Seperti juga orang-orang lain yang baik dan normal, tentu saja saya sebagai orang bekerja kantoran, sangat menyenangi dua hal.
Yaitu liburan dan gajian.
Nah di minggu awal bulan Juli lalu saya sempat mengambil liburan alias cuti. Namun tiga hari berlalu seolah tanpa cuti, gara-gara hari cuti pertama saya sibuk seharian mengantar teman untuk ketemuan dengan penerbit buku, di hari kedua saya harus ke kantor untuk mengambil dokumen yang diperlukan untuk ketemuan dengan notaris, dan saya rempong sampai sore antara bolak-balik dua bank dan notaris.
Yang jelas keesokan harinya pagi buta di hari Sabtu, suami saya tiba-tiba ngomong entah ngigau, katanya “kita ke Puncak yuk, mumpung anak-anak libur sekolah”.
Saya tanpa pikir panjang bilang hayuk aja. Bangun dari tidur tanpa gosok gigi dan cuci muka, langsung browsing internet untuk booking hotel.
Karena tidak berani coba-coba hotel lain, dan taunya emang cuma Novus dari dulu hehehe, akhirnya walau sudah melihat-lihat di internet beberapa hotel lain memang saya tetap memilih menginap di Hotel Novus Puncak. Anak-anak saya suka disana. Sarapan paginya enak, dan saya suka kamar dan pepohonan di lanskapnya. Untungnya masih ada satu kamar kosong di Junior Suite. Sekitar 2 juta permalam. Tadinya pengen nyoba sih Pool Suite tapi beda harganya cukup signifikan, mengingat kolam privatnya juga ga gede dan kamarnya sama persis dengan Junior Suite, ya saya akhirnya tetap pilih Junior Suite saja.
Saya lebih suka booking hotel via internet, praktis dan gak riweuh. Datang pun tidak banyak ngapa-ngapain lagi, tinggal konfirmasi dan tandatangan.
Bangun tidur anak-anak sangat antusias. Setelah beres-beres dan mandi langsung dah capcus ke Puncak.
Perjalanan lancar jaya menuju Puncak. Sempat mampir di Cianjur nyari bubur ayam. Tapi bubur langganan engga jualan.
Jam tiga sorean kami sampai di Puncak. Engga ngapa-ngapain malah semua tumplek blek di kamar. Saya memesan tambahan kasur alias ekstra bed. Untuk satu kamar, ekstra bed yang dibolehkan itu dua. Karena Junior Suite cukup luas, nambah 2 ranjang kecil masih lumayan lega, ditambah balkon juga menambah kesan luas kamarnya.
Kamar kami di lantai dua dan menghadap ke lembah yang hijau dan pohon yang rapat. Di pintu keluar ada tulisan untuk berhati-hati dengan monyet, karena kadang ada yang mampir nongol ke kamar kita. Apalagi kalau wajah kita mirip, siap-siap aja ditengok mereka.
Dimas yang hobi nonton langsung cari-cari pelem di tv kabel, Dinda yang doyan makan langsung minta pesanan makan di kamar, Drea yang seneng mandi langsung aja mandi. Saya dan suami sih karena doyan tidur yang langsung tiduran.
Makan malam kami ke tempat langganan di restoran Bumi Aki, agak naik lagi ke arah Puncak Pass dari Novus, tapi engga terlalu jauh. Walaupun penuh kami kebetulan langsung dapat tempat yang nyaman dan lesehan.
Oh ya suka banget sup buntut disini. Enak banget!
Makanan lain pun enak-enak. Untuk yang suka hal ekstrem, ada telor dadar pete yang boleh dicoba. Saya sih udah nyoba. Nyam deh pokoknya.
Minuman paling enak disini menurut saya adalah teh jahe. Maklum di Puncak kan dingin. Pas banget buat menikmati teh jahe. Kalau Dimas senengnya bandrek susu. Katanya rasanya sangat exquisite.
Beberapa foto-foto ada dibawah ini
Liburan memang menyenangkan. Always.
Leave a Reply