Ini potongan lirik dari lagu jadul dari Karyn White:
I fought my way through the rush hour trying to make it home just for you
I want to make sure that your dinner will be waiting for you
But when you get there you just tell me
You’re not hungry at all
You said you’d rather read the paper
And you don’t want to talk
You like to think that I’m just crazy
When I say that you’ve changed
I’m convinced I know the problem
You don’t love me the same
You’re just going through the motions
And you’re not being fair
I’ve got my pride
I will not cry
Still I can’t help but care
Jadi sebagai misal bisa digambarkan situasinya begini:
Bila kita memiliki pasangan; resmi maupun tidak resmi, baru sebatas teman tapi mesra ataupun sudah berlangsung lama, baik itu teman sejenis ataupun lawan jenis, yang penting bisa kategorikan sebagai seseorang yang berbeda, istimewa dan lebih tinggi secara harkat maupun kastanya di hati kita,…. (jeda sebentar), kita akan merasa kecewa, kesal, jengkel, bahkan marah, atau sampai level putus asa, bila kita mengalami kondisi dan perasaan merasa diabaikan.
Diabaikan bisa beragam jenis, dari tindakan tidak dihubungi lewat alat komunikasi yang ada dan buatan manusia (bukan telepati), dan memang memungkinkan (ada batre, ada colokan listrik, dan ada jaringan), disaat kita merasa situasi yang sedang kita hadapi seharusnya membuat pasangan kita peduli untuk mengkontak, menelepon atau mengirim sms, whatsapp, line, bbm, email, etc.
Atau juga terabaikan adalah saat pasangan melupakan hari dan tanggal tertentu, misalnya ulang tahun, tanggal jadian, tanggal lahir anak, dan tanggal gajian. Juga tidak pernah menanyakan atau kondisi kejiwaan dan fisik kita, sehatkah atau sedang kambuh gilanya.
Lalu misalnya tidak ada keinginan untuk tahu kondisi anggota keluarga kita, situasi pekerjaan kita, karir kita yang mentok dan jalan di tempat, atau tetangga yang kadang parkir sembarangan depan rumah sehingga menyulitkan kita untuk memasukkan mobil ke tempat parkir di garasi rumah kita.
Bisa juga tidak ingin tahu ataupun pernah sekali saja menanyakan apakah keuangan kita sedang stabil ataukah sedang terpuruk seburuk-buruknya dan menuju batas garis kemiskinan.
Kadang juga misalnya tidak menanggapi saat kita menelepon bercerita tentang pasar yang terbakar sehingga kita terjebak macet sepulang kantor dan lagu terbaru dari Miley Cirrus (emang udah ada yang baru?), atau cerita panjang lebar tantang cabe yang kita tanam sudah berbuah dengan lebatnya, dan betapa kita suka mendengarkan lagu Skyfall yang dibawakan oleh Alex Band – bukan yang dinyanyikan Adele dan sudah disetel untuk keduapuluhkalinya hari ini.
Hal-hal semacam itu.
Atau lebih buruk lagi saat pasangan kita pulang dan kita menantikan obrolan yang hangat dan ucapan cinta, yang ada pasangan kita malah membuka notebooknya dan melanjutkan pekerjaan entah apanya dan sama sekali tidak menoleh padahal kita sudah manatap penuh harap untuk sepotong pembicaraan pengantar malam.
Harus bagaimana bila seperti itu?
Mungkin pilihannya adalah menutup buku dan membakar telepon.
Leave a Reply