Kalau kata orang Sunda, saya itu ‘kuuleun’, hayah gimana itu bacanya? Begini nih.. KU-U-LEUN. Mirip bahasa Jerman yah? Kuuleun ini yang artinya kurang lebih dalam bahasa Indonesia, adalah ‘kuper’ alias kurang pergaulan. Memang yah, kalau dipikir-pikir bahasa Sunda itu mirip bahasa Jerman dan Perancis. Ya engga? Misalnya saja ‘peuteuy’ yang artinya pete. Bahasa Perancis juga mengenal banyak suku kata ‘eu’ seperti pada ‘fauteuil’. Jadi gimana nih maksud dari kuuleun alias kuper ini? Kok malah bahas bahasa yang bahkan engga nyambung? hihi maaf.
Dulu jaman saya kuper bin kuuleun itu, yang namanya bepergian atau berlibur, jarang banget pakai pesawat terbang. Apalagi pergi ke luar negeri, mimpi kali ye. Ditunjang bokek dan penampilan paspasan (penampilan paspasan sebenernya engga berhubungan tapi memperburuk situasi) lengkaplah diri saya ini sebagai mahluk kelas dua dengan mobilitas teramat rendah. Kalau orang lain cerita pergi ke Amrik atau ke Hongkong, saya mah paling punya cerita kejebur sawah di kampung Nenek, yang sebetulnya tidaklah buruk juga berlibur di kampung, saya bangga kok. Cuma ya itu tadi, soal kuper bin kuuleun, membuat kepercayaan diri itu turun. Dan ini bukan hal yang baik. Kepercayaan diri itu penting, apalagi buat yang pengen jadi bintang iklan dan sinetron. Itu modal utama. Bukan hanya buat jadi bintang iklan dan sinetron saja sih, buat segala hal kepercayaan diri itu penting. Itu sangat menunjang dalanm hal kehidupan dan karir. Percaya deh, been there done that.
Nah jadi saya ini dapat disimpulkan dari dua paragraf di atas dengan mudah, bahwasanya saya ini: bokek,bertampang paspasan, kurang pergaulan, mobilitas rendah, dan mengalami krisis percaya diri. Buruk sekali ya? Sudah menjadi pertanda bahwa saya engga bakalan sukses dalam kehidupan apalagi memajukan negara dan bangsa. Itu situasi yang sangat berbahaya bukan? Sebagai anak muda harapan bangsa, sudah sepatutnya saya (waktu itu) memiliki harapan dan cita-cita, juga kepercayaan diri, wawasan yang luas, sehingga mampu mewujudkan harapan negara dan orangtua.
Tapi itu dulu tentu saja. Mungkin terdengar ajaib ya bahwa adanya Air Asia, terjadi perubahan pada diri saya. Bahkan tampang paspasan pun bisa berubah. Engga percaya? Gini ceritanya.
Pengalaman pertama saya pergi sendiri ke luar negeri itu tahun 2005 dengan Air Asia. Engga jauh sih ke Malaysia. Kebetulan saya mendapat program training untuk berorganisasi di Kuala Lumpur selama satu minggu. Pergi sendiri itu beda dengan pergi rame-rame. Ya iyalah. Pergi sendiri itu membuat saya mempersiapkan diri sebaik mungkin.Banyak hal yang saya pelajari dan saya persiapkan sebelum berangkat. Tiket, itinerary, peta, biaya-biaya rute perjalanan, tempat makan, dan pakaian.
Sedikit tentang Air Asia. Air Asia berdiri di tahun 2001 dengan dimulai oleh 2 pesawat terbang. Komitmen dan keunikan dalam layanan telah membuat Air Asia berkembang dengan sangat pesatnya. Air Asia mengusung tagline “Now Everyone Can Fly”, dan Air Asia berkomitmen dalam menawarkan Low Cost Fare, hanya 25 menit untuk turnaround menjadikan Air Asia sebentar di daratan dan lebih banyak di udara, menjadikan cost menjadi berkurang karenanya. Low Cost Carrier Model dimana check-in dapat dilakukan sendiri, membuat Air Asia efisien dalam memberikan pelayanan, kenyamanan berupa add-on juga dapat dipilih hanya yang diperlukan, sehingga customer dapat lebih berhemat. Air Asia juga selalu berinovasi dalam Cost-saving dalam teknologi pesawat terbang sehingga lebih menghemat bahan bakar. Air Asia pun mengutamakan keselamatan penumpang, Safety First merupakan komitmen dalam memberikan Great value, amazing quality, dimana Air Asia mematuhi International Aviation Safety, sehingga keamanan dan kenyamanan penumpang selalu terjaga.
Dulu pertama saya mendapat tiket via e-mail saya keheranan. Ini beneran nih cukup dengan Code Booking saja? Saya baca bolak-balik jadwal keberangkatan dan segala macam info yang tertera. Tidak ada lembaran tiket yang dikirimkan ke saya. Hanya print-out e-mail saja yang saya punya. Air Asia adalah nama maskapai penerbangannya. Saya memiliki favorit warna merah. Air Asia ini berlogo dan bernuansa merah. Hih pertanda baik ya. Kayak nemu jodoh. Dari situ juga saya mengetahui praktisnya memesan tiket dan merencanakan perjalanan via website Air Asia. Ternyata mudah banget. Ditunjang navigasi yang tidak ribet, orang kuper seperti saya seolah tiba-tiba menemukan pencerahan. Apalagi harga tiket juga murah, banyak promosi pula.
Perjalanan denga Air Asia menuntut ilmu di Malaysia ini membuka wawasan saya. Juga membuat tampang paspasan saya terdongkrak walau tidak drastis. Soalnya saya engga mau malu-maluin tampil di depan peserta dari negara lain, jadilah saya memilih pakaian dan berpenampilan rapi dan representatif. Make-up juga lah dikit. Biar engga pucat. Bisa bepergian sendiri ke luar negeri ini salah satu top achievement dalam hidup saya, dan ini berkat Air Asia.
Selanjutnya di tahun-tahun berikutnya, saya selalu merencanakan liburan saya jauh-jauh hari dengan Air Asia. Saya pernah mendapat tiket murah ke Kinabalu seharga Rp 200.000 bolak-balik! Bayangkan. Ke Medan Rp 60.000 bolak-balik juga pernah. Juga liburan ke Bali sekeluarga. Ke Singapore jadinya seperti pergi ke Singaparna Tasikmalaya, bisa sering-sering karena harga tiket yang murah. Saya juga beberapa kali menggunakan AirAsiaGo untuk memesan hotel di Singapore dan Kuala Lumpur. Harganya sangat bersaing.
Jadi tidak hanya perjalanan ke luar negeri, tentu saja yang menjadi lebih mudah terlaksana berkat Air Asia. Untuk perjalanan dalam negeri baik liburan dan bisnis menjadi lebih mudah dengan adanya Air Asia. Saya sendiri berkat perjalanan saya yang campur antara tugas kerja dan jalan-jalan wisata, akhirnya bisa banyak menulis tentang kisah perjalanan. Yah engga banyak banget sih, tapi lumayan. Salah satu artikel saya pun sempat dibukukan, menjadi buku berjudul Jelajah Negeri Sendiri bersama penulis-penulis lain. Itu berkat pengalaman saya bepergian ke destinasi menarik dengan Air Asia.
Itu semua karena Air Asia. Hidup jadi lebih berwarna. Apalagi dengan itu salah satunya saya pun bisa meng-upgrade diri saya ke arah yang lebih baik. Kepercayaan diri dan wawasan yang lebih luas dari sebelumnya. Itulah cerita bagaimana Air Asia telah mengubah hidup saya. Bagaimana dengan Anda?
Leave a Reply