Di New York Times tanggal 16 April 2014 kemarin, di rubrik Home and Garden memuat tentang Dee Williams yang menempati rumah kayu kecil, 84 square feets atau kira-kira 25,6 meter persegi. Buat bule kecil banget kali ya.Padahal perumahan di kita banyak tuh yang bertipe 21. Tapi inti ceritanya karena Dee Williams ini ingin hidup simpel dan engga banyak urusan dengan isi rumah dan juga cicilan yang besar saat menyadari dia menderita penyakit jantung. Kalau saya sih lebih tertarik pada eco-friendly design pada rumahnya. Walau rasanya masih ada kekurangan. Engga ada instalasi air disana, sehingga kalau urusan mandi dan memasak yang butuh panggang memanggang jadi ikut ke pemilik halaman rumah yang dia tempati. Agak kurang seru juga.
Untuk urusan listrik dia menggunakan solar panel. Isi rumahnya sederhana sekali menurut standar Amerika. Kalau kata saya sih udah keren banget. Jauh lebih mewah dibanding rumah-rumah kayu di kampung Naga misalnya. Di Ciamis di kampung saya juga banyak rumah-rumah kayu kecil yang lebih eco-friendly. Karena buat memasak masih menggunakan kayu bakar, batang dan bonggol daun kelapa, daun kelapa kering atau karari dalam bahasa Sunda, dan batok-batok kelapa. Air dari mata air yang dialirkan ke kolam-kolam, sehingga kita mandi di pancuran. Untuk buang air besar, ya langsung ke kolam ikan. Habis dah dimakan ikan. Ikannya? Ya dimakan lagi. Sumber protein hihihi.
Yuk kita tengok rumah Dee Williams.
nah mari kita lihat rumah di kampung saya yang eco friendly ini, ga kalah kan dengan yang di Amrik?
aih lucu dan cantik banget rumahnya! tapi cocoknya buat yg mau ngebujang aja seumur hidup atau rumah lucu-lucuan buat ditaro di halaman rumah (kalo halamannya luas). Not a family friendly home