Beberapa waktu lalu saya jalan-jalan dengan suami ke Paris Van Java, setelah makan bubur di Ta Wan dan minum jus tomat (suami milih nasi goreng dan jus semangka), ternyata saya masih haus, jadi lanjut lagi ke Azzura, saya milih ice coffee dan blueberry cake. Warna birunya gradasi dari toska sampai dengan blue marine. Sebenarnya mengingat pewarna-pewarna makanan yang dipakai saya rada ngeri. Seperti halnya rainbow cake yang sedang happening itu. Pasti pewarnanya buatan. Kalau Red Velvet saya pernah tanya, katanya sih warna merahnya dari bit. Tapi tak urung melihat blueberry cake dengan biru gradasi ini, memakai pewarna buatan atau bukan, tetap bikin saya ngiler. Jadi apa boleh buat, saya tetap beli. Ya ya.. saya memang lemah.
Azzura ini menyenangkan interiornya, warna birunya itu lho. Tapi sofanya sekarang udah pada dekil. Sepertinya tidak dicuci untuk waktu yang sangat….lama. Kebayang sudah berapa pengunjung yang datang dan naikin kaki untuk nongkrong-nongkrong disitu. Sayang banget. Buku menunya juga kertasnya udah pada keriting. Tapi buat saya ini menunjukkan kalau kafe ini laku. Hehehe, banyak orang yang membuka-buka buku menu dengan brutal rupanya. Kalau makanan sih, standar. Standar enak maksudnya. Dengan harga standar pula. Standar cukup mahal. Namanya juga kafe di PVJ.
Dikeliling warna biru ini saya jadi inget traditional rhyme untuk pengantin wanita jelang pernikahan. Yaitu benda-benda yang dipercaya membawa keberuntungan bagi si pengantin untuk dipakai di gaun pengantinnya. Ada yang ingat?
Something old,
something new,
something borrowed,
something blue,
and a sixpence in her shoe
Saya pertama kali membaca soal Four Something di buku Laura Ingals Wilder, saat dia akan menikah dengan Almanzo. Something old artinya sesuatu yang menjadi simbol bahwa pengantin tidak lepas dari masa lalu darimana ia berasal dan keluarganya, sesuatu yang baru artinya harapan dan optimisme menghadapi masa depan. Sesuatu yang dipinjam artinya barang yang dipinjam dari keluarga atau temannya yang memiliki pernikahan bahagia, sebagai tanda support dan dapat diandalkan. Sedangkan untuk sesuatu yang biru, warna biru dari sejak jaman Romawi kuno dikenal sebagai warna yang melambangkan cinta, kesederhanaan dan kesetiaan. Untuk sixpence in her shoe, artinya uang koin yang melambangkan harapan untuk kekuatan finansial dalam pernikahan.
Demikianlah cerita tentang warna biru yang merembet ke puisi tradisional kuno ini.
Dengan setumpuk pekerjaan yang melelahkan dipastikan sulit menyempatkan untuk konsisten menulis, tapi sepertinya keadaan itu tidak berlaku pada ibu. Hari ini, saya kembali menemukan tulisan ibu. Kali ini di kompas dalam rubrik Kompasiana. Terbit 29 Agustus 2012. Terimakasih telah menyemangati untuk tetap menulis walau tidak secara langsung =D
wah terima kasih banget komentarnya.. semoga kita sama-sama bisa semangat menulis.. terima kasih juga untuk mampir ke blog saya…salam hangat
Kalau saya sih demennya “Merah Membara” mih. Hehe, kalau biru mah musuh wajib diekspansi.. *halah, orang sales..
itu namanya ombre cake..means.. shadow’s cake..lagi booming juga pan..