….adalah julukan yang diberikan Dimas dan Drea kepada saya, setelah menggilas kucing peliharaan rumah hari Minggu kemarin. Tentu saja saya tidak sengaja. Bukan kebiasaan kucing itu untuk berjemur di depan ban mobil saya. Dan bukan kebiasaan saya untuk menabrak kucing atau anjing seperti yang Jeng Enda sempat lontarkan pada saya.
Setelah bunyi “ngek” yang mengiriskan hati, dan eongan kesakitan dari kucing saya itu , saya cuma bisa duduk diam beberapa saat di belakang setir dengan tangan gemetar. Kemudian saya memundurkan kembali mobil. Untuk kemudian duduk di kursi berpikir, seperti di acara anak Blues Clues. Kucing itu lari ke pojok, mengeong-eong sedih dan kesakitan, awalnya saya tidak berani melihat. Kemudian daripada mati dan saya lebih menyesal, saya coba memeriksa. Ternyata dua kakinya luka parah. Saya menelepon 108 menanyakan dokter hewan terdekat, ternyata ada di daerah Jl. Pesantren Cimahi, Dokter Samiarsa di Komplek Tirta Kencana Auri Blok E No. 3. Duh, saya tidak terlalu hapal daerah Cimahi, walaupun tidak jauh dari tempat saya tinggal.
Saya paling pusing nyari alamat apalagi dengan membawa korban yang berdarah-darah seperti ini. Keluar dari tol Cimahi saya menculik seorang tentara pasukan khusus, yang tinggal tidak jauh di daerah sana untuk minta tolong antar dan menyetir mobil saya untuk mencari alamat dokter hewan tersebut. Hehehe…sempat-sempatnya ngerjain merepotkan orang.
Sampai pada akhirnya alamat dokter hewan itu ditemukan. Setelah disuntik bius, kucingnya muntah banyak sekali. Seperti dokter tersebut bilang, bila dibius setelah makan memang suka muntah. Kemudian jahit menjahit berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Lama juga ya. Untung tidak ada yang patah ternyata. Memang tidak salah bila dikatakan kucing punya 9 nyawa. Kucing itu sadar dari pingsan sekitar jam 6 sore, hampir 5 jam setelah disuntik bius.
O ya obatnya ada tiga jenis, salah satunya antibiotik dan harus habis. Digerus dan dicampur air dan gula merah kemudian dimasukan ke mulut kucing melalui spuit. Hari ini kucing itu sudah mulai sembuh, walaupun masih pincang. Hampir lupa kucing saya namanya Rosa. Tapi dia jantan. Saya baru tahu dia jantan setelah diberi tahu dokter hewan tersebut. Saya saja memang bodoh banget engga bisa membedakan kelamin jantan dan betina ternyata. Dan sampai sekarang Dimas dan Drea masih ribut menyebut saya penjahat kejam.
hehehe…turut ber-duka cita…mudah2an cepet sembuh…btw ‘spuit’ teh naon…?
apa ya..itu tuh alat suntik, tapi tabungnya aja, tanpa jarum.
kejaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaammmm….
Mangkaning lucu dan lincah si ucing teh.
Sing geura kumincir deui ngabaturan ulin barudak.
sebaiknya semua kucing dan anjing diberi ilmu kebal aja, sehingga selalu selamat
aduhhh mba… kacian bgt tuuhhh meong..
berarti nanti ada syukuran ganti nama dong.. dari Rosa jadi Raso?? atau Rio?? hehehehe..
btw.. sapa bapak pasukan nya?? hehehe *wink..wink*
memang benar2 penjahat kejam!
wah, mun kucing di rumah (Bandung) suka mondar mandir di dapur…walhasil pernah keinjek, gara2 lagi ngangkut panci, dianya malah ngagoler di panto… :p 😦
spuit = pipet
haduh mami… kirain si bulu (eh bukan kamu, nTub) mati… huhuhuhuhuhuuu… untunglah enggak…. *elus2 dada*
Kucing jantan kok namanya Rosa, makanya kenali dulu jenis kelaminnya sebelum kasih nama. Kalau kucingku ada yang saya berinama Kesie ( betina ), Tomblok ( jantan ), Pujo ( jantan ), Iyem ( betina ), Ireng ( jantan ). Saya juga baru kehilangan Pujo dan tidak ditemukan bangkainya. Mungkin terlindas mobil di depan rumah terus dikubur sama orang yang melindas. Saya merasa kehilangan karena Pujo adalah yang paling setia menemani saya di workshop setiap hari. Terimakasih dan salam eksperimen.
Pembunuhan Karakter ini… dan tidak dibenarkan…. saya setuju ama julukan yang diberikan 😉
*pembunuhan Karakter kucing…
Wah jadi selamat kucingnya? hehehe heubat.
Wah .. bakal ditayangkan di Sergap, Police Line atau Patroli ga ya? Karena liat judul tulisannya, termasuk kategori tersebut hehehe .. yo wis, yang penting lebih sembuh buat Rosa.
Aduh, pus2, pus2, pus2… Kasian jg ya. Asal tahu aja jeng, yg namanya kucing tuh suka tempat2 hangat. Kalo sekitar mobil ya deket mesin, ban, dan knalpot… Smua daerah rawan giling-menggiling, gilas-menggilas… beware unless u want to hurt our catty side, lho 😛
waduhhhhh, bahaya juga tuh ngelindes kucing, o iya knp namanya ga diganti kalo tw tu kucing bukan betina?????????mangnya harus ada potong tumpeng juga ya buat ganti nama seekor kucing?????cape deghhhhhhhh…….
Untung aja kucing na ga mati ya.. klw sampe mati katanya bs sial.. bener tah??
katanya biar ga sial musti di kubur da itu mobil na di siram air kembang biar ga ada kejadian aneh” tetangga pernah ada kejadian soal na 🙂
tenang aj mbak, ganti yang baru he.he..
1 down 8 lives to go…
ngomong2 sekali giles abis berapa nyawa? n sekarang sisa berapa ya? 😀
Rosa = Roso (mbah marijan) = kuat
Beuh..Saya rada trauma kalo ngeluarin mobil sekarang, suka nengok-nengok ke kolong dulu…
*nyamar jadi mamih*
test test
berarti sekarang nyawa kucingnya tinggal 8 yah :p
Hikmahnya, skrg bisa jadi instruktur SAR khusus penyelematan kucing kageleng yeuh 😀
Apa kabar kucingnya mi?
Kucing mah makhluk paling kuat sedunia (menurutku). *jadi inget kucing asrama yang suka tawuran sama binatang lain yang lebih besar daripada dia…*
kan pas ngelindes gak berasa
*persenel eksperiyens
mami, aku punya daftar nama kucing.
kalo kucing cowok, tolong dinamai Nick, Jr. pasti jadi kucing yang ganteng
benaarrrrrrr
kejam sekalski
#27 Nick Carter Jr aja ya? 😉
mo komen tapi telat..gpp lah yaah 😛
iyah tuh kucing itu emang seneng tempat2 yang anget, dulu itu juga saya di rumah suka miara ucing, eh ada beberapa anak ucing yang suka diem di mesin dkt knalpot mobil gitu deh -au apa namanya ga begitu apal arsitektur mobil- yang jelas suka ketauan besok2nya pas udah jadi mayat heuheu…my poor kitty cat 😦