Saya baru tahu kalau Congklak disebut juga Mancala, berasal dari kata bahasa Arab منقلة, manqalä. Dan ternyata dikenal di seluruh dunia terutama di Asia dan Afrika. Asal kata manqala sendiri dari kata naqala yang artinya bergerak. Permainannya sendiri entah siapa yang dulu pertama menciptakan, mungkin juga dari negara di Arab sana, namun mancala batu tertua ditemukan di Ethiopia abad ke 6-7 Masehi. Di Amerika permainan ini desebut Kalah, dengan biji dan anaknya terbuat dari marble, atau batuan buatan dengan warna warni seperti batu permata.
Dulu waktu saya kecil (di abad ke 20 Masehi), kebanyakan papan congklak dibuat dari kayu. Kayu nangka sering dipakai karena ringan dan cukup kuat. Biji atau anak congklaknya dari kuwuk atau kerang kecil yang bentuknya seperti kacang dan lucu itu. Sekarang kebanyakan dibuat dari plastik dengan warna-warna ngejreng (yang mana saya benci sekali karena tidak kelihatan indah lagi).
Untuk acara 17-an atau acara ulang tahun perayaan di kantor saya, pernah beberapa kali kami memainkan permainan tradisional untuk memeriahkannya. Permainan gobak sodor atau gala asin, gatrik, boyboyan, bahkan permainan perepet jengkol jajahean adalah permainan yang dapat digunakan sebagai permainan team work yang seru sekali. Lalu untuk permainan antar individunya, congklak, catur, catur jawa, halma dan lainnya dapat menjadi acara yang meriah dan menyenangkan sebagai pengisi acara.
Semoga permainan tradisional kita dapat terus kita jaga, tanpa tergeser semua oleh permainan di game elektronik yang mengurangi interaksi dengan orang-orang di sekitar secara fisik.
Leave a Reply