Saya belum pernah tamat membaca buku Dibawah Bendera Revolusi. Untuk satu dan dua alasan konyol. Kesatu saya memang lamban berpikir. Jadi membaca buku yang berat secara harfiah (karena memang berat kok kalau dibawa-bawa) dan berat secara figuratif memang membuat asupan oksigen ke otak saya berkurang. Kedua saya emang ga pinter-pinter amat untuk bisa mengerti jalan pemikiran Bung Karno.
TAPI ada semangat yang tersirat dari buku tersebut bahkan dengan memandangnya saja. Dimana Bung Karno menulisnya, dimuat di koran dan media apa tulisan-tulisannya, pada saat bagaimana beliau menuangkan pikirannya tersebut, di umur berapa, untuk apa, siapa yang sedang berkuasa saat itu, dan kenapa Bung Karno menulis tulisan-tulisan yang terangkum dalam buku tersebut.
Judul-judul yang ditulispun membangkitkan semangat dengan pilihan kata indah penuh gelora, dan BERANI:
– Nasionalisme, Islam dan Marxisme
– Indonesia Menggugat
– Demokrasi politik dan demokrasi ekonomi
– Memperingati 50 tahun wafatnya Karl Marx
– Indonesia versus fasisme
Selain Bung Karno, kita pun memiliki deretan negarawan dan penulis bernyali lainnya. Bahkan masuk bui. Saya sih tidak ingin dipenjara gara-gara menulis, tapi sungguh saya angkat topi untuk orang-orang yang berani mengungkapkan tulisannya dan nama aslinya. Bagai sabetan pedang bayangan, tulisan dapat menghujam langsung pada pemikiran. Apakah lagi yang bisa mengubah sejarah dan pemikiran manusia jika bukan tulisan? Ada yang bilang tulisan adalah tahtatertinggi dalam peradaban manusia.
Sayangnya saya lupa siapa yang bilang.
Saya tidak negatif dalam memandang penggunaan pseudonym dalam penerbitan sebuah tulisan. Situasi sulit bagi wanita di jaman dulu juga membuat Charlotte Bronte menggunakan nama pena Currer Bell saat menerbitkan novel Jane Eyre. Bisa juga seperti di film Lethal Weapon, Trish Murtaugh istri Roger Murtaugh adalah penulis cerita erotis yang menggunakan nama Ebony Clark, yang mana penghasilan dari menulis cerita erotis ini memungkinkan keluarga Roger Murtaugh berkecukupan dan memiliki rumah bagus yang tidak sesuai dengan gajinya sebagai polisi. Kalau pakai nama asli, bisa geger dong kepolisian sono ada polisi beristri penulis cerita erotis (eh inget film ini membuat saya tertawa sendiri).
NAMUN saya sungguh salut untuk penulis berani dan bernyali. Dalam kekaguman saya, dia meraih tempat tinggi untuk berderet dengan nama-nama pendiri bangsa ini.
Leave a Reply