Saya ini bukan pelanggar peraturan.
Suwer.
Saya tertib.Sejauh yang saya yakini sih.
Eh aturan yang mana yah? Ini bisa mengundang perdebatan panjang.
Intinya saya bukan tipe pemberontak dan rebelious gitu lah. Saya kan pemalu, agak takut kalau menarik perhatian orang. Dan sementara itu kan kalau yang namanya pelanggar aturan, pastinya suka draw attention kan?
Kalaupun saya melanggar aturan, pastinya itu bukan bentuk kesengajaan.
Namun walau saya ini penurut aturan, ternyata saya keheranan sendiri mengingat betapa seringnya saya ditilang, baik dilakukan secara sendiri maupun kolektif. Maksudnya kalau lagi bareng teman pun suka kejadian kena tilang juga, entahlah kenapa. Mungkin aura saya menarik polisi untuk mendekat.
Nah aneh kan.
Tapi lebih aneh lagi ada teman saya yang belum pernah kena tilang. Ini ajaib. Mengingat lalu lintas kita yang gila-gilaan padat berseliweran motor dan mobil, juga rambu-rambu yang tidak jelas, dan polisi yang suka ngumpet dan menyamar (iya gitu?), adalah sesuatu yang extra ordinary kalau tidak pernah ditilang.
Pertama saya ngalamain ditilang itu long long time ago, waktu saya masih kuliah. Saat itu saya dibonceng teman sekelas saya si Atom. Nama panggilan Atom ini jelas ada sebabnya.
Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur. Demikian juga Hendra. Ini nama asli Atom.
Oh ya dan walau kuliah, karena di Politeknik ITB dulu selama tiga tahun kami satu kelas terus dengan orang yang sama, masuk jam 7 dan pulang jam 3 an setiap hari, Senin sampai dengan Sabtu, itu yang membuat kita bilang bahwa kuliah di Politeknik ini seperti SMA plus.
Nah saat itu saya dibonceng motornya Atom, lupa deh mau kemana sepulang kuliah. Pas di perempatan Gegerkalong Hilir, kami dihentikan polisi. Apa ya gara-garanya, entah salah jalur atau melanggar lampu merah. Saya lupa. Namun saya ingat saat Atom diperiksa STNK dan SIMnya, saya entah kenapa menangis bercucuran air mata. Sedih banget pokoknya. Eh bukan sedih, entahlah. Kaget kali.
Bagaimana tidak. Ini kan pengalaman pertama ditilang. Bisa jadi ini pengalaman yang sangat traumatis kan buat saya.
Setelah negosiasi dan entahlah apa, kami lanjut perjalanan, dan Atom bertanya pada saya,
“ari maneh, naha bet ceurik?”
Yang artinya, kamu ini ngapain nangis.
Dan saya jawab sambil menyusut mata yang masih berair dan idung yang masih ingusan.
“Urang era, ieu teh pengalaman pertama”
Artinya, saya malu, Â ini pengalaman pertama kan.
Atom tidak menjawab. Males kayaknya.
[…] Bukan karena keinginan saya. Yang jelas sih keinginan polisinya. Seperti saya sudah ceritakan di posting blog saya sebelumnya tidak ada unsur kesengajaan disini. Lebih banyak pada faktor apes atau kekeliruan yang tidak […]