Dengan menenteng Mekbuk white dalam Kelly Bag coklat emas dan mengenakan coat Mango warna coklat gelap yang panjangnya melewati lutut, saya dengan percaya diri memasuki lobby hotel yang terang benderang di malam Minggu ini.
“Selamat malam Bu” Resepsionis yang manis menyapa saya.
“Malam, masih ada room available?”
“Ada Bu,tapi yang standard sudah fully booked,tinggal yang Deluxe dan Superior”
“Oh ya, kalau gitu saya tunggu teman saya turun dulu Mba, sedang parkir. Boleh saya ikut ke toilet dulu?”
“Silahkan Bu, di sebelah sana”
“Terima kasih”
Langsung saya menuju toilet yang bersih dan wangi, dengan tissue baru yang masih tergulung rapi tentu saja. Setelah selesai, saya kembali ke meja resepsionis sambil menelepon,
“Bunda, lho kok belum turun?”
“Kamarnya tinggal Deluxe dan Superior Bunda”
“Ratenya? Oh sekian dan sekian”
“Emh fasilitas itu sih kayaknya engga ada”
“Kemahalan? Masa? Engga mau turun dan liat dulu seperti apa kamarnya?”
Saya menoleh dengan ekspresi tidak enak pada si Mba Resepsionis.
“Maaf Mba, saya mau ke mobil dulu, maaf….”
“Oh ya silakan”
Nah kemudian saya masuk ke mobil dan berteriak,
“duuuuuh legaaaaa………….”
Soalnya saya sudah merasa mules ingin ke belakang sepanjang 1-2 kilometer dengan kondisi jalan menukik dan merayap karena penuh dengan mobil yang berdesakan dan memaceti perjalanan pulang saya ke Bandung. Keringat dingin sudah menetes, obrolan dengan teman semobil sudah tak dapat saya ikuti, dan saya tidak bisa tertawa. Hanya meringis-ringis menahan sakit perut. Akhirnya nah setelah menemukan hotel yang terlihat rada bagusan, akhirnya saya belok dulu demi memenehi panggilan alam tersebut. Dan percakapan terakhir adalah skenario saya dengan Bunda agar tidak terlalu memalukan ngeloyor keluar dari hotel tersebut setelah menggunakan toilet mereka dengan nyaman.
Di Sebuah Lobi Hotel
Saturday, 6 January 2007 by Mira Marsellia
hahahaha…. knapa ga cari pom bensin aja teh ??? khan sama ajahhh
kalo ke pom bensin masih 1 km lagi, dan engga sebersih yang di hotel dong… 😀
sempet ngobrol sama temen SMA yang kebetulan jadi manager hotel, dia (dan resepsionis juga satpam) sudah sangat mahfum banyak orang ke hotel cuma mau ikut ke toilet dan numpang duduk di lobby. Dia juga bilang sudah biasa ngeliat orang sandiwara setelah melakukan itu. Cuma gak enak aja bilang “ah mba, pake pura2 tanya ada kamar kosong segala, ke toilet mah ke toilet aja, gak apa2 kok”
hehehehe..
ternyata mereka sudah tau 🙂
Yang namanya lobby hotel itu ruang publik secara arsitektural, biasa dijadikan meeting point walau bukan tamu hotel. Entah kenapa di Indonesia konsep itu hilang, seolah-olah lobby hotel adalah ruang privat.
aaaahhh.. =))
bwihihihi…boleh jg skenario-nya…baru denger sayah ada yg kaya begene…
Ternyata teteh orangnya selektif untuk urusan tempat..
*mules*
pas aku kerja di toko buku Qb di pondok indah, sering banget orang masuk toko langsung nanya “mbak, wc dimana ya?”.. hehehe
jadi next time aku juga ngga peduli kalo lain kali hanya masuk toko/hotel untuk numpang wc :p
mamih…. ih boleh tuch idenya…
Walah, postingan ini kok kelewat ya?
Malah yg buku harian yg dikomentari.
Merenungkan Mbak Resepsionis, yang membatin “Oh Teh Mira toh yang waktu itu kesini” saat membaca blog ini.
#11 Kemaren dipikir-pikir postingan ini memalukan, tapi ah sudahlah *cuek*