Tersebutlah di suatu waktu, di suatu ketika, di suatu masa, ada sebuah kerajaan yang letaknya di antara langit dan bumi. Diperintah oleh seorang raja yang sangat perkasa bernama Narendra. Bangsa penghuni kerajaan tersebut disebut Bangsa Narendraputra, walaupun tentu saja tidak hanya ada lelaki tapi juga ada perempuan. Mereka makhluk yang indah namun tak dapat dilihat manusia biasa, dan mereka dapat bergerak dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya bila mau.
Bangsa Narendraputra senang berperang dan sering berperang untuk meluaskan wilayahnya. Mereka berperang dengan sesama jenis mereka dari kerajaan lain, makhluk yang terlahir dari cahaya namun berbeda ras dan kebiasaan. Mereka berperang selain untuk menguasai wilayah, juga akan mewarnai daerah kekuasaan mereka dengan warna-warna. Warna yang mereka kuasai amatlah indah dilihat oleh manusia. Semburat cahaya merah di langit, aurora borealis, atau warna-warna nebula di galaksi yang jauh.
Sang Narendra sendiri menurut legenda terlahir dari kaum bangsawan tertua. Dan Sang Raja menurut cerita seorang penyihir sakti yang telah hidup berabad lamanya menurut hitungan waktu mereka, telah dibesarkan oleh mahkluk menyerupai setengah serigala dan setengah naga dan berwarna seperti tembaga. Yang memberi kemampuan sang Raja melebihi kemampuan di atas rata-rata kaumnya. Konon Raja memiliki banyak saudara. Namun di kerajaan Kungmaera tempat makhluk serigala naga tersebut berada, terjadi banyak perebutan kekuasaan dan pertumpahan darah, Sang Narendra ikut bertempur. Setelah memenangkan pertempuran yang gemilang kemudian ia bosan, akhirnya ia membawa banyak saudaranya yang tidak gugur untuk kemudian berkuasa di kerajaan cahaya yang akhirnya disebut kerajaan Teslanagari.
Kesaktian sang Raja yaitu pada cara berpikir yang menurut sebagian bangsanya sulit dipahami atau bahkan dianggap terlalu rumit. Bila ia melihat sebuah kotak di atas meja, tidak seperti yang lain yang hanya akan berkata “Oh sebuah kotak! Apakah ada makanan di dalamnya?” atau hanya berpikir, kotak ya kotak sejauh fungsi kotak itu dapat mewadahi sesuatu. Sementara Sang Raja tidaklah demikian. Apabila ia yang melihat kotak tersebut, tidak hanya kotak yang dia pikirkan dan pertanyakan, tapi kenapa ada kotak disitu, kapan diletakkan, oleh siapa, dari mana datangnya, berapa harga kotak tersebut, lalu dia akan berpikir segala kemungkinan bahwa kotak tersebut apakah sengaja diletakkan oleh mata-mata musuh atau secara ajaib tiba-tiba ada disitu. Untuk beberapa kasus tertentu , dia bahkan mungkin akan membuat pernyataan bahwa kotak tersebut hanyalah ilusi.
Kerajaan Teslanagari aman tenteram. Setenteram kampung Gajah di masa BF sebelum kedatangan Fahmi Junker (masa BF: Before Fahmi. red) Jarang sekali terjadi perselisihan kecuali perebutan kuas-kuas ajaib untuk mewarnai atau pedang sakti, itupun perselisihan kecil yang dapat diselesaikan dengan damai. Namun suatu ketika kaum bangsawan lama dan baru berupaya membuat sistem pemerintahan yang baru dan juga pembagian derajat kaum mereka. Istilahnya dalam bahasa mereka adalah pemisahan Kastafiore. Bukan seperti pembagian Kasta di India yang kita kenal atau Bianca Castafiore si burung Kutilang dari Milan. Namun Kastafiore adalah sistem yang membagi bangsa tersebut menurut fungsi dan pekerjaannya.
Sebetulnya kaum bangsawan selalu mengkhawatirkan kemurnian rasnya, karena makin lama makin banyak pernikahan di antara bangsa mereka dengan ras lain walaupun sesama makhluk cahaya. Ada miripnya dengan pemilahan kasta, karena tidak mudah bahkan dibuat nyaris tidak mungkin Kastafiore di jajaran bawah untuk naik ke Kastafiore jajaran kaum bangsawan (kecuali atas prestasi gemilang di medan perang atau keputusan Raja ).
Hal ini menimbulkan gejolak dan perpecahan di kerajaan Teslanagari. Di saat banyaknya ketidakpastian dan dikhawatirkan terjadi huru-hara, peti pusaka kerajaan yaitu Panlidora hilang!. Tidak ada yang tahu apa sebenarnya isi peti Panlidora. Disebut-sebut isi Panlidora adalah inti kebijakan dan kebijaksanaan.
Ada yang berasumsi isi peti adalah buku Sun Tzu The Art of War, yang diambil Raja sewaktu melawat ke negeri di Bumi. Ada yang berpikir mungkin isinya seperti lempengan batu berisi 10 Pokok Kebajikan, seperti halnya 10 Perintah Tuhan Musa. Ada yang takut bahwa Panlidora mirip dengan Pandora yang bila dibuka segala emosi akan berhamburan keluar. Tidak ada yang tahu sebenarnya, karena isu yang beredar hanya orang yang memiliki mata ketiga yang mampu membuka dan melihat isi Panlidora tersebut.
Akhirnya diutuslah Arzeta seseorang dari Kastafiore kelas bawah dan bahkan bukan dari kalangan bangsawan agung untuk memulai perjalanannya mencari Panlidora. Ia ditemani oleh beberapa temannya. Yang sebetulnya merupakan tim gabungan dari makhluk aneh. Ada yang hanya memikirkan makanan sepanjang perjalanan, ada yang kerjaannya hanya memaki-maki dan mengumpat, tapi ada pula yang diam dan sabar dan selalu bersedia menempa pedang yang bagus untuk senjata mereka sepanjang perjalanan mencari Panlidora.
Mi, teruskeun donk.. Panasaran.. Asa ngadangukeun dongeng Wa Kepoh jaman baheula… 🙂
/ni2ng
Sebenarnya yang hilang itu hanya tutupnya. Panlidora masih ada, namun tidak berfungsi apa-apa tanpa tutupnya tersebut. Desas-desusnya tutup Panlidora tersebut dicuri oleh Mabeni Chandra. Idiban Sekulandari sebagai sang penjaga kotak tersebut masih mencari-carinya hingga kini dengan bantuan Diandari Inasha dengan pusaka pedangnya.
*nyamber memang asik*
entah kenapa teringat Negeri Senja nya Seno Gumira Adjidarma…
keren mih…ditunggu lanjutannya
mamiiiiiiiii! ceritanya dilanjutinnnn!!!!
Palindora apa ya mi?
No 4. Hen, Panlidora tuh sodaraan ama Pandora. Kalo diindonesiakan ya mungkin Pancidora dan
Tutupancidora, ya gitu deh
ceriwis…yooo wis….
blog nya seru dan ceriwis….bisa dikembangin buat bikin novel.