Satu lagi makanan khas Sunda yang selalu dicari para penggemar kuliner yang mampir ke Kota Kembang. Batagor. Huhuy siapa yang tidak kenal batagor. Singkatan dari Baso Tahu Goreng, bukan Bata Goreng. Gimana kalo ga digoreng? Oh tidak bisa, itu tidak sah.
Sejarah batagor ngetop di Bandung sulit ditelusuri siapa pencetusnya. Seingat saya dulu, depan SMA Negeri 2 Bandung, sekolah saya tercinta, berjayalah sepanjang masa, sekitar tahun 1988 mungkin yah tersebutlah warung batagor, DARTO judulnya. Batagor Darto cukup ngetop. Tanya deh orang-orang Bandung dulu, kalo engga tahu, sudah bisa dipastikan, dia orang Bandung kajajaden, alias jajadian.
Ada juga yang menyebutkan pencetus batagor pertama adalah batagor Isan, daerah Kopo. Saya sih percaya saja, mau Isan atau Darto, siapa aja deh yang penting enak. Saat ini Darto sudah tidak ada warungnya, kalau Isan masih ada. Batagor Isan bentuknya lebih mungil. Kalau secara selera, saya lebih suka batagor Isan dibanding lainnya, ga terlalu berasa aneh-aneh atau over fishy.
Di Bandung sendiri, sejauh yang saya tahu, pemburu oleh-oleh kerap membeli Batagor Ririe, Jl Malabar, Batagor Kingsley Jl Veteran, Batagor Abuy, dulu mah Jl Lengkong, lalu tentu saja Batagor Isan the legend. Kadang membeli batagor seperti antri di dokter, pakai nomor segala. Tapi sebenarnya penjual batagor menyebar di seluruh antero kota Bandung. Cobalah nangkring pinggir jalan, beberapa lama kemudian bila anda beruntung, akan lewatlah tukang batagor. Tapi ga janji yah.
Batagor resminya diberi bumbu kacang, kecap dan irisan mentimun. Varian lain ditemukan dalam bentuk berkuah. Yang membuat batagor Bandung berbeda, menurut saya karena tahu Bandung saja sudah beda dari daerah lain. Tidak ada tahu tercipta di dunia seenak tahu Bandung. Tahu Bandung itu halus lembut dan bercita rasa selayaknya tahu yang baik dan benar. Sehingga perpaduan tahu yang enak dengan kekenyalan ikan olahan terasa ngepas di lidah.
Sore-sore sehabis hujan adalah waktu yang paling tepat menikmati tahu. Atau di waktu minum teh, kalau orang Inggris bilang mah Afternoon Tea. Afternoon tea is a small meal snack typically eaten between 2pm and 5pm. The custom of afternoon tea originated in England in the 1840s. Tapi sungguh saya tidak percaya kalau orang British yang menemukan waktu minum tea. Nyi Iteung dan Kabayan juga setiap jam segitu juga pada asik minum teh, ngopi dan makan rebus ubi-ubian dan kacang. Siapa bilang orang Inggris yang menemukan waktu ngupi-ngupi yang tepat? Yang jelas mah orang Indonesia lah. Kan jam segitu adalah waktu istirahat sehabis nyangkul dan menggembala kerbau. Apalagi orang Sunda dulu tidak mengenal makan malam. Jam 4-5 adalah waktu terakhir makan. Makanya orang dulu ga ada yang gendut kali yah.
Terakhir ke Pasar Simpang batagor darto yang dulu di Cihampelas itu masih ada sih, gak tahu sekarang.
Kalau dipikir kadang tukang batagor keliling alias batagor kampung juga enak-enak, meskipun ikannya gak tahu ikan apa 🙂
yang penting mah tetep ikan mas 😀
Paragraph writing is also a fun, if you be familiar with afterward
you can write or else it is complicated to write.
kalo saya mah batagor mana aja juga enak… kecuali emang ngidam banget makan batagor bermerek, baru deh tuh haha