Libur panjang minggu lalu, saat Bandung dijejali pendatang dari kota lain yang tidak bosan-bosannya memadati Factory Outlet, kami dari kampung Gajah berencana untuk “ngabaraga” dan “ngasia-aprika”. Ceritanya mau memotret napak tilas Bandoeng Tempo Doeloe sesuai tempat-tempat yang ada di buku dengan judul yang sama. Tujuan utama kami adalah mulai dari Balai Kota Bandung lalu berjalan kaki menuju Jalan Braga yang legendaris. Kata Braga dikatakan kuncen Bandung Haryoto Kunto berasal dari kata “ngabaraga” yang berarti tempat bergaya atau mejeng (the place to see and to be seen).
Saya menunggu yang lain datang di BMC jalan Aceh. Makan mie yang kelamaan direbus (kalau Bianca Castafiore pasti sudah ngamuk) dan susu murni dengan es bearoma rempah. Menurut saya sih rasa bumbu spekkoek, campuran antara kayu manis dan pala. BMC adalah singkatan dari Bandoengsche Melk Centrale. Pusat susu kota Bandung dan bahkan Nusantara pada jaman dahulu kala saat tai kotok masih dilebuan atau jaman kuda ngegel beusi, ceunah mah. Tapi buat saya, BMC sekarang berhubung bangunannya sudah direnovasi habis-habisan, malah kehilangan daya pikat nuansa tempo doeloe-nya.
Dulu saking keren BMC di buku Haryoto Kunto disebutkan Direkturnya pernah sesumbar “Vergeet U niet, dat er in geheel Nederlandsch Oost-Indie slechst een Melk centrale is, en dat is de Bandoengsche Melkcentrale !” (”Anda jangan lupa, bahwa di seantero Nusantara ini cuma ada satu Pusat Pengolahan Susu, dan itu adalah Bandoengsche Melk Centrale!”).
Akhirnya kami berkumpul di Balai Kota. Dan saya jadi model. Bukan berarti saya fotogenik atau berpostur seperti Daria Werbowy. Sepertinya teman-teman sih memang tidak punya pilihan antara memotret saya atau pantat patung Badak Putih di tengah taman. Tiga orang sibuk jeprat-jepret. Abiwara, Wesly dan Mbu. Perseteruan antara Canon dan Nikon memang tidak habis-habisnya. Di antara cemoohan satu sama lain, rupanya saya yang menangguk untung. Kapan lagi difoto sampai ratusan frame gratisan. O ya, hari Jum’at ini cuaca cerah dan nyaman. Awan-awan putih berarak lembut dan langit tampak biru. Daun-daun di taman juga menghijau dan berbau enak. Tanah basah yang terkena sinar matahari menguarkan bau yang hangat dan lembab sehabis disiram hujan tadi malam.
Sehabis berfoto di City Hall dan Central Park ini, kami menuju Braga berjalan kaki. Tak lupa berfoto dulu di rel kereta api yang kata penjaganya kereta baru 15 menit lagi akan lewat. Rupanya pemerintah kota Bandung sudah berbenah di jalan Braga. Braga sekarang lebih nyaman ditelusuri berjalan kaki. Trotoar sudah dilebarkan, lampu-lampu jalan dengan tiang yang hitam dengan model lama tampak rapi berjajar. Di sela depan pertokoan berjajar penjual lukisan atau ada pula foto Bandoeng Tempo Doeloe dengan frame yang besar, Lukisan disana ada dengan banyak tema, lukisan Bali, lukisan alam Parahyangan, lukisan ikon koi gaya Cina, abstrak dan macam-macam lagi membuat jalanan menjadi semarak.
Menjelang malam karena sudah mulai gerimis, maka acara foto-foto di jalan asia afrika batal. Bukan karena becek dan engga ada ojek ya.. (oh common ..sampai kapan kita terus ngolok-ngolok Cinta Laura tapi dengan euphoria malah meniru-nirunya? sudahlah kalau mau ikutan ya ikutan aja, tanpa perlu mengolok-ngoloknya, she was just fourteen.. you know, dan kita bisa jadi malah mungkin lebih stupid pada umur sebegitu). Eh naha bet jadi bahas Cinta Laura. Setelah itu, kami makan es krim di PD Rasa Jalan Tamblong. Untuk yang ingin menelusuri Bandoeng dengan cita rasa Tempo Doeloe, tempat ini juga jangan sampai terlewat yah!.
Foto saya ambil dari http://flickr.com/photos/skylarbergman dan tanpa seijin Abiwara
PERTAMAX!!
Eh, ada saya! Ada saya!! *pake kaca pembesar*
Btw mami, flickr saya juga baru apdet tuh. Hihi.. :-p *spam*
Kayanya perlu seminggu deh kalo mau nyatronin semua lokasi2 yg ada di buku itu, kalo mengingat tiap jalan 5 meter brenti dulu dan jepret2.
Oh iya,
KETIGAX!!!!
#4 itu keempat namanya
#2 wah mana? mana? *menuju lokasi*
Btw, Mbu, please stop call me Mami! merusak pasaran tauk! *jepret Mbu pake karet gelang*
bales nih. gak ngajak?
Mami mami mami mami mami mami.. *ansab*
horeee guwa juga ada
ratusan frame gratisan?
In fact, sudah ribuan frame.
kok ga ada gw yah …
*ansab ah*
#8 Yoih!
#9 syat ap!
#10 mana? gak liat pot bunga
#11 pantesan pada eneg liat muka saya
#12 dipecat ah, tukang wardrobe teh kumaha
gua gak ada :((
#14 tapi mereka kan butuh dua dogol penjaga bulan?
#16 Tapi katanya sudah ada dua dogol penjaga bulan, jadi Deden ama Tub engga bisa kerja disana.
#15 Yay, salah sendiri kamana wae atuh Djuragan teh
jreng jreng!
jadi minggu ini kita terusin gak? kemarin kan blom selesai ;))
Jangan!!
Weekend ini guwa gak ke bandung kayanya
mo ke situ lembang rencannya, mang ipang nanti siapin alat..
ya, kita gak perlu lu ikut sih Bi.. :-”
*lari*
eugh eugh.. nya kitu nyak… errr
#21 jadi yang nyetir Defender elu nih Wes? *sodorin kunci mobil*
Tuh kan! Tuh kan!
[…] (Deden dilarang protes!) Jadilah sesiangan dan sesorean itu 3 kamera DSLR membidik ratusan (eh, ribuan ya kang?) […]
udah pengsiun ceu, udah ga ngurusin wardrobe lagi 😀
minggu ayeuna mah miluuuuuuuuuuuuuuuuu …
Ah waduk maneh mah, sur
Paling lumpat ka bogor deui. Geus katebak lah.
*lumpat*
Surur emang omdo, ongkoh rek mangmeulikeun deui tiket lalajo persib di stadion siliwangi. Mana cik mana?
Boom shakalaka boom boom, plorbem solved.
cdBcYI yqwrxpugpsps
Np0jbZ mjeugrkzkuqj
nah! ini berimbang, sayah ada! horeeee \:D/
*tendang tub*
#29 Jangan ditendang! Nanti kamu engga ada temen jagain bulan Den.
POKOKNYA KE SITU LEMBANG.. DENGAN ATAU TANPA ABIWARA!
*cuek*
#31 dengan atau tanpa Wesly bisa nyetir juga engga? *serem*
#32
percuma dong ajak MaMi kalo gak mau nyetir, mending gak usah ikut aja sekalian!!! :-”
*kabooooooorrrrr*
hix…. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! ))=
wooo… photosession ga ngajak-ngajak… ini mo ngabisin roll!!!!
wah sigana seru euy
#36 Ember kang Diki, ikutan yok
ada guwa! ada guwa!
ini ghua lock
ini ghua tea loch