Lanjutan dari sini. Masih lima hari lagi. Terisolasi di daerah pegunungan tanpa kendaraan untuk ke luar dari area pelatihan ini bikin bosan. Hari-hari berlangsung untuk belajar di kelas. Pagi harus bangun dan berolahraga. Begitu kiranya kami di tempat ini selama seminggu lebih. Celana pendek yang dicuri Kevin tidak kupinta lagi. Biar saja dia pakai. Pikirku, toh masih ada ganti untuk olahraga. Asal sempat dicuci tidak lah jadi masalah. Kata Dian, teman sekamarku, Kevin naksir aku. Karena tingkahnya seperti monyet duduk di bara panas bila di sekitarku. Aku sendiri sedang tidak dalam mood untuk bercanda dengan siapapun. Apalagi dengan monyet gila. Aku sangat pendiam di tempat ini. Di kelaspun aku tidak aktif. Walau semua tugas selalu kukerjakan dengan baik. Aku sedang dalam proses perceraian. Penat pikiranku. Sepulang dari sini, aku harus menghadiri sidang beberapa kali lagi mungkin, sampai akhirnya aku akan mendapat putusan final. Pernikahanku yang malang ini hanya berlangsung satu tahun kurang. Hambar dan tanpa cinta, karena pernikahan yang diatur sebelumnya. Namun untuk perpisahan ini akhirnya orangtuaku tak urung menyetujui. Salah satunya mungkin karena melihat kehampaan dan tubuhku yang makin kurus kering. Sore hari sampai sudah. Dian masuk ke kamar dan melompat ke kasur dimana aku sedang membaca, mengajakku berenang sambil melonjak-lonjak di kasur. “Kyra..kolamnya jernih, baru dibersihkan, mumpung sepi yuk!” Aku segera mengiyakan. Tempat ini walau di perbukitan, panas dan gerah. Angin terasa kering tanpa titik air. Dengan membawa handuk, aku dan Dian bergegas turun melalui tangga batu menuju kolam renang yang tampak membiru. Segar sekali saat aku mencebur ke kolam. Beberapa teman yang training juga turut serta, ada Aina dari Makassar dan Fitri dari Surabaya bergabung dengan kami. Saat aku berenang bolak-balik, terasa ada dua ceburan keras di dekatku. Aku segera berenang ke pinggir. Sial, monyet-monyet itu datang kemari! Kevin berenang ke pinggir, lalu melompat dengan salto ke kolam renang. Celana pendek warna merah kotak-kotak punya aku yang dicuri dipakainya. Tidak tahu malu. Jason menyusul. Gila. Dia cuma pakai celana dalam warna putih. Celana dalam! Kena air jadi terlihat agak transparan. Sungguh malas melihatnya. Kevin berenang ke arahku yang sedang duduk berdiri di pinggir kolam yang agak dangkal. “Kaira…lihat tidak?” “Apa” jawabku pelan sambil melihat ke arah awan di langit sore. “Aina seksi sekali ya?” katanya sambil terkikik. Astaga. Memang sih Aina tampak seksi dengan dada yang membusung di balik baju renangnya. “Penting?” tukasku judes. “Ah tidak toh… asik aja melihatnya, pemandangan indah tidak boleh dilewatkan”, kata Kevin sambil berenang gaya punggung menjauhiku. Tak lama tampak mereka saling siram. Kevin pun iseng mencipratiku. Aku beranjak dari kolam. Kolam ini jadi terlalu riuh. Mending pergi kembali ke kamarku.
Di Kolam Renang
Friday, 2 May 2014 by Mira Marsellia
Selanjutnya bagaimana nih?