Rindu itu berbau harum seperti uap nasi yang menguar dari padi hasil keringat petani penggarap yang luluh letih didera terik matahari dan lantak berkubang hutang kepada tukang ijon dan menumbuk hutang demi hutang dari panen ke panen berikutnya.
Rindu itu sehalus kening bayi yang baru dilahirkan berlapis lilin dan dicium lembut oleh ibunya. Perempuan yang telah diremuk redam kejang dua hari dua malam dan ditengok jalan lahirnya setiap jam oleh jari kasar suster yang sibuk merencanakan cuti serta ditunggui oleh suami yang asik menonton sepak bola.
Rindu itu adalah guguran daun yang telah tunaikan hijaunya, ditiup angin dari pegunungan, dan merengkuh tanah yang dicintainya. Untuk melengkapi hara kembali, menjadi rahim bagi biji dan melahirkan bunga berikutnya.
Rindu itu adalah menunggu. Melihat awan-awan berarak di kejauhan, berharap lewat di tempat seseorang. Sambil menunggu download Use Your Illusion I dan II selesai diunduh dengan bandwith colongan,
tsaaaaaaaaaaaahhhh!!! ternyata merindu jugak!
huahahaha!
nice!
keren tulisannya
apalagi dengan ditambah use your illusion I dan II nya 🙂
satir dan historikal
__salamkenal daribri..rindu defrina?..eh bkn windu defrina..hahay__