Tulang Ikan Jambal atau sering disingkat Tuljam ini menjadi salah satu favorit tempat makan di Bandung. Pertama saya makan di tempat makan dengan hidangan khas masakan tulang jambal di kota Bandung ini, saya bengong menatap piring saya. Ditemani sedikit kemangi, irisan mentimun, nasi panas, tergolek dua potong tulang ikan yang dimasak dengan cabe. That’s all. Sama seperti waktu ibu saya bengong mendapat kiriman gulai kepala kambing dari saudara ipar saya yang orang Padang. Benar-benar tengkorak kambing yang digulai. “Mana dagingnyaaa…??”
Masakan tulang ikan jambal ini dibumbui luar biasa pedas menggunakan cabe gendot (Capsicum annuum var. abbreviatum F.). Untuk diketahui, cabe jenis gendot ini pedasnya seperti hulu ledak nuklir. Soal pedasnya jangan ditanya. Katakanlah, cabe rawit, cabe keriting, cabe merah biasa, jalapeno, shisito, itu mah lewat tidak ada apa-apanya. Saingannya mungkin pedasnya cengek domba dikombinasi dengan ledakan wasabi. Pedasnya cabe gendot ini membuat telinga berdenging dan hidung berair. Kalau Kapten Haddock yang memakannya mungkin dia akan bilang “seperti menelan gunung berapi’ seperti pada cerita Tintin di Tibet.
Rere, teman saya yang bersama makan di tempat itu, bahkan tidak tahan untuk meneruskan. Tulang ikannya dia mutasikan ke piring saya. Saya sih masih bertahan untuk menikmati tulang-belulang itu walau dengan telinga berdenging, hidung berair, dan menangis. Untung saya tidak pingsan. Sambil ngomel, saking pedasnya saya bilang saya ingin ngajak berkelahi yang masak. Herannya saya dan teman saya ini ketagihan. Mungkin pada dasarnya selera asal kami adalah penggemar ikan asin. Dimana apabila kita sudah jenuh dengan makanan-makanan yang biasa, tulang ikan jambal super pedas itu jadi menghantui.
Tadinya tempat makan tulang jambal ini di Jalan Ternate Bandung, namun sekarang pindah ke Jalan Sumatera dan satu lagi saya lupa dimana. Selain masakan limbah ikan jambal ini, sebetulnya tersedia pula hidangan lain, seperti gepuk. Tapi kalau makanan lain sih tidak rame, alias tidak unik. Bahkan pernah beberapa petinggi di perusahaan saya bekerja, sewaktu sedang meeting di hotel berbintang lima di kota Bandung, minta didelivery masakan tulang ikan jambal ini. Dengan berbekal wadah plastik kedap, Office Girl kantor kami yang kami panggil Ibu Direksi, mengantar pesanan tulang belulang itu ke hotel berbintang tersebut. Rupanya kejenuhan akan masakan hotel berbintang memang dapat diobati dengan keasikan mengorek daging yang tersisa di tulang ikan pedas itu.
Salut untuk pemilik usaha tulang ikan jambal tersebut untuk keberanian dan kreativitasnya dalam memulai suatu usaha yang tidak terpikirkan sebelumnya dengan bahan baku yang sederhana.
resep pisan bumbuna!! tapi teu resep tulang jambalna! walhasil, bumbuna sok di kanu tempe gorengkeun. Enaakkkk!!
sekarang yang di jalan sumatera (18th park distro) udah pindah teh, ke jalan sumurbandung. kt temen saya di sana tempatnya bagus kek resto gitu. kalo yang satu lg di jalan ambon, deket GOR saparua (pindahan dr ternate). emang jempolan pedesnya…bikin semua ingus keluar…hiiiyyyy :))
wah makasih infonya
boleh juga tar mow coba deee…h
Tulang JAmbal Bandung sekarang buka di Jakarta loh… di Jl. Birah no.9, Blok S… pas sebrang Bakso Blok S…. mantap ! Kemarin saya makan disana… serasa lidah melanglang buana ke Bandung… 🙂
Hurrah, that’s what I was seeking for, what a information!
present here at this website, thanks admin of this web site.