Cyber atau dibaca saiber atau kita sebut media online, atau internet, atau apapun deh sebutannya bagi suatu hubungan yang terjalin antar manusia melalui perangkat elektronik dan komputer, itu bukan sekedar bohongan, atau maya, atau virtual. Maaf saya bukan jagonya terminologi, namun semoga apa yang muter di otak saya ini bisa tersampaikan kepada yang bersedia membacanya.
Bila kita 8 jam lebih di depan komputer bahkan lebih, lalu mata kita melotot kesitu sambil sibuk ngetik, apakah berarti kita menggunakan media internet itu cuma untuk haha hihi, bikin nama bohongan, lalu sibuk sana sini tebar pesona untuk menjadi seleb internet? Mungkin ya untuk sebagian orang yang mengecilkan dan mengartisempitkan cyber network ini untuk ajang mencari kekasih virtual atau melepaskan uneg-uneg dan kemegalomaniaannya dengangn alter ego yang dibuatnya.
TAPI, internet tidak melulu diartikan demikian. Apakah orang yang berkutat dengan media online ini tidak bersosialisasi? Tidak bekerja, tidak punya kehidupan? Sekali lagi itu mengecilkan arti media online. Media online itu adalah media. Media berarti sesuatu yang menjembatani, menghubungkan, dan menjadi sebuah alat. Apa bedanya media online dengan telepon jadul? Sama saja. Sama-sama media. Namun sekarang untuk berselancar dan bertelepon sudah bisa dilakukan dengan satu device. Namanya telepon pintar. Yang lama ga pinter, jadi telepon yang telepon, internetan ya pake komputer.
Jadi, apakah karena melalui internet lalu kita menjadi berbeda dalam memperlakukan manusia? Harusnya tidak. Kita harus menggunakan etika yang sama. Dalam menggunakan media APA SAJA. Untuk istilah, atau omongan orang yang bilang, “Ceile, ini kan dunia maya, why so serious, dude?” Saya menolak, kecuali dibelakang akun itu bukan orang sih terserah. Mungkin orang yang tidak menghargai orang lain dalam berinteraksi secara online memang tidak ingin dianggap orang.
Saya berusaha memperlakukan setiap orang di media online maupun di dunia apapun dengan sebagaimana seharusnya orang berinteraksi. Kenapa? Karena demikianlah manusia diciptakan. Salah satunya, untuk saling menghargai sesama manusia. Tidak ada bedanya bagaimana kita harus menghargai sesama di media online maupun di media tatap muka.
Lalu dunia ini mulai bergeser. Kehidupan sosial maupun dalam pekerjaan kita memang bergerak menuju dunia online. Contoh konkrit, saya 8 jam di kantor kadang tidak beranjak dari tempat duduk atau dari kantor dimana saya bekerja. Dan apa yang saya lakukan? Apakah saya cuma internetan melihat Facebook dan katalog online? Oh tidak. Saya meeting dengan rekan kerja seluruh Indonesia. Meeting online itu terasa nyata dengan layar lebar dan di ruang meeting beneran. Kami sama-sama bisa saling melihat satu sama lain, saya sering bercanda, nanti sebentar lagi kita bisa berkunjung dengan hologram. Saya juga memimpin tender untuk para rekanan saya secara online, saya mengorder pekerjaan secara online, hampir semua online. Apakah saya kurang kerjaan karena melototi media online seharian?
Jangan kecilkan arti media online dan sopan santun berinteraksi dengan manusia di dunia internet ini. Saling hargai dimana saja tidak cuma di media tatap muka maupun online. Media online bukan cuma virtual atau simulasi untuk game saja. Banyak hal lain yang lebih dari sekedar saling lihat foto di Facebook, atau stalking kecengan.
Leave a Reply