yang namanya punya tentu saya bisa melihat barang bagus atau tidak. Cuma ya gitu…engga nafsu atau horny ngeliatnya. Apalagi buat beli.
Ok..kembali pada majalah favorit saya sekarang punya majalah pria yang saya suka. Majalah Esquire Indonesia. Dulu juga pernah sih beli sesekali secara eceran. Saya suka isinya yang ga mengekspos tubuh wanita berlebihan. Satu dua ada yang ditampilkan secara seksi sih okelah. Isinya yang lain pun banyak rubrik menarik. Sosia, budaya, politik dan berbagai tips. Travelling dan gaya hidup juga. Semua disajikan pas. Jadi asik aja buka dari awal sampai dengan akhir.
Pas lagi bulan Februari 2015 ini ada tulisan saya di rubrik budaya yang membahas tentang urban farming. Hehe tambah suka sama majalah Esquire. Versi onlinenya saya beli di getscoop. Harganya lebih murah dari versi cetak.
Leave a Reply