Saya sering ditilang. Tapi sumpah! Bukan karena keinginan saya. Yang jelas sih keinginan polisinya. Seperti saya sudah ceritakan di posting blog saya sebelumnya tidak ada unsur kesengajaan disini. Lebih banyak pada faktor apes atau kekeliruan yang tidak disengaja.
Kedua kalinya saya ditilang, entah ditahun berapa. Yang pasti saya sudah bekerja di tempat sekarang. Mobil saya adalah Honda Civic mungil warna hitam dua pintu hasil nyicil. Pagi-pagi saya lewat perempatan Pajajaran dan Abdul Rahman Saleh, itu lho yang ada Patung Nurtanio di taman dekat situ, nah disana kan jarak dari ujung jalan Abdul Rahman Saleh ke jalan Pajajarannya lumayan jauh tuh.
Pas lampu kuning karena kosong saya tancap gas, dan…
PRITTTTTT!!!!!
Bermunculan polisi dari pinggir jalan Pajajarn menepikan mobil saya ke pinggir jalan.
Seperti biasa dengan mengucapkan salam, pak Polisi itu meminta saya menurunkan kaca mobil. Meminta untuk memeriksa SIM dan STNK saya. Dan keluarlah pertanyaan standar.
“Bu, tahu kesalahan yang ibu lakukan?”
Saya menggeleng lemah dengan wajah polos juga dengan tatapan mata yang saya besarkan agar mirip mata anak kijang tak berdosa.
“engga tuh Pak”
“Bu. kalau lampu kuning itu artinya siap-siap berhenti, bukan siap-siap tancap gas”
“Iya pak, saya ini buru-buru mau ke kantor, kalau kesiangan gawat pak. Bos saya galak banget, saya bisa dihukum berat”
Jaman itu belum musim iklan di tipi untuk himbauan agar polisi tidak menerima suap. Tapi suwer saya juga tidak berusaha menyuap polisi. Dia sendiri yang menawarkan damai kepada saya. Pas saya keluarkan dompet, ternyata isinya cuma 5000 rupiah. Sambil tersenyum nyengir saya tawarkan satu-satunya lembaran 5000 rupiah itu pada Pak Polisi.
“Bu, kerja dimana sih, masa cuma bawa uang 5000 perak??!!”
“Lho pak, engga ada hubungan dong dengan kerja dimana, kebetulan saja saya belum ke ATM!” jawab saya tersinggung berat. Rasanya perusahaan tempat saya kerja dilecehkan oleh polisi itu gegara saya cuma bawa uang limarebu.
“ya udah deh, ga papa. Lain kali jangan melanggar aturan ya Bu” kata polisi itu.
Dalam hati, saya menambahkan, lain kali jangan cuma bawa duit lima rebu rupiah. Ga enak damainya.
[…] « Tilang! Another Story […]
I am actually pleased to glance at this blog posts which includes tons of
helpful information, thanks for providing such statistics.