Saya punya peliharaan, bukan benar-benar dipelihara sih. Tapi dia memang datang dan pergi ke kebun belakang rumah saya. Anggaplah saya pelihara, karena saya khusus menanam bunga-bunga jenis “save the bees” dari Botanical Interest, untuk makhluk kecil yang berdengung itu, sebanyak 2 kontainer. Tadinya saya hanya menanam herbs, tapi karena senang dengan kedatangannya saya tambah koleksi tanaman saya dengan bunga-bunga yang disukai lebah.
Lebah kecil berwarna kehijauan itu saya beri nama Beesy Buzz, karena dia selalu sibuk berdengung. Awalnya dia datang saat Basil saya mulai berbunga, disusul Cilantro, Nasturtium, Calendula dan bunga-bunga lain. Rupanya dia jenis solitaire bee, karena dia selalu sendiri. Tapi pernah di suatu Minggu pagi yang cerah dia mengajak temannya, berdua mereka sibuk berdengung, dari satu bunga ke bunga lain, dengan kecepatan jet tempur.
Bentuk tubuhnya buntet, warnanya hijau metalic, dan saya sungguh menyukai dia dibanding lalat-lalat hijau yang selalu datang tiap saya menggoreng ikan asin peda. Dimana tinggal Beesy Buzz saya tidak tahu, karena sekitar rumah saya adalah komplek perumahan,dan dibatas tembok belakang adalah perkampungan padat penduduk yang tidak mengenal pentingnya menanam pohon, mengingat semua halaman kebanyakan senang diberi lapisan semen abu-abu, saya tidak yakin Beesy Buzz datang dari daerah sekitar sini. Mungkin dia terbang jauh-jauh dari pepohonan daerah entah mana, berkilo-kilo meter jauhnya dari rumah saya, kecapaian dan kelelahan. Lalu bersemangat setelah menemukan pollen dan sedikit nectar.
Lain kali saya akan menanam bunga-bunga yang disukai burung. Senangnya nanti bila mereka berdatangan ke kebun belakang saya, menjadikannnya oase, di tengah kota yang senang menebang pohon-pohon tua untuk memberi jalan pemuja dewa fashion di kuil factory outlet ini.
Nggak keliru menganggap lalat sebagai lebah, ‘kan? 😀
engga lah, kan kenalan dulu
Lebah di antara tembok semen….
salam kenal…thanx
wah belum ada postingan baru, nulis lagi dong teh, saya suka tulisan teteh deh, enak dibaca 🙂
Awas disengat 😉
Membaca artikel ini saya jadi membayangkan “oase” 😀