Jengkol sebagaimana nama yang dikenal di Indonesia, atau Jering sebagaimana dikenal di Malaysia, atau Dogfruit dalam bahasa Inggris- walau saya tidak mengerti apa hubungan jengkol dengan anjing. Satu, jengkol bukan buah kesukaan anjing. Kedua, jengkol tidak berbentuk seperti anjing. Ketiga, bau jengkol tidak berbau seperti bau anjing, tepatnya jengkol berbau khas jengkol. Titik.
Mungkin dulu ada bule main ke Bandung, lalu dia makan di warung nasi Ceu Imas atau Ma Ata bersama temannya, seorang pemuda yang senang mengumpat. Si pemuda makan Jengkol yang dimasak semur dengan bumbu yang luar biasa ‘lekoh’ dan ‘lekker’ sehingga keluar umpatan dari mulutnya, “Anjing, ngeunah pisaaan euuuuy!!!” “Anjiiing, ieu jengkol kacida ngeunahna!!”.
Si bule temannya heran “why you’ve said ‘anjing’? Anjing means dog right? Are you eating dog meat?” Kata si bule sambil melirik-lirik piring temannya.
Temannya si pengumpat menjawab, “No,no. I am not eating any kind of processed dog. Dog is harom you know, you know harom? Harom means strictly prohibited. I am eating fruits. A gummy and chewy fruits. This is some kind of incredible and heavenly delicious food from miraculous fruits. People called it here as Semur Jengkol.”
“But you’ve said ‘anjing’ several times. Okay, why don’t we call it as dogfruit? Easier for me to pronounce anyway. J E N G H OL is very hard to say on my tongue, remember me so much to Jenghis Khan”
“Okay deal, as long as you happy with that, dogfruit, okay…. Jengkol or dogfruit, whatever you called it anyway, they really make my day”.
Nah demikianlah mengapa jengkol disebut Dogfruit, di atas segala kejayaan dan juga caci maki pada dirinya. Memang Jengkol sering dicari, juga dimaki. Untuk orang yang membenci, bau jengkol bagai bau neraka. Sedangkan bagi pencinta jengkol, bau jengkol seperti bau…..surga? Ah tentu tidak. Sebagai fans dan pembela jengkol yang fanatik, cukup kami nyatakan bahwa kami para penggemar jengkol adalah orang-orang yang realistis dan jujur pada kenyataan.. Fakta jengkol menghasilkan bau sebelum dan sesudah diolah kami terima dengan ikhlas dan lapang dada.
Untuk membuat semur jengkol yang fantastis and less odour, beberapa petunjuk mengatakan untuk merebus jengkol dengan abu gosok atau beberapa sendok kopi. Atau bisa juga dengan nengganti air perebus berkali-kali. Bisa juga untuk mengurangi kadar jenkolic acid dalam jengkol, orang mengkonversi jengkol menjadi sepi. Yaitu menguburnya beberapa hari sampai nyaris berkecambah.
Memasak jengkol mudah. Sebagaimana memasak semur daging, bumbunya bawang putih, bawang merah, salam sereh, jahe, lengkuas, kunyit, cabe merah,sedikit santan, tomat. Semua dihaluskan dan ditumis sampai harum baru kemudian dimasak bersama ‘the glorious mighty jengkol’. The Jengkol is dead! Long life the king of fruit!!.
Jengkol adalah sejenis legume atau pea, polong-polongan. Adalah tanaman asli Asia Tenggara. Bukan, bukan tanaman asli dari dataran Eropa. Anda jangan berpikir sejauh itu. Nama latin jengkol adalah Archidendron Pauciflorum. Di Indonesia biasa dimasak rendang atau semur. Yang muda jadi lalapan. Di Burma biasa dipanggang atau direbus dan disantap dengan saus ikan acar sebagai teman nasi. Thailand dan Malaysia pun mengenal masakan dari jengkol.
Orang Sunda kadang menyebut masakan semur jengkol dengan sebutan semur Hati Macan. Atau dalam bahasa Sunda, Ati Maung. Terdengar lebih gagah dan berwibawa memang. Harga jengkol saat ini memang tidak murah-murah amat. Terakhir sih di Mang Dodo, tukang sayur langganan saya yang sering mendelivery sayur-mayur dan daging tanpa diminta, alias ‘jual dedet’ atau sistem jual paksa- adalah Rp 22.000/kg. Itupun jengkolnya campur antara yang tua dan yang muda. Tapi harga ini menurut saya bisa-bisanya Mang Dodo me-mark up. Umumnya kalau lagi mahal menurut info harga pasar induk Caringin, hanya sekitar Rp 10.000 per kg. Kebutuhan konsumsi jengkol yang tinggi khususnya di Jawa Barat, membuat beberapa bulan terakhir terdapat sedikit krisis pada stok jengkol. Menurut gosip kebutuhan jengkol per hari untuk Jawa Barat adalah 100 ton. Ini baru di Pasar Induk Caringin saja. Banyak amat ya. Berapa ya kakus dan kamar mandi yang terkontaminasi dengan bau akibat jengkol sebanyak itu. Bayangkan saja.
Menurut info dari artikel di Trubus Online, selain bercitarasa khas, biji jengkol juga kaya nutrisi. Riset menunjukkan jengkol mengandung protein, karbohidrat, berbagai jenis vitamin, kalsium, dan fosfor. Bahkan kandungan vitamin C dalam setiap ons biji jengkol berkisar 57–91 mg. Vitamin C jeruk paling banter cuma 50 mg/100 ons daging buah. Selain vitamin C, biji jengkol juga mengandung vitamin B kompleks dan vitamin A. Keduanya berfungsi menjaga fungsi penglihatan dan peredaran darah. Mengapa jengkol banyak disukai? Menurut saya karena tekstur jengkol yang kenyal namun lembut dan pulen, kalau dalam bahasa Sunda istilahnya ‘Cakial Kuled’. Dimasak bersama bumbu pedas, jengkol yang berkeluarga dengan polong-polongan ini memberikan aroma dan rasa gurih keluarga polong-polongan yang khas. Juicy and tasty, kalau raja Inggris bilang sih.
Beberapa sumber menyebutkan pula bahwa jengkol baik untuk pencegahan diabetes dan mengurangi resiko penyakit jantung. Adapun resiko jengkol bagi ginjal karena asam jengkolat seringkali mengkristal, apabila PH darah kurang dari 7, itu bergantung pada pola hidup sebagian orang dan bersifat genetik atau keturunan. Jadi resiko jengkoleun atau sakit kencing karena jengkol ini berbeda-beda untuk setiap orang. Sedangkan menghilangkan bau jengkol, bu Nani – seorang Manager di kantor saya tempat bekerja memberikan tips meminum kopi setelah makan jengkol. Terbukti sih mengurangi rasa aneh berbau jengkol di mulut. Lalu untuk kamar mandi yang beraroma semerbak, bilaslah dengan air banyak-banyak, dan bawalah pengharum ruangan di tas Anda apabila perlu berbilas di kamar mandi umum atau di rumah orang lain.
Sekali lagi, Long Live the Jengkol!
sayah curiga, jigana demam jengkol lebih membahana di Ciamis Area. Terbukti pada si Apih dan adik-adiknya, semua maniak jengkol. Tangkal jengkol selalu ada di pinggir balong, di kebon, di serang, di gawir sawah, bahkan di gunung kepunyaan keluarga kami. Komo deui ketika sedang reuni. Saminggu mah non stop jengkol. Sebuah siksaan maha berat buat sayah 😦
salam kenal teh.. tulisan teteh pas bener ma favoritnya suami…;)
salam kenal juga, wah suami kita makanan favoritnya sama ternyata 😀
@Dodi, tak kenal maka tak sayang Dod. Jengkol itu seperti duren. Dia kontroversial. Ada yang bilang bau kaki ada yang bilang bau harum. Itu semua hanya perbedaan persepsi Dod. Coba kalau mau, makan bareng-bareng duren plus jengkol, rasakan duo kontroversi dalam satu rasa.
saya sudah kenal tentunyah. Saya akui memang enak. Tapi baunya ruins everything.
di keluarga kami, semur jengkol kurang populer. kalow ibu saya dulu suka masukin jengkol di oseng-oseng (tumis) bikinannya. enak juga loh teh mira 🙂 apalagi kalow masaknya nggak terlalu empuk…saya suka! semur jengkol baru saya kenal waktu saya tinggal di bandung. biasanya kalo botraman ama temen2 yang asli sunda…waw..emang ngeunah pisan…
Ibu saya penggemar jengkol, baik sebagai lalap atau yang sudah dimasak dengan berbagai gaya, eh, cara.
Saya sih suka baunya, tapi entah kenapa kurang tertarik untuk memakannya.
Cobalah jeng… mudah-mudahan ketagihan :))
[…] membaca tulisan Mbak Mira Marsellia tentang jengkol, saya baru tahu bahwa sebutan untuk jengkol dalam Bahasa Inggris adalah “dogfruit”. […]