Hari ini saya ikutan wawancara untuk Tim Touch Korea Tour di KTO Indonesia di Jakarta. Hasilnya? Belum tahu. Tapi ada hal yang ingin saya ceritakan. Ternyata ngomong bahasa Inggris setelah 15 tahunan ga pernah ngomong bahasa Inggris dengan dengan lidah sendiri secara aktif (biasanya sekarang-sekarang ini saya pake bahasa Inggris cuma buat imel-imelan atau chatting online aja) adalah…. BELEPOTAN PARAH. Otak saya sudah melaju kencang bak Ferrari yang dikebut oleh Raikkonen sementara mulut dan lidah saya ibarat becak yang dikayuh di jalanan berbatu dan menanjak, dan ban becak ketiga-tiganya kempes pula. Yang ngayuh becaknya kakek-kakek. Seperti itulah rasanya ketidaksinkronan antara mulut saya dan otak saya.
Menyedihkan memang. Pathetic. Duh.
Tiba-tiba saya ingin kursus bahasa Inggris lagi di The British Institute. Agar lidah saya yang kelu seperti sehabis mengunyah Dieffenbachia (1) ini dapat terobati dan bisa cas cis cus lagi. Bukannya saya kurang kerjaan sehingga sempet-sempetnya ngunyah daun tanaman hias tersebut, tapi mungkin seperti itulah kesedihan saya akibat kekakuan lidah saya ini.
Jadi untuk adik-adik atau siapapun, apabila kalian dulu pernah bekerja sebagai sekretaris perusahaan asing atau pernah mendapat nilai 10 dalam bahasa Inggris saat ujian akhir nasional (bukan berarti saya pernah dapat nilai 10, nilai saya 9.9 tapi anggap aja 10, toh udah deket), kemampuan bahasa itu akan percuma saja kalau tidak dilatih dan dipakai, akan kelu seperti efek setelah mengunyah daun Dieffenbachia. Coba saja kalau berani, mengunyah daun itu maksudnya.
Udah ah saya mau tidur, malam ini rasanya saya agak sedih. Bukti kesedihan saya, sepanjang jalan tadi saya menyenandungkan lagu dangdut. Lagu yang biasa saya gumamkan apabila sedang galau.
(1) Dieffenbachia
Getah daun dan batang Dieffenbachia BERBAHAYA karena dapat menyebabkan gatal-gatal maupun kejang pada bibir dan lidah serta kerongkongan bila mengenainya. Meskipun setelah beberapa waktu dapat pulih kembali, gejala ini dapat menyebabkan syok, bahkan kematian apabila kejang mengganggu saluran pernapasan. Anak-anak dan hewan peliharaan rentan akan bahaya ini. Ada laporan yang menyatakan, hal ini pernah diterapkan untuk menghukum budak.[1] Penyebabnya adalah banyaknya kristal kalsium oksalat di dalam sitoplasma sel yang disebut rafida dan berbentuk jarum.
from Wikipedia
this is so true!!!! Saya yakin kita bisa, dan memang sudah dipraktekan dan dibuktikan bisa, hanya saja kalo gak dipake ngomong memang jadi berkarat.
ah saya mah rek ngomong bahasa sunda we ah, …hihihi
selamat teh mira udah masuk 5 besar…saya jagoin teh mira lohhh….:))
makasih banyak dukungannya.. mba Erry yang menang, blognya bagus lho 🙂