Cuma nyaris sih ..engga genap dua minggu, sempat bolak- balik ke Bandung soalnya. Berikut catatan saya tentang Jakarta.
Pengetahuan saya tentang peta dan arah di Jakarta dari tahun ke tahun ternyata tidak mengalami peningkatan. Memalukan. Bagi saya Jakarta masih seperti puzzle raksasa yang potongan-potongannya belum bisa saya satukan. Saya tidak tahu mana utara dan selatan, barat dan timur – soalnya dibesarkan di kampung yang sejauh mata memandang cuma sawah sih-, jadi sudah terbiasa menentukan arah dengan melihat dimana matahari terbit dan terbenam di horizon sebagai penunjuk arah (ah ahlesan 🙂 ). Pengetahuan saya tentang Jakarta masih terbatas antara Kantor, Hotel, dan Mal terdekat. Sisanya? Nol besar.
Lalu tentang kendaraan umum. Metromini di Jakarta mengerikan. Lebih memicu adrenalin dibandingkan dengan semua wahana yang ada di Dufan dijadikan satu. Menurut Tub, kendaraan warna oranye busuk tersebut cuma punya dua kecepatan : lelet sekali dan ngebut sekali. Kalo baswei sih menyenangkan, dan setiap saya mendengar “check your belonging and then step carefully” saya jadi teringat Hericz si pecinta baswei.
Saya juga mencatat ada pengamen di Jakarta (seperti juga pengamen yang tak beradab di kota-kota lainnya), melakukan tindakan premanisme dengan memaksa-maksa, dan kemudian melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan dengan mengeluarkan perkataan yang berbau penghinaan. Halah, terus kalo memang tidak ada uang kecil apa mesti saya kasih selembar uang lima puluh ribu dan minta kembalian? Saya jadi teringat peristiwa bertahun-tahun lalu dimana saya ditilang, dan kepada sang oknum polisi yang mengajak berdamai (loh dia yang ngajak damai ya, bukan saya malah) saya meminta uang kembalian dari uang sepuluh ribu yang saya berikan. Hehehehe..
Sampai akhirnya tadi malam saya kembali ke Bandung. Senang sekali rasanya melihat tulisan Welcome To Bandung di tol Padaleunyi menuju Padalarang. Ah Bandung …. Home Sweet Home!
hmmmpp, aku aja yang dari lahir nengok kiri pasar minggu dan nengok kanan pancoran, tetep weh suka nyasar…
nama jalan? deuh, jangan pernah nyebut nama jalan. cukup diingetin 1 tempat yang sangat familiar. keknya itu lebih membantu.
loh aneh.justru kalo aku kebandung yang nyasar
*tendang didik*
Saya baca2 blog anda kok cukup banyak kesamaan dengan saya, terutama sekali, I hate Jakarta.
Sejauh ini saya sudah setengah bersumpah, kalau tidak ada saudara dekat yang mati atau teman dekat menikah, saya tidak akan ke Jakarta. (karena kalau teman dekat yang mati, mendoakan dari jauh rasanya cukup, sementara kalau saudara dekat yang menikah, kedatangan saudara yang lain sudah cukup menggantikan).
Setiap melanggar setengah sumpah ini memang resultnya selalu buruk, mulai dari ikut kuiz di tv, cari mobil dan interview. Semuanya selalu setengah sukses dan setengah sucks!
Salam kenal, dan terima kasih pernah mampir di blog saya.
beli peta! Ah tapi aku juga gag apal jalanan jakarta kok mih, secara aku jarang jalan2 :-“
tenang mih Lea ajah masih suka nyasar di Jakarta.
apalagi di Bandung lebih nyasar 😀
harus punya supir kali yah hihihihi
sama…adis aja yg udah 24 tahun tinggal di jakarta masih sering nyasar..
udah gitu buta arah pulak..
klo metromini jangan di tanya..its real suck BIG TIME!…
heauheauhua..
*nyanyi2 aku cinta j.a.k.a.r.t.a*
enakan nyasar di bandung daripada nyasar di jakarta
sekali nyasar di bandung, masih bisa langsung belok ngambil jalan tikus lainnya..
di jakarta? jangan harap! silakan cari tempat putar balik yang nun jauh entah di mana!
oheoheoheoe….
jakarta emang sucks!
timbalnya bok!
kalo jalan dari kost-an gue ke jalan raya, ampun deh, disalipin ama bajaj2 yg rame banget.. dengan asap yg mengepul2 dan hitam buanget!
sepanjang jalan gue cuma bisa bilang..
“oh wajahku… oh wajahku…”
yah,
saya tau rasanya melihat tulisan “welcome To Bandung”
hiks…
bandung emang beyond compare
nyasar di manapun di jakarta…minumnya teh botol sosro..
*swoossshhh…*
jakarta tuh di mana sih, ka?
… mmhhh… sama,… setuju ! setiap kali aku sampai di gambir jakarta, jawaban yang sama selalu aku sampein kalo sopir taksi yg aku tumpangin nanya “biasa lewat jalan mana ?”, jawabanku selalu ,.. “gimana abang aja deh !!, pokoknya yang paling cepet ! kondisi ini selalu berulang selama 5 tahun ini setiap kali ke Jkt.” …
NB. oh ya ada yg bisa ngasih petunjuk arah kalo dari bandung ke Dufan bawa mobil pribadi gimana arahnya ? demikian sebaliknya …. dufan balik ke bandung. Nuhun
Hery
saya dari jakarta….kalo ke pangalengan keluar toll purbaleunyi pintu yang mana..ya..??
#12: Keluar di pintu Mohammad Toha, tinggal terus ke selatan melewati Banjaran dan terus nanjak ke Pangalengan.
#11: Gampang, ikuti jalan tol Cipularang, terus ikuti tol dalam kota ke arah Priok (flyover semuanya), turun/keluar di depan Ancol.
Baliknya ya sama, naik tol dalam kota, masuk Cipularang lagi.
Thanks..jay…c-you..
Mau menuruti saran Oki untuk beli peta ah *siyul-siyul*
Hati-hati melangkah ya mami 😉
nyasar di Jakarta? gak heran deh, emang Jakarta sepertinya gak dirangcang jauh2 hari untuk tata letak kotanya, Jakarta sebagai kota urban ini pembangunannya itu ya seenaknya aja, akibatnya jalan2 di Jakarta ya jadi njelimet begini. Apalagi macetnya itu.. tobat deh.!
arghhh!!!!!!
Timpuk mami! bandung…oh..bandung :((