Dari jaman jadul dulu (rekursif ya?), sejak kami berkantor di jalan asia afrika sampai dengan sekarang pindah ke rest area (saking jauhnya dari kota) di jalan soekarno hatta, selalu kantor kami dipenuhi cerita hantu. Menurut rumor, hantu di kantor kami macam-macam, dari wujud wanita tanpa wajah, atau anak-anak kecil hitam yang suka berlarian tanpa baju, sampai dengan hantu tukang jitak yang membuat acara latihan band di kantor kami bubar begitu saja akibat pemain drumnya dijitak mahluk tak kasat mata. Tapi rata-rata hantu di kantor kami senang mengetik dan menghitung dengan kalkulator tel-telan -sebutan kami untuk kalkulator sebesar batako berkertas gulung untuk cetakan bukti hitungannya- soalnya kalau sedang sendiri atau malam-malam lembur selalu saja ada suara-suara ketak-ketik-ketik yang datang dari meja lain dimana pegawainya yang biasa duduk disitu sudah pulang.
Saya pun pernah mengalami melihat sosok hitam di ruang meeting yang berdiri membelakangi pintu sedang menatap ke luar jendela di lantai 10 gedung kami dulu sesaat setelah maghrib, tapi begitu saya beberapa detik kemudian kembali menoleh lagi, sosok itu sudah menghilang. Tapi saya hanya berpikir itu halusinasi saya.
Biasanya cerita cerita hantu di kantor kami hanya terdengar kisahnya pada malam hari saja, dari cerita kursi melayang dan dibanting lagi (kayak cerita Poltergeist) sampai dengan sosok yang membuat kopi di pantry. Tapi kemarin ternyata ada penampakan di siang bolong saat saya dan teman saya Nur sedang survey ke Sukabumi, di meja kerja Nur ada sosok mirip Nur yang duduk dan (sayangnya) pura-pura bekerja. Beberapa teman kami bersaksi melihat sosok tersebut. Saat Nur dan saya kembali dari Sukabumi, kita hanya berkomentar “sayang sekali hantunya cuma duduk-duduk saja, coba sekalian mengerjakan rekonsiliasi bank dan lainnya, akan membantu banget…”
Leave a Reply