Bila mengingat cerita-cerita masa kecil yang diceritakan kembali oleh ibu saya, ada satu cerita favorit saya selain Si Leungli, Lutung Kasarung, Sang Hyang Borosngora, dan Ciung Wanara, yaitu Sang Mundinglaya Dikusumah. Yang paling menggelitik bagi pikiran saya waktu masih sebagai anak kecil lucu yaitu tentang syarat mas kawin yang diajukan Dewi Asri; peujit reungit sakapal. Halah, berapa milyar nyamuk mesti dibantai kan? Eh btw, soal cerita si Leungli, saya ingat waktu kecil sering menangis terguguk-guguk (eh kok kayak anjing? Harusnya tersedu-sedu mungkin) kalau ibu saya menyanyikan kidung si Leungli sebagai berikut:
Leungli leungli
mere bubur pare Malayu
ditutu dina parahu
diwadahan nampan emas
Sedihnya sebelah mana sih engga jelas, cuma nadanya itu lho mengharukan banget. Saya pernah test drive pada beberapa anak yang saya ninabobokan dengan lagu itu, ternyata efeknya sama! Bukannya tidur tapi malah pada nangis. Atau mungkin efek suara saya yang jelek banget. Bisa jadi.
Kembali ke cerita Mundinglaya Dikusumah. Di Bandung banyak ditemukan nama jalan dengan nama tokoh-tokoh di cerita ini. Yaitu Kidang Pananjung, Guriang Tujuh (eh ada engga sih nama jalan ini? Harusnya sih ada), Mundinglaya (so pasti, orang tokoh utamanya kok), Rangga Malela, Gelap Nyawang, euh lupa apa lagi ya? Sepertinya tidak semua tokoh di cerita ini dijadikan nama jalan juga, soalnya nama Dewi Asri dan patih Muaraberes tidak ada. Buku referensinya ketinggalan di rumah euy. Ketahuan deh ya, ngeblog di kantor.
Cerita Mundinglaya Dikusumah, seperti halnya cerita Lutung Kasarung, bukanlah cerita asal cerita. Tidak semua juru pantun berani melantunkan kisah ini, karena nilai kesakralannya. Cerita ini mengandung nilai filosofis yang dalam, juga merupakan acuan peri kehidupan masyarakat Sunda di jaman dahulu. Euh harus mulai kerja euy…nanti dilanjut lagi.
Nah dilanjut lagi.
Alkisah, sang Permaisuri Prabu Siliwangi yang bernama Padmawati adalah puteri dari Dewi Wiru Mananggay di kahyangan. Btw, bayak sekali ya raja di tatar Sunda yang bergelar Prabu Siliwangi. Sang Permaisuri pada saat mengandung mengidam buah Honje (Honje nama Sunda untuk pohon Kecombrang, nama latinnya Nicolaia Speciosa dan sepertinya dari keluarga jahe-jahean Zingiberaceae..mesti nanya Bapak dulu nih, atau nyari bukunya lagi di rumah, di Wiki kok engga ada ya? Ada yang bisa kasih referensi?). Eh btw, Honje ini memang enak. Buahnya buat bumbu rujak, bunganya buat sayur lodeh, bumbu sate,atau pepes ikan. Batangnya buat bersihin kuku, dan konon buat obat bau ketek juga..hihihihi. Halah, ceritanya engga beres-beres.
Diutuslah Aki Lengser untuk mencari buah Honje ini ke seantero kerajaan. Ternyata di seluruh pelosok Pajajaran tidak ditemukan pohon Honje yang sedang berbuah. Sewaktu hampir putus harapan Aki Lengser Pajajaran bertemu Aki Lengser Negeri Muara Beres yang membawa delapan bonggol buah Honje (buah Honje itu bergerumbul lho). Ternyata di Negeri Muara Beres Permaisuri Gambir Wangi pun tengah mengidam buah Honje.
Negosiasi tidak berlangsung mulus. Kedua lengser akhirnya berkelahi perang tanding. Saya ingat sewaktu SD, di Buku Pelajaran Bahasa Sunda Pamekar Basa (itu lho yang tokohnya ada si Isah dan Arman) ada dikutip sebagian pantun cerita tentang perkelahian kedua Lengser ini. O iya bukan Arman tapi Aman, terus yang bungsu namanya si Ade.Kayaknya dari tadi banyak iklan ya?Akhir dari perkelahian yang melelahkan tersebut, disepakati 8 buah honje milik Lengser Muara Beres dibagi sama rata. Setelah mereka mendapati kenyataan bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama. Rupanya sudah menjadi suratan takdir kedua bayi dalam kandungan tersebut yaitu putra Prabu Siliwangi yang bernama Mundingalaya Dikusumah telah berjodoh dengan puteri Prabu Rangga Malela dari kerajaan Muara Beres yang nantinya dinamakan Dewi Asri. Selain Mundinglaya Dikusumah, sebelumnya, Prabu Siliwangi telah memiliki putera dari selir Nyi Raden Mantri yaitu Sang Guru Gantangan yang menjadi penguasa di Kutabarang. Halah panjang geuning.
Mana bukunya?
pinjam!
hihihihi
rame juga ceritanya.
Teteh tokoh Pamekar Basa itu, Isah, Aman dan Ade (bukan Arman, eta mah nama security) 🙂
Gw juga mau pinjem dunk…
No 1 aya didieu No. 2.3 engga boleh pinjem, beli dong.
No 4 oh iya ya, Pak Arman mantan tukang voli tea, teman sepermainan Pak Ijang ayeuna mah ya..
Mana terasanana atuh, Neng? Kedah dugi ka tamat atuh, pamali 🙂
ah ceritanya ga di lanjut padahal butuh buat bahan kuliah komposisi tari neeh!!lanjutannya nyari di mana donk?
lko baca buku kyknya malez plzz kasih tau lanjutan ceritanya yach!!buat yang tau ceritanya nyampai tamat plzz contac me okayz!!!
Mi, kirim atuh bukuna,
mengingatkan eikeh pada rumah-ku dibandung, si jalan Mundinglaya tea… hiks hiks hiks… kapan kan kumiliki lagih..???
teh apa betul makam Prabu Mundinglaya tuh ada di daerah Ujung Berung, tu juga kata orang tp sy blom ngeliat sendiri kalo iya…. ko nggak ngetop yach…., trus cerita tentang jimat layang salakadomas yang dimiliki oleh Prb Mundinglaya dksm tuh gimana ceritanya tolong diceritain juga tuh
apa betul Prb. Mundinglaya Dksm memiliki jimat layang salakadomas, dikasih siapa tuh jimat. trus leungli itu kata orang subang nama seekor ikan yang besar, yang apabila disambat oleh tukang (nguseupan) mancing ikan akan mendatangkan hasil yang banyak tul ga… mitos itu
Rakeyan Mundinglaya
SILIWANGI I
Rd. Samadullah Surawisesa Mundinglayadikusumah
Sri Paduka Maharaja Prabu
Guru Gantangan Sang Sri Jaya Dewata /
Ki Ageng Pamanah Rasa /
Sunan Pagulingan /
Kebo Kenongo /
Rd. Kumetir / Layang Kumetir
Rakeyan Mundingwangi
SILIWANGI II
Rd.Salalangu Layakusumah
Sri Paduka Maharaja Prabu Guru Dewata Prana Sang Prabu Guru Ratu Dewata /
Kebo Anabrang ?
Rakeyan Mundingsari /Mundingkawati
SILIWANGI III
Tumenggung Cakrabuana Wangsa
Gopa Prana Sang Prabu Walangsungsang
Dalem Martasinga
Syekh Rachmat Syarif
Hidayatullah Sunan
Gunung Jati I
Ki Ageng Pamanahan /
Kebo Mundaran ?
Aranjeuna jumeneng dia hiji periode dina posisi katatanagaraaan Pajajaran Nagara ( Dwipantara /Buana Panca Tengah )anu ageungna langkung ti Republik Indonesia ayeuna.Kumargi teu kabuka,ieu sajarah teh teu tiasa dicerna sareng dipingartos janten mitos/mistis/legenda wae nu berkembang di masyarakat.
Suramanggala /
Limansanjaya /
Rd.Abdul Jabbar Sutawijaya Sang
Aria Suramanggala
Adipati Kartawijaya (Handrlawangi )
Bupati I ( Dangiang Galeuh Pakuan )
Baginda Sri Manganti Senapati Hing Alaga Sang Ratu Sakti Mangambetan /
Sutawijaya /
Panembahan Senopati /
Sawung Galing /
Sunan Pancer /
Kidang Pananjung /
Panembahan Senopati Hing Alogo Kalifatullah Sayidin Panotogomo ?
Suryakancana /
Limansanjaya Kusumah
Tumenggung Limansanjaya
Kusumah Suryakancana
Sang Ratu Pengging /
Sunan Cipancar
Pangeran Pucuk Umun ?
Wastudewa /
Bujanggamanik /
Hadiwijaya /
Jaka Tingkir /
Ragadiem /
Sunan Burung Baok
Dharma King – King
Jayaningrat /
Natamanggala /
Rd. Achmad Machdi Surasuta
Aria Natamanggala
Tumenggung Cakrawati Wangsanagara
Sang Nusa Mulia Bupati II ( Panatagama ) Limangan Prabu Genter Bumi/
Sultan Agung Ha Nyakra Kusuma Sayyidin Panatagama /
Karaseda / Sunan Cipicung ( Sakawayana / Giriraja ) Rangga Wulung /
Girikusumah Kabuyutan Sudalarang
Jayanagara /
Hastamanggala /
Wira Angun – Agun /
Raga Mulya
Jayaperkosa /
Yudamanggala /
Kondanghapa /
Rd. Bondan Kejawen /
Sunan Demang Jiwamerta
Rd. Benowo /
Sayang Hawu /
Balung Tunggal /
Jagat Sakti /
Mas Karebet ?
Raja Agung Sumedang larang/
Tumenggung Jiwamerta Jayaperkosa sang Aria Yudamanggala
/Rakeyan Raga Suci/
RAJA AGUNG SUMEDANGLARANG
Surawangsa /
Rd. Jalaludin Muhammad Surawangsa
( Rakeyan Wangsanata ) /
Wangsadita I /
Rangga Gading /
Mas Rangsang /
Adapati Wiraha /
Dalem Wiraha /
Dipati Ukur /
Abang Jampang /
Tumenggung Secapati Panatayuda Sang Wira Bangsa /
Ujang Maharaja Ketetek Ing Mataram /
Al Ulama Jalaludin Muhammad bin Achmad Machdi /
Dalem Baganjing
Nayawangsa /
Suryanagara I /
Pangeran Jaga Baya /
Pangeran Wangsakerta /
Sultan Haji
Wangsanaya /
Syekh Abdul Muffakir /
Sultan Ageng Tirtayasa /
Rangga Megatsari/
Rd. Abdul Muffakir Suryakusuma
Terusin dong, gw lagi make cerita Mundinglaya Di Kusumah buat Tugas Akhir gw nih.
#15 oke ntar saya terusin 🙂
Yth Bapak-bapak/Ibu-ibu/Sdr/i
Tolong dong! kalo ada acara pertemuan yang berhubungan dengan buku-buku sejarah sunda kami di kabari. Terima kasih
Wah, ceritanya tampak seru neh!! Sebelumnya ga pernah dgr neh… maklum bkn org Bandung. Lanjutin dunks!!Pliss…
Rakeyan Mundinglaya / Siliwangi I Tokoh / Pelaku sajarah pwerundingan politik srg pihak Portugis ( Alphonso De Albuquerque & Vasco Da Gama ) perkawis Hubungan biletral & Kedaolatan Malaka , Netepkeun Potugis di Hujung Galuh ngadamel konsulat dagang ( Timor Leste ayeuna )
Tokoh Sejarah nu ngadegkeun Banten Surosowan
Kalilieur, susah neangan nu benerna mah.
Loba teuing “missing link” na.
sampurasuun,
maaf ikut meramaikan milis, saya arul, sedang sama dengan yang lain yang ingin tahu lebih dalam tentang cerita cerita yang sering di dengar semasa kecil, saya pernah membaca satu buku tentang tokoh-tokoh sastra dan sejarah sunda, apabila ada yang ingin tahu tentang kabayan, mundinglayadikusumah, ada di dalam buku ini walaupun hanya berupa rangkuman cerita, bukunya karya kang Ajip Rosidi berjudul ” Manusia Sunda – sebuah esai tentang tokoh-tokoh sejarah dan sastra.” semoga bisa membantu.
GALILAH TERUS MESKIPUN ITU KATANYA MITOS/LEGENDA/APAPUN…….YANG PASTI KENALILAH JATI DIRI KITA. JATIDIRI URANG SUNDA.
mo tanya neh… kerajaan muara beresnya di mana? apa yang di cibinong? klo yang sejarah sura wisesa itu muara beresnya di cibinong.
Dengan hormat,
Saya baru reka2 siapa keluarga besar kami, dan sayang karena dulu tidak sempat terpikirkan menanyakan ke bapak saya sebelum meninggal (1993); mengapa dan asal muasal keluarga kami mencantumkan nama : di Kusumah pada semua keturunannya ( anak dan cucu ).
Kami perlu mendudukkan latar belakang keluarga kami memakai di Kusumah dan dapat menjelaskan kepada anak dan cucu kami nanti.
Kami terus mencari dan mencari, sebab anehnya bapak kami juga tidak meninggalkan apa2 tentang dirinya maupun latar belakangnya (seolah muncul tiba2). Ini kenyataan dan kami sadari setelah mamih saya meninggal ( 2004) dalam dokumen yang disimpan tidak ada catatan/ berkas tentang bapak kami.
Terimakasih
Simkuring bade babalagonjrangan hayang neangan tata pamarentahan Prabu Siliwangi nb karajaan Sunda nu sakitu berjayana, sejak abad ka 4 s.d. ka 15 an. Sistem pemerintahan naon nu dianut waktu jaman Budha, Hindu tug dugi ka Islam. Sakinten ari ti jaman Sultab Agung sareng pamarentahan VOC mah tos sami uninga. Sakadar contoh bangsa2 Portugis, Belanda, Perancis ngabejer beasken dugi ka saketruk saalit-alitna jaman pamarentahan Aceh ti samemeh Sultan Teuku Iskandar Muda Johan Pahlawan. Dicuplik dari tulisan orang2 asing kumaha menegakkan pemerintahan yang otokratis dengan cara membunuh “orang kaya” yang bakal berhianat kepada pemerintahan dll. (Baca Riwayat Aceh). Sareng sajarah Islam nu sakitu lengkapna margina seueur tukang akhli hadis ibarat wartawan canggih cek jaman ayeuna mah. Mangga diantos pisan saweranana.
ass, kanggo dulur ti galuh….
nepang keun abdi ti Panajalu
hatur nuhun parantos ngalestarikeun sajarah2 sunda
hatur nuhun
Sebagai tambahan referensi tentang karuhun urang sunda dapat dilihat di webblog saya mudah2an ada manfaat dsan saling berbagi informasi.
webblog saya:
http://cechgentong.multiply.com/
bener G’ sih istri kedua nya prabu mundinglaya dikusumah namanya dewi mutiara
kagak ngaRTI nie ama crITA C LeUnGlIIIII….
salam kenal teh mira, saya mahasiswa Desain komunikasi Visual dengan spesificasi animasi….setelah membaca ceritanya…..kepikiran bwat menjadikan prabu mundinglaya sebagai bahan pertimbangan untuk tugas akhir….dikarenakan saya berada di institusi seni…yang menggunakan hak atas nama parabu mundinglaya dan dewi asri yakni sekolah tinggi seni indonesai…..setelah mandapat tambahan bahan-bahan sumber cerita saya akan mulai mencari source berupa gambar…….yg saya tanyakan …apa mba mira ada link untuk search engine bwt source gambarnya….?????
Wow, asyik juga ceritanya…
Teh, apakah ada hubungannya antara mitos/sejarah dengan kondisi terkini?
fyi, kami baru saja pindah ke daerah muara beres (cibinong), sepertinya memang ada sesuatu di daerah ini.. bekas-bekas kejayaan kerajaan dan suasana mistis pada malam-malam tertentu masih terasa…
Kami sedang meneliti/belajar tentang sejarah, khususnya kerajaan-kerajaan di daerah sunda.. dan mungkin ada hubungannya dengan kerajaan2 jawa.
kami juga sedang meneliti dan mencari tahu keberadaan raja-raja tersebut saat ini.. mereka ada dimana dan menjadi siapa?? maaf agak sedikit berkhayal.. barangkali ada manfaatnya untuk kita semua..
Kalo ada waktu silahkan mampir deh ke daerah muara beres..
Wassalam,
gege (radenditho@gmail.com)
penasaran nech……… saya dari jakarta dan kebetulan asli jawa timur……
saya tertarik dengan babad tatar sunda, ada yang bisa informasikan ke saya? balung tunggal itu siapa? kok ada yang bilang dari wilayah sumedang? sementara ada yg bilang dari wilayah sukabumi, mana yang benar?
ada yang bisa bantu?
salam
Mundinglaya vs Guriang Tujuh berarti Nusantara vs negara-negara G7. Ini adalah siloka yang nantinya menjadi kenyataan. Memang pertama kali Mundinglaya kalah melawan G7 titisan Togog. Tetapi setelah munculnya Semar yang bisa “mencolo putro mencolo putri” (putri ini dilambangkan dengan Dewi Sari Pohaci yang punya pusaka selendang Bodas, Koneng, Beureum, Hejo, Hideung di Bumi Langit), maka G7 akan dikalahkan oleh Nusantara. Togog hanya bisa menelan 15% kekayaan Ibu Pertiwi dan Ibu Bahari, (alias Bumi), tetapi Semar bisa menelan 85% kekayaan bumi. Jadi, kalau Semar sudah muncul, hanya dengan 20% kekayaannya sudah bisa mengalahkan veto yang sekarang dipegang G5 (USA, Inggeris, Perancis, China, dan Rusia) + Jepang + Canada. Tambahan 1 Guriang lagi jadi G8 (yaitu Jerman) juga tidak bisa mengalahkan Nusantara.
Sekarang keadaan Bumi sedang gonjang-ganjing, sedang dalam “kristal” (krisis total), baik dari sisi material maupun spiritual. Manusia lebih mementingkan keindahan material (estetika) sehingga keindahan spiritual atau keindahan batin (etika) semakin ditinggalkan. Manusia jadi bermata satu alias mempromosikan sistem Dajjal sehingga mengejar-ngejar segala sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan. Banyak idola (berhala) yang dibuat sendiri, disembah-sembah sendiri, dan akhirnya dihancurkan sendiri, lalu membuat berhala-berhala yang lain.
Manusia sekarang senang mencari ke luar dirinya sendiri (Jabaning Langit) sehingga tersesat. Mengapa tidak mencari ke dalam (kliwon = “gali awon” atau mencari kejelekan diri sendiri)? Padahal jagad di dalam diri sendiri lebih luas dari 7 lapis alam semesta. Padahal semakin mencari lebih dalam, urat nadi sendiri akan semakin jauh. Kalau mencari ke luar, yang akan didapatkan adalah “ego” titisan buah khuldi, ingin menjadi Ilah (Aing) yang berkuasa. Mengapa tidak mempertanyakan Na-kula dan Sahadewa (saha-dewek) si satria Sakembaran, Permadi, Bima Dewa-ruci, dan Sami-aji?
Di dunia pewayangan, Semar akan muncul dalam situasi yang sangat gawat (“goro-goro”). Semar adalah tokoh pembawa Layang Kalimusada untuk diserahkan kepada Pandawa (Satria Piningit) yang punya sifat “kena lara ora kena pati”. Pusaka “Nur Allah dan Nur Muhammad” tidak akan bisa dikalahkan. Martabat Nasut dari Allah dan martabat Lahut dari Manusia (Semar si Dewa Kemanusiaan dan Kresna si Manusia Kedewaan) akan mengalahkan pusaka-pusaka Idajil.
Mudah-mudahan ada manfaatnya.
bagus tuh..kita yg dari wetan nambah pengetahuan sejarah tapi lanjutannya gimana ya..
bos,ada nggax bukunya tentang kerajaan panjalu……???
law ada di mna ku bisa dapat tu buku……???
bos,lw bsa artikelnya kurang seru emz……..
jd kurang menitik beratkan suatu masalah ……….
tambahin lagi ath……….
Salam Kebal Pak
Ass Wr Wb….
saya tertarik sekali dengan cerita Prabu Mundinglaya Dikusumah atau Rd. Surawisesa, karena konon masih ada keterkaitan dengan silsilah keluarga, tapi bagaimana awal-awalnya saya tidak tahunkarena Ayah saya tidak sempat menceritakan tentang riwayat leluhur kami, barangkali saja bapak mempunyai kisah tentang Sang Prabu sedikit kumplit, perlu bpk ketahui kami berasal dari trah garut (cibodas).
maaf maksudnya salam kenal……., yang atas salah ketik
Bagus cara menuturkan cerita-nya, bagus pula blognya. Salut.
salam kenal,
ketemu blog ini krn kata kunci mundinglaya,
kangen kepingin baca lagi, di mana ya bisa cari bukunya,
kalo nggak salah dulu yg kubaca karangannya Ayip Rosidi
munding sangkala wisesa siapa ya? ada nggak tokoh ini? atau mungkin di cerita lain lagi?
Salam, Teh Mira… Saya mencari lantunan tembang nyi bungsu Rarang ketika memanggil si Leungli. Alhamdulillaah ketemu disini. Kalau file MP3nya kok sulit ditemukan ya? Saya berniat menggunakan dongeng si leungli untuk pementasan drama siswa saya. Haturnuhun pisan
wah teteh, terus terang saja tembang aslinya saya belum pernah dengar malah, yang suka nembang itu ibu saya waktu saya kecil, tapi sampai sekarang saya ingat syair dan nadanya. Kumaha lamun saya wae nu nembang teh? hehehehe
euh lepat deui baris terakhir, kedahna talam emas sanes nampan emas
leungli leungli leungli sabuluh buluh gading gadingna sumerah tikukur diadu semplak gadona dipulungan ku sikica sikica gede…anuna lupa lagi
Maaf sahabatku yg arif, sy btuh refensi cerita sang hyang boros ngora,mohon pencerahannya..
Haturnuhun nu disuhun.
Terimakasih
Maaf sahabatku yg arif dan bijak, sy btuh refensi cerita sang hyang boros ngora,mohon pencerahannya..
Haturnuhun nu disuhun.
Terimakasih