Saya sendiri heran. Selain sering ditilang, saya pun sering kali salah masuk toilet pria. Tidak, jangan berpikir yang tidak-tidak. Sungguh saya engga pernah niat untuk ngintip pria-pria yang sedang pipis disana.
Saya paling pusing kalau restoran atau hotel yang memasang tanda untuk jenis kelamin toiletnya itu ambigu. Artinya pakai gambar yang tidak jelas. Seringkali saya salah masuk gara-gara itu. Yang pakai tulisan jelas saja suka ketuker, apalagi lambang doang. Misalnya ada yang pakai yang kepala patung model Bali, lelaki dan perempuan sama cantik dan pakai bunga.
Kalau salah-salah masuk dikit dan lari keluar lagi mah itu sering lah. Dan saya sempat melarikan diri sebelum memergoki pemandangan aneh para pria dan urinoirnya.
Namun sekali waktu, sudah lama sih, saya apes benar urusan dengan salah masuk toilet pria ini. Ini circa awal tahun 2000an kalau tidak salah, saat itu saya dan teman-teman kantor lagi senang-senangnya berolahraga. Mens sana in corpore sano, begitulah.
Sore pulang kantor kami berbanyakan berenang bersama-sama di sebuah hotel. Sebenarnya sih jadi banyak kecipukan dibanding berenangnya.
Gara-gara berenang yang tidak jelas maksud dan tujuannya, kami cewek-cewek sekitar 6 orang ini malah jadi perang air tanpa terkendali. Saling ciprat dengan sadis. Sampai akhirnya mata saya kemasukan air atau pasir juga telinga saya kemasukan air.
Saya keluar dari kolam renang dengan pandangan mata buram dan disorientasi karena telinga yang parah kemasukan air. Membuat penglihatan saya benar-benar parah. Saya berjalan menuju toilet terdekat.
Masuk ke dalam dengan mata terpicing. Karena saya juga kan tidak pakai kacamata minus saya. Saya masuk dan cuci muka di wastafel. Membersihkan telinga yang kemasukan air dan mengucek-ucek mata saya yang buram di depan cermin.
Mata saya mulai terang dan penglihatan saya kembali jelas. Di cermin saya melihat banyak pria melihat ke arah saya dengan heran. Ada bahkan yang sedang pipis di urinoir juga.
Horror dengan kondisi sekitar saya akhirnya sadar kalau saya salah masuk toilet. Ya Tuhanku yang Maha Baik! Saya bahkan sedang pakai baju renang.
Saya menjerit kecil dan lirih sambil lari lintang pukang sambil mencebur kembali ke kolam. Teman-teman saya yang baik hati disana tentu saja tertawa tanpa prihatin begitu saja melihat kemalangan saya.
Leave a Reply