Anda pernah menderita gondongan? Nama lainnya adalah mumps atau parotitis. Saya pernah! Lebaran tahun lalu saya menderita penyakit yang sukses membuat muka saya seperti kodok sawah yang siap-siap akan mengeluarkan bunyi-bunyian musim kawin. Awalnya gejala yang saya rasakan adalah suhu badan yang meninggi, alias demam, agak menggigil, susah menelan dan kepala pusing. Tadinya saya menyangka gejala flu. Setelah dua hari demam belum mereda saya ke dokter dekat rumah yang masih terbilang sepupu saya (namun dia tidak ingat bahwa saya adalah sepupu jauhnya dan saya pun tidak mau repot-repot menerangkan kalau ibunya dan ibu saya bersepupu), dia menatap saya setelah memegang leher saya dan berkata dengan prihatin “Kena gondongan deh Bu”.
Saya bertanya-tanya gondongan atau mumps ini penyebabnya apa. Dia bilang virus. Penyakit ini menular dan disebabkan virus Paramyxovirus. Namun seperti flu, gondongan dapat sembuh dengan sendirinya. Obat yang diresepkan adalah obat penurun panas: Parasetamol, dan Isprinol. Sisanya vitamin. Setelah dia menuliskan dan surat keterangan dokter untuk beristirahat dan ijin sakit ke kantor, saya menebus obat dan pulang ke rumah. Ternyata boro-boro 3 hari istirahat seperti rekomendasi dokter, berikutnya dari bengkak hanya dibawah telinga, menyusul leher dan wajah saya bengkak hampir 10 hari lamanya. Rasanya menyiksa. Saya sakit pada otot dan persendian, sulit makan, sulit menelan, sulit tidur, dan sulit bernafas, dan suara menjadi serak seperti pagar tua yang berderit. Dan muka saya jelek sekali. Setiap memandang kaca, saya sebal. Makanan terasa sulit ditelan karena seret dan terasa berlipat-lipat asinnya.
Teman-teman di kantor tampaknya prihatin dengan penyakit saya. Ada yang memberikan saran pengobatan tradisional menempelkan bulao (itu tuh bleau buat merendam cucian), sampai menempelkan nasi panas ke leher yang kemudian harus ditimpukkan ke anjing yang lewat. Saran pertama masih saya pikir-pikir walau tidak mengerti hubungan bubuk perendam cucian dengan pengempisan leher ini. Saran kedua soal nasi panas ini saya tolak mentah-mentah. Satu, membuang nasi adaah perbuatan mubazir, kedua menimpuk anjing juga tidak mudah. Selain anjingnya bisa marah dan saya digigit (ntar malah rabies!), menimpuk anjing tanpa sebab juga merupakan perbuatan yang bisa dikategorikan gejala sakit jiwa.
Banyak teman saya menyamakan gondongan dengan gondok. Dan mereka mengatakan saya kekurangan garam yodium. Benar tidak ya?. Keprihatinan teman saya di kantor juga ternyata diungkapkan dengan penyebaran foto muka jelek saya melalui MMS. Selain kasihan mereka juga rupanya terhibur dan tertawa melihatnya. Selain minum obat dari dokter saya pun mencari obat alternatif lain di internet. Kadang-kadang saya mengompres bengkak dengan air panas, kadang dengan air dingin. Tapi tetap tidak banyak pengaruhnya. Hanya meredakan rasa sakit yang berdenyut-denyut saja. Dari internet saya menemukan bahwa obat tradisional gondongan adalah kompres dengan dedaunan Tapak Dara. Karena di halaman saya tumbuh tanaman Tapak Dara, maka saya mengambilnya dan meremasnya menjadi halus dan menempelkannya di leher. Hasilnya? saya gatal-gatal. Saya curiga ada ulat bulu gatal yang ikut teremas menjadi adonan.
Akhirnya saya mencoba si bulao perendam cucian itu. Ternyata masih ada yah yang jual bleau di pasar tradisional. Lumayan sih bikin adem. Tapi rasanya leher saya seperti disemen dan kasur saya belepotan bubuk-bubuk berwarna biru. Akhirnya saya sembuh, namun leher berlipat dua berlangsung cukup lama. Saya sangat merindukan leher saya yang jenjang, hiks. Beberapa foto saya abadikan untuk kenang-kenangan hehehehe.
Yaoloh.
Cik atuh. eta poto bulao benar2 merusak selera
Huahahahaha jelek banget ya Bi
yoi
HI ..
Nice entry and very informative.
Luckily I found you befroe my departure (40 hours to go).
I will be in bandung from 13 – 16 march 2010, 2 of us (ladies) from malaysia.
I need some advice on what shud we do and how to get to the place effectively, i mean to save cost and time of traveling. FYI, i will be staying at sukajadi hotel.
which is better – to hire a supir for one whole day or the whoel 3 days(what is the cost)
or just take ‘angkot’ and pay by trip – is it save?
We have several places in mind:
pasar baru ( compulsory)
rumah mode n toko tiga
other FOS
tangkuabn perahu (if we have time since our mission is to shop)
I would appreciate if you could email me directly lilis_z@yahoo.com.
look forward for your repsond.
thanks Mira Marsellia
sorry for the typo error :):)
one more concern: we will be arriving at bandung airport and can u advice us on the cost from the airport to hotel?
and we plan to go to pasar baru on the 1st day.
jiakakakaka naha teu nu foto make bleau 😀 … sok ah alim ganti deui 😀 jiga nu di fB
Ya ampun bu bengkak skali..syukurlah sudah sembuh 🙂
sugan teh ieu efek ti Photo Booth macbook hahaha
aku juga wkt SD pernah kena gondongan , skrg aku udh kuliah , tp kok msh ada aja ia benjolan di leher aku , yah walaupun gk panas dan gk skit .
aku jd khawatir .. 😦
I differ with most folks here; since I started reading this blog post orexis I couldn’t stop until , even though it wasn’t just what I had been searching for, was indeed a nice read though. I will instantaneously get your feed to stay in touch of any updates.
sekarang saya sedang menderita penyakit yang sama, dan setelah baca blog ini “alhamdulillah” saya terhibur. Karena isi blog ini penuh dengan kelakuan lolok 😀