kenapa ya judul postingnya kudu bahasa asing? entahlah. Mungkin akibat demam panas beberapa hari kemarin.
Hari Rabu minggu lalu beserta 3 teman saya dari kantor Regional Jabar kami pergi ke Cianjur, menggantikan teman yang sudah kesana terlebih dahulu sebelumnya untuk mendistribusikan bantuan. Ada dua desa tempat terjadi musibah longsor yaitu desa Cibokor dan desa Campaka.
Rencana berangkat jam 9 pagi ternyata mulur oleh beberapa hal:
- Indra teman saya yang modis dengan rambut di kepala yang ledis, mempersuasi kami; tepatnya memaksa -demi penampilan yang sesuai dengan kondisi lapangan dan kekompakan tim, apapun deh sebutannya, for God sake- untuk teu puguh-puguh beli T-shirt ke Cicadas ke tempat penjualan segala pakaian ala tentara dan satpam dan tukang ronda, dan mengharuskan kami memakai kaus hijau atau yang bermotif camouflage alias loreng. Sebagai informasi, bila saya dengan ball gown tali spaghetti saja belum tentu terlihat bagus (karena bodi bukan peragawati tapi lumayan lah daripada daripada) apalah lagi dengan kaos loreng tanpa bentuk ini. Tapi demi Indra dan kawan-kawan lain, daripada saya menghiwal, dan juga dengan dibawah ancaman gak bakalan diajak difoto, saya menurut saja membeli kaus harga 20 ribuan ini.
- Mampir dulu ke Grapari Bandung di jalan Riau untuk mengambil berkardus-kardus sumbangan dan terpal. Dan para pria itu entah kemana dulu, mungkin berjalan ala di catwalk di depan para Customer Service untuk memamerkan kaus duapuluhribuan mereka yang baru.
- Membeli jas hujan di jalan Cihampelas untuk disumbangkan pada penunggu posko karena menurut kabar, hujan masih turun dengan deras dalam beberapa hari ini. Dan mampir ke Eiger untuk membeli sleeping bag, karena saya keukeuh, mau tidur dimana kek dan bagaimanapun tempatnya, saya tidak mau sengsara kedinginan.
Sampai di Cibokor, kami melewati jalan aspal yang sebagian rompal terbawa deras arus sungai, juga jembatan yang rusak, dan mobil kami melewatinya di dua jalur papan. Euh serem, sementara air sungai yang deras bergelung-gelung dibawahnya. Hujan masih turun rincik-rincik membuat jalan becek dan berlumpur. Melewati posko PMI, terdapat pengumuman bahwa seorang anak korban longsor berumur 1.5 tahun telah ditemukan setelah hampir 5 hari pencarian dalam keadaaan sudah tidak bernyawa. Hati jadi miris sekali membacanya.
Menurut penuturan aparat desa setempat, memang rumah-rumah penduduk desa yang terkena longsor berada di kontur tanah yang labil dan rawan bencana. Apalagi dengan penebangan pohon-pohon yang terus dilakukan secara tidak terkendali mengakibatkan bertambah rawannya kejadian longsor. Hujan deras beberapa hari ini langsung mengakibatkan bencana tersebut menjadi tidak terelakkan.
ahh legaaa ada update baru, skrinsut-nya manaaa?
MAMIIIHHH!!!!
(cozy)
Eh, entah kenapa postingan ini berasa draft yang masih belum selesai. Tell us more!
nah…
kalau begini kan bacanya juga gampang, maklum kalau udah uzur mah rada-rada rabun yeuh…
cerita/berita nya mana lagi?
Tadi malam pas nulis posting ini saya ketiduran…hehehe emang belum selesai
KLIMAX!!!! (rock)
ah akhirnya…